"nyesel gak,"

4.5K 365 10
                                    

"maaf biar saya bernafas dulu"ucap dokter yang memeriksa Lian.

Setelah di beri waktu 30 detik dokter muda itu pun memulai memberitahukan keadaan Lian pada keluarga Mahendra.

"Jadi begini Tuan jantung pasien tak bisa menerima kejutan mendadak, jadi saat ada yang mengagetkan Pasian itu akan membuat jantung berdegup kencang dan ja-"kata dokter itu terputus karena perkataan Anton.

"Apa maksud mu dokter kau terlalu berbelit-belit mejelaskan keadaan adik ku Tinggal katakan adik ku baik baik saja atau tidak,tapi kau malah mejelaskan yang tidak perlu di jelaskan."Anton cukup kesal karena ia sudah sangat kawatir dengan keadaan Lian,ia masih terbayang saat Anton menggendong Lian dengan wajah pucat adiknya.

"Maaf kan saya tuan jadi singkatnya Pasian sudah baik baik saja tapi harap di jaga betul jantung baru Pasian ada beberapa hal yang tak bisa pasien lakukan dengan jantung sekarang, pasien tidak boleh terlalu kelelahan dan tetep menjaga detak jantung tetep stabil." Jelas dokter memperingati keluarga Mahendra.(ngarang jadi jangan di seriusin,-autor)

"Baiklah, apakah sekarang kami boleh menjenguk cucu ku."tanya oma

"Boleh setelah pasien dipindahkan ke ruang rawat biasa."

"VVIP "dokter yang mendapatkan perintah Damian haya mengangguk mengerti.

Skip

Sekarang keluarga Mahendra kini tengah menunggu Lian sadar,terlihat sekali suasana sunyi yang menyelimuti keluarga besar yang di rumorkan akan kesuksesan di dalam dunia bisnis.

Sang mommy yang tengah duduk di sisi kanan menggenggam tangan mungil Lian yang terlepas selang infus.

"Eungh"

Semua orang yang mendengar lenguhan, segera mengerubungi berangkat rumah sakit yang terdapat Lian yang kini tengah menfokuskan pandang kedua matanya.

Lian menengok ke sebelah kiri terdapat Aska yang tengah tersenyum ganteng dan menatap Lian lembut,Lian berpindah menengok ke sebelah kanannya terdapat mommy nya yang tersenyum dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Mommy."pangil Lian dengan suara lemah hampir tak terdengar.

"Yah sayang kau butuh apa hmm."-mommy

Lian hanya menggeleng ia bingung dengan situasi sunyi ini,sang Oma yang paham apa yang di butuhkan sang cucuk segera mengambil air putih yang tersedia di atas meja dan sedikit mengangkat kepala Lian supaya mudah untuk meminum air.

Mommy hanya bisa menatap sendu ia tak tahu apa yang di inginkan anaknya,sifat Lian yang selalu diam jika suasana Napak tak mengenakan kadang membuat ia kawatir.

Setelah tenggorokan Lian lega dan nyaman,Oma segera membaringkan lagi Lian ke tempat tidurnya.

Semua orang sedang melihat Lian yang selalu melamun terperangkap di dalam dunianya sendiri hanya bisa menghela nafas sabar mungkin Lian masih membutuhkan waktu sendiri.

Oma,opa ,Damian,Aska,dan Anton mulai kembali duduk di sofa di ruangan itu,sang mommy yang masih duduk di sisi ranjang Lian menatap sendu ke arah sang anak.

"Mom Lian mau pulang."Lian berucap lirih namun karena ruangan itu sunyi suara Lian dapat terdengar oleh mereka.

"Tapi sayang,Lian baru bangun masak langsung pulang?"ucap lembut mommy.

"Lian tak suka rumah sakit mommy, "

"Kau butuh istirahat Lian,menurut lah ini demi kebaikan mu."ucap tegas Damian.

Seketika Lian langsung memeluk selimut dengan kencang,Lian menggenggam selimut rumah sakit itu dengan gemetaran,tingkah Lian tak luput dari perhatian mereka,seketika semua menatap tajam Damian.

"Kekuatan Sang Figuran" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang