Kamu kenapa sih?

4 0 0
                                    

Air matamu asin dan lukamu basah. Aku melihatmu merintih perih sambil terus meneteskan air mata di atas luka. "Duh dasar ngeyel, di matamu itu laut lepas!" Aku mulai mengoceh. "Tapi di lukaku ada matahari terbenam. Gimana dong?"

Bulan lalu juga begitu, kau pulang bersimbah darah karna tertikam oleh bilah belati para bajingan. Tapi kau hanya cengengesan sambil  menggaruk kepalamu yang kosong dan berkata "maaf aku yang ceroboh."  Duh dasar gila.

Aku tidak tahu sejak kapan otakmu menjadi tidak tepat sasaran. Mungkinkah saraf-sarafmu kusut bertukar jalur satu sama lain, atau darahmu macet tetambat di suatu titik dan menyumbat segalanya.
"Darahku danau beku, kau senang berseluncur di sana kan!"
"Tapi engkelmu kan patah berkali-kali!"

ode yang terapkirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang