Happy reading, semoga suka.
Ebook lengkap sudah tersedia di Karyakarsa. Yang mau beli PDF, bisa via WA 0896 0127 0478
Luv,
Carmen
_____________________________________________________________________________
Sheikh Galib al-Balawi adalah seorang pejuang yang terlatih. Tapi semenjak ayahnya meninggal, Galib menyadari bahwa yang ia inginkan adalah melihat sukunya hidup dalam damai. Dan saat ini kerajaannya diperintah oleh seorang pemimpin kejam yang tamak, yang membuat Galib merasa keputusannya sudah benar. Ia membawa seluruh sukunya untuk menjadi suku pengelana dan tinggal di Gurun Dabbaqh, yang berada di luar kekuasaan Sultan Ayyub al-Walid, sebuah gurun luas di mana ada puluhan suku pengelana yang menjadikan tempat ini sebagai rumah mereka.
Ia bersama ratusan orang dari sukunya hidup damai di gurun ini. Mereka bertahan hidup dari berdagang. Menjual kurma, buah aprikot dan henna yang tumbuh di oasis subur yang menjadi pusat perkemahan mereka. Mereka juga beternak unta. Dan para wanita menitip hasil kerajinan tangan mereka untuk dijual ke kota. Hidup mereka sederhana, tapi aman dan damai, tanpa konflik.
Karavan mereka baru saja kembali setelah perjalanan sukses mereka ke pesisir untuk menjual hasil dagangan mereka. Dan kembali ke perkemahan dengan membawa bahan-bahan makanan serta bahan-bahan menenun dari kota. Semua berjalan lancar seperti biasa. Pagi ini, setelah beristirahat di oasis terdekat, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Tak lama setelahnya, mereka menemukan sesosok tubuh yang tergeletak di tengah gurun. Galib menyadari bahwa pria itu adalah pria asing dari barat. Dan jelas kalau dia meninggal karena kehausan. Matanya menatap jejak yang ditinggalkan di pasir dan mencoba menebak apa yang dilakukan oleh pria itu di sini? Hanya orang tolol yang berani menjelajah gurun ini tanpa mengetahui medannya.
Tak mungkin meninggalkan mayat itu begitu saja, Galib memerintahkan orang-orangnya untuk mengubur mayat tersebut sebelum kemudian melanjutkan perjalanan. Kira-kira tengah hari, salah seorang dari antara mereka kembali berteriak.
"Hei, lihat! Ada seseorang di sini!"
Galib kembali turun dari punggung unta dan berjalan mendekat. Kali ini ternyata adalah seorang wanita asing, yang sepertinya juga meninggal seperti pria tadi. Apakah mereka memiliki kaitan? Suami istrikah? Galib kemudian memeriksa denyut nadi wanita itu di sisi lehernya, hanya untuk memastikan dan terkejut saat ia menemukan denyut di sana. Pelan dan kecil, tapi wanita itu masih hidup.
"Dia masih hidup, tapi mungkin saja tidak akan bisa bertahan lama. Wanita ini sangat sakit. Kurasa dia bukan saja kehausan, tapi tubuhnya menderita demam tinggi."
Wanita asing itu masih sangat muda, mungkin baru berusia 18 tahun. Dia cantik dan eksotis, dengan rambut pirang dan kulit putih yang mulus, begitu berbeda dari wanita-wanita yang ada di sukunya. Bibirnya yang penuh tampak kering dan pecah. Galib dengan cepat mengangkat kepala wanita itu dan meneteskan air ke bibirnya, mengelus leher wanita itu untuk membantunya minum.
"Bertahanlah," ujarnya dalam bahasa ibunya. Ia yakin wanita itu berasal dari tempat yang sama dengan ibunya.
"Apa dia bisa bertahan, Sheikh?"
Galib meraba dahi wanita itu. Demamnya sangat tinggi. Ia sadar kalau ia ingin menyelamatkan wanita ini, mereka harus lebih cepat. Galib lalu bergegas, membopong wanita itu bersamanya dan naik kembali ke punggung untanya. "Kita harus cepat kembali ke oasis tadi dan lihat apakah kita masih sempat menurunkan demamnya dan membawa wanita itu kembali dari gerbang ajal."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sheikh's Virgin Lover - Kekasih Sang Sheikh
RomanceBlurb: Demi menyingkirkan pesaing putrinya, Paman Maribel rela menjual dan menikahkan keponakannya itu ke kerajaan yang jauh. Tapi Maribel yang menolak dinikahkan dengan sang sultan, akhirnya kabur ke gurun. Di sana, nyaris mati karena demam dan keh...