Bab 4

1.2K 238 8
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa.

Rate: Romance Adult

Rate: Romance Adult

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_________________________________________________________________________

Maribel bermimpi tentang masa lalu. Di dalam mimpinya, ia samar melihat ibunya sedang memandikannya dan menyisir rambutnya. Ia sempat berpikir bahwa aneh ibunya ada di sini bersamanya tapi seperti mimpi-mimpi pada umumnya, bahkan hal teraneh sekalipun akan terasa masuk akal di dalam mimpi.

Tapi ketika ia membuka mata, ia melihat seorang pria asing sedang menatapnya. Pria itu tidak seperti pria-pria yang pernah dilihatnya, mungkin berusia sekitar pertengahan tiga puluhan, dengan mata dan rambut hitam kelam dan wajah yang menampilkan aura wibawa. Sekali pandang saja, ia tahu pria itu sangat tampan, tapi Maribel terlalu takut untuk sempat mengagumi pria itu lebih lama. Ia mencoba bergerak dan beringsut menjauh, berusaha membuat jarak dengan pria yang tengah menunduk dan menatapnya itu, tapi sayangnya, Maribel terlalu lemah.

"Si... Siapa kau?" tanya Maribel. Lalu menyadari bahwa ia sudah tidak mengenakan pakaiannya lagi tapi semacam jubah aneh. "Aku... Di mana aku? Kenapa aku ada di sini?"

Terakhir kali Maribel ingat, ia jatuh di padang pasir yang panas itu, bersiap untuk mati. Apakah ia mati? Apakah ini dunia setelah kematian? Atau ia tidak mati? Secara ajaib ia selamat? Atau... Matanya kembali menelusuri pria asing itu... Atau pria itu yang telah menyelamatkannya?

"Kau... kau yang menyelamatkanku?"

"Bicara pelan-pelan saja, kau baru sadarkan diri, Nona."

Maribel lebih terkejut lagi, pria itu bisa berbicara dalam bahasanya?

"Kau... kau bisa berbicara dalam bahasaku? Kau... orang Inggris?" Tapi pria itu tidak mirip dengan pria Inggris.

Maribel melihat pria itu mengangguk. Lalu dia tersenyum dan itu melembutkan wajah kerasnya yang tampan itu. "Benar, aku bisa. Ibuku... ibuku berasal dari tempatmu."

Apa yang dilakukan ibu pria itu di tempat asing dan jauh seperti ini? Tiba-tiba rasa takut mencengkeramnya halus. Apa ibu pria itu juga seperti dirinya, dipaksa dan dibawa untuk dijual ke sini? Apa pria itu seperti sultan yang bermaksud menikahinya? Maribel mendengar kalau pria-pria dari tanah ini selalu memiliki istri yang sangat banyak, selir-selir yang tinggal di satu tempat dan melayani pria yang sama. Menjijikkan! Apa pria ini juga salah satunya?

"Siapa namamu?"

Ia terkejut ketika mendengar pria itu kembali berbicara. Kali ini Maribel menatap pria itu lebih waspada. Ia berpikir sejenak sebelum menjawab. "Mi... Maribel."

"Maribel... nama yang unik, indah."

Maribel langsung menegang.

"Dan apa yang dilakukan seorang wanita muda sepertimu di sini?"

Maribel mempertimbangkan sejenak sebelum menjawab dengan pertanyaan lainnya. "Ini di mana? Qhardat?"

Pria itu menggeleng. "Ini Padang Gurun Dabbaqh."

"Jadi ini bukan Qhardat?"

Pria itu kembali menggeleng. "Kerajaan Qhardat tidak memiliki wewenang di padang pasir ini, tempat ini merupakan tempat tinggal para suku kelana dari segala penjuru negeri-negeri yang berada di sekitar gurun."

Maribel tidak tahu apakah ia harus lega atau...

"Ada apa? Kau ingin pergi ke Qhardat?"

Maribel langsung menggeleng. "Oh bukan, bukan..."

"Lalu? Mengapa kau bisa ada di gurun?"

"Aku... aku tersesat," jawab Maribel, tak sepenuhnya berdusta.

"Kau bersama seseorang?"

Ia langsung menatap pria itu curiga.

"Kami menemukan seorang pria lain, tapi dia sudah meninggal."

Ia tidak tahu apakah pria itu melihat rasa lega yang terpancar dari wajahnya. Ia cepat-cepat menjawab. "Oh? Tapi tidak... Aku tidak kenal. Aku tidak bersama siapapun."

"Begitu."

Maribel mengangguk.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."

"A... apa?"

"Kau terlihat sangat tegang, Maribel."

Tanpa sadar, Maribel menggigit bibirnya. "Maaf. Aku... aku bahkan belum berterima kasih. Kau sudah menyelamatkanku."

"Aku senang kau bertahan hidup. Kau ingin makan sesuatu?"

Maribel baru sadar bahwa ia lapar sekali. Pria itu lalu kembali dengan membawa sup panas. Dia memberitahukan Maribel namanya. Galib al-Balawi, pemimpin dari suku pengelana Balawwiyah. Pria itu juga mengakui bahwa dia yang mengganti pakaian Maribel dan memakaikannya jubah aneh ini, tapi pria itu bersumpah bahwa dia melakukannya untuk menyelamatkan Maribel. Ia demam tinggi dan hampir mati. Pria itu tampak baik, tidak seperti orang jahat tapi Maribel baru mengenalnya. Ia tidak tahu apa-apa tentang pria bernama Galib ini, jadi lebih baik ia waspada. Ia sebenarnya ingin bertanya lebih banyak lagi, tapi setelah makan, Maribel terlalu lelah bahkan untuk berbicara. Ia merasa begitu mengantuk. Kelopaknya berat. Ia tertidur hampir pada saat itu juga.

The Sheikh's Virgin Lover - Kekasih Sang SheikhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang