𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢 𝑗𝑎𝑢ℎ

1K 112 5
                                    


Halooo Saiya kembali lagi..... Sebelum membaca jangan lupa vote yaa hehe ;) ditunggu juga komentar nyaaa...
Have fun dan selamat membacaa😆😆😆




Saga memasukkan motornya ke dalam garasi. Dia menoleh menatap mobil ayah yang juga terparkir di garasi. Tumben sekali ayahnya itu tidak pulang malam.

Cowok itu berjalan pelan menuju depan rumah. Saga terdiam ketika melihat sepasang high heels merah muda di samping sepatu hitam milik sang ayah.

Dia memejamkan mata sejenak sambil menghembuskan napas perlahan sebelum membuka pintu rumah.

Cowok itu terdiam di ambang pintu menatap seorang wanita bertubuh seksi dengan pakaian minim duduk di atas sofa mereka bak seorang tuan rumah.

Tangan wanita itu menggenggam secangkir minuman berwarna merah pekat yang memabukkan. Rambut dan riasan wanita itu berantakan, dia juga mengangkat kakinya ke atas meja.

Wanita itu tersenyum kecil ketika melihat Saga, dia bangkit dari sofa dan menghampiri cowok berseragam sekolah itu.

"Kamu Saga kan? Wah kamu udah gede aja ya? Nggak kerasa, padahal dulu kamu masih kecil banget loh," tangan wanita itu terangkat menepuk pundak Saga, namun cowok itu menepisnya dengan kasar. Aroma parfum yang memuakkan memenuhi indra penciumannya.

"Kamu mirip banget sama ayah kamu, Tante yakin, kalo udah besar nanti, kamu ganteng kayak ayah kamu."

"Keluar."

Si wanita tertegun mendengar ucapan Saga. Walaupun begitu dia tetap memperlihatkan senyuman terbaiknya di depan putra dari bosnya itu.

"KELUAR DARI RUMAH GUE!" teriak Saga. Matanya menatap tajam ke arah sekertaris ayah. Ya. Wanita ini yang selalu disebut-sebut ayah dan bunda di setiap pertengkaran mereka dulu.

Wanita ini juga yang menjadi alasan sang ayah pulang larut malam setiap harinya.

"Jangan macam-macam dengan saya Saga. Saya adalah ratu di rumah ini."

Saga tersenyum kecil, "Gue nggak pernah ragu buat mukul lo."

"Ah masa?"

Plak

Satu tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri wanita itu. Rasa perih menjalar cepat di wajahnya. Dia menatap tak percaya ke arah Saga.

"SAGA!"

Saga menoleh, belum sempat dia mengelak, Ayah sudah lebih dulu memukul pipi putranya. Saga langsung tersungkur ke lantai. Cowok itu mengusap sudut bibirnya yang kini mengeluarkan darah.

"Mas! Untung kamu dateng, anak kamu ini nampar aku ... Dia juga usir-usir aku dari rumah ini," adu si wanita sambil bergelayut manja di lengan Ayah.

Mendengar penuturan wanita itu, emosi Ayah semakin meluap-luap. Dia juga tidak segan menendang kepala putranya itu.

"SIAPA KAMU, HA? BERANI SEKALI KAMU NGUSIR DIA!"

"Harusnya ayah ngomong gitu ke dia! Gara-gara wanita jalang ini, keluarga kita hancur! Gara-gara dia, bunda pergi ninggalin kita!"

Ayah menunduk lalu tertawa kecil, matanya menatap tajam ke arah sang putra.

"Gara-gara wanita ini? Kamu yang salah Saga. Saya hancur gara-gara kamu! Nyadar! Andai kamu nggak lahir ke dunia, saya dan Bunda kamu masih bisa mengejar impian kami! Kamu itu cuma anak haram! Saya terpaksa nikah sama Bunda kamu, ya gara-gara kamu! Kamu yang hancurin masa muda kami. Andai Bunda kamu mau gugurin kamu, hidup kami nggak bakal kayak gini!"

Welcome Home, Saga! [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang