𝑈𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑑𝑎

946 95 2
                                    

Suara peluit guru olahraga terdengar melengking di lapangan pagi itu. Siswa ke kelas 12 A langsung berlari keliling lapangan seiring dengan. Tiupan peluit itu.

Hari ini adalah pelajaran olahraga. Para siswa diminta berkeliling lapangan dua kali sebagai pemanasan.

Keringat mulai muncul di kening mereka. Matahari pagi itu juga seakan ikut andil dalam pelajaran kali ini.

"AYO! SEMANGAT! SEMANGAT! BAKAR JIWA MUDA KALIANN!" teriak guru olahraga yang kini menyeruput es teh kantin di bawah pohon.

Satu persatu siswa selesai melakukan pemanasan. Mereka langsung selonjor di pinggir lapangan. Napas mereka tersengal.

"GILA! INI MAH PENYIKSAAN BUKAN PEMANASAN"

"Aaaaaa skincare gue luntur!!"

"Kaki gue mati rasa ...."

"Ck! Ingpo tukang pijet!!"

"Su asu asu asuu!"

"YANG MISUH-MISUH, LARI SEPULUH PUTARAN!"

Para siswa yang semula berisik kini terdiam. Mereka kompak tersenyum lebar lalu menggeleng cepat.

Saga duduk di bawah pohon sambil menggerakkan kerah seragamnya, untuk mengipasi tubuhnya. Tangannya terangkat mengusap keringat yang membasahi keningnya. Sesaat pandangan cowok itu beralih ke arah Aghata yang kini masih berada di lapangan.

Dari sekian banyak siswa, hanya cewek itu yang berlari lambat. Bahkan ketika semuanya sudah di pinggir, cewek itu masih berada di lapangan.

"Lari apa ngesot neng? Lama amat!" ucap Saga ketika Aghata sampai di pinggir lapangan.

Cewek itu mendelik. Dia ikut duduk di bawah pohon tanpa menghiraukan Saga yang kini menertawainya.

"Lo nggak ada sopan-sopannya ke gue. Gue udah nolongin lo loh kemarin, kalo lo lupa."

"Gue pengen bersikap baik ke lo. Tapi ngeliat muka lo aja udah kesel gue," ucap Aghata sambil mengipasi lehernya dengan tangan.

"Nggak tau terima kasih bener lo ya!"

"Kan udah kemarin!" ucap Aghata. Cewek itu tertegun melihat bekas luka di sudut bibir Saga, pun dengan lebam di kening cowok itu.

"Mukanya kenapa? Tawuran ya?" tebaknya. Sangat klise bagi seorang cowok jika tawuran dan berbuat rusuh di jalan.

"Ck, gue bukan geng motor."

"Lah, terus? Kok luka mukanya?"

"Kepo lo."

"Diperhatiin ga mau."

Saga berdecak sebal. Pertanyaan seperti itu sangat sensitif baginya. Saga terdiam beberapa saat sampai akhirnya dia teringat sesuatu. Cowok itu pun mengeluarkan foto Aksa yang terjatuh di meja mereka beberapa hari yang lalu. Dia sengaja membawanya agar tidak lupa lagi memberikan benda itu pada Aghata.

"Nih, punya lo kan?" tanyanya. Aghata membulatkan mata ketika melihat foto Aksa di tangan Saga.

"Lo nyolong dimana? Pantesan gue cari nggak ada! Ternyata lo ya!"

"Jangan salah paham. Tuh foto jatuh ke lantai, kalo gue nggak ambil terus disapu yang piket gimana? Harusnya lo terima kasih ke gue!"

Aghata mengusap permukaan foto itu, seakan foto itu begitu berharga baginya. Cewek itu juga terlihat senang menatap foto di tangannya itu.

"Siapa sih tuh? Pacar lo ya?"

Aghata melirik Saga lalu mengangguk kecil, "Iya, kenapa? Ganteng ya pacar gue?"

Welcome Home, Saga! [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang