Makan malam telah di mulai, keluarga Mahendra tengah makan dengan senyap namun hangat,tak terkecuali papa lion dan anak kembarnya menambah kesan ramai di meja yang biasanya sepi dan hambar.
Semua orang dengan hati yang bahagia seperti sudah menantikan momen momen ini sejak lama, kecuali ana dengan wajah biasa saja namun hati yang mengelap.
Jangan lupa Si Kecil yang tengah Lahap memakan makanan yang di suapi oleh sang Deddy menambah jenkel di hati ana yang seharusnya menjadi sorotan sekarang tak lebih dari npc latar belakan.
Orang orang yang Melihat keharmonisan ayah dan anak itu cemberut, mereka juga ingin menyuapi bayi kecil mereka,tapi hati mereka juga menghangat melihat tatapan Damian yang biasanya dingin kini menghangat.
.........🐧
Makan malam telah selesai kini semua orang tengah asik bercanda gurau menjahili Lian yang tengah ngambek karena tak di boleh kan sekolah.
"Bayi sekolah tu gak enak tugas yang bikin kepala panas, trus punya temen yang cerewetnya bikin sakit kepala mending di rumah rebahan terus main game,gak usah mikirin tugas."semua orang membenarkan ucapan Aska,bahwa Lian kecil mereka tak perlu sekolah,toh keluarga Mahendra sekolah hanya Formalitas semata,karena keluarga Mahendra sejak dini sudah di didik keras oleh opa kecuali Lian yang memang di istimewakan.
"Benar kata Aska dek,adek nya Abang kan dah pintar jadi gak usah sekolah,kita main aja sama tuan piyo piyo dah lama Lo gak main sama Abang."ucap Arya di setujui Aidan.
"Yah salah siapa Abang sibuk,aku kan cuma main sama Deddy sama mommy,Abang rara juga gak pernah main Sama Lian,apa lagi bang nio sibuk terus,Lian ngambek Lian cumak sayang sama Deddy sama mommy aja."sentak Lian.
"Kok Abang juga ikut di seret sih dek kan Abang kerja buat Beli susu kesukaan adek."ucap Anton memelas ia tak mau kena amuk adek bayinya.
"Ehm Deddy bisa beli susu buat Lian jadi kenapa Abang nio juga kerja."
"Abang -"
"Sudah sudah Lian kan Abang kerja juga buat beli mainan Lian jadi gak papa Abang kerja kan."ucap mommy memotong perkataan Anton.
"Iya deh mommy,tapi Lian boleh sekolah kan."tanya Lian penuh harapan.
"No sayang masak Lian juga sekolah nanti mommy main sama siapa dong."ucap mommy pura pura sedih.
"Iya trus Deddy gak bisa main sama Lian lagi,kan kalok sekolah pasti sibuk mikirin tugas,jadi lupa waktu main."ucap Damian menabah drama sang istri,dan seperti berhasil, lihatlah muka Lian yang sedu.
Iya juga ya pasti nanti aku sibuk,dulu aja aku Sampek gak bisa main kaya orang lain karena sibuk belajar buat beasiswa,"~batin Lian.
[Anda ternya masih polos tuan.]batin sistem.
"Iya deh Lian gak sekolah biar bisa main sepuasnya."sahut Lian.
Yah bagai mana kami membiarkan bayi kecil ku sekolah dengan kesehatan yang lemah.-
Aku tak rela bila adek ku di pandang orang lain-
Syukurlah adek gua masih bisa di kibulin.-
Kekeek keponakan ku masih ngedot sok sokan sekolah.-
Dll
Lian memandang keluarga Mahendra aneh,kenapa dengan senyuman aneh Meraka.
"Tapi kalok lian gak sekolah berarti Lian orang bodoh kan Lian gak pernah sekolah."tiba tiba suara cempreng yang di lembut lembut tin membuat mereka yang tadi tersenyum kini berubah me datarkan wajah mereka.
"Engak kaya ana,ana kan sekolah jadi ana orang pintar,ana juga orang baik, banyak orang yang suka sama ana."ucap nya pede.
Lian menatap jijik ke ana yang terlihat Banga memuji dirinya sendiri ,semua pasang mata mengarah ke ana,dan dengan pedenya ana menganggap itu respon yang positif.
Liat kini mereka semua Meliaht ku,hanya aku yang pantas untuk mereka sayangi bukan anak penyakitan itu,dengan aku me jelek jelek kan anak ingusan itu pasti aku bisa merebut kasih sayang mereka dan harta mereka,hahhh.-batin ana.
Lian bergidik geli mendengar isi hati ana,bukan karena takut akan rencana ular keket itu namun karena pemikiran bodoh ana yang dapat merebut kasih sayang keluarga Mahendra dengan mudah.
"Lian gak mau bodoh Deddy~."rengek Lian menanggapi drama ana.
"Haya orang bodoh yang bilang Lian bodoh karena gak sekolah,Lian kan umur 10 tahun udah pernah belajar homeschooling jadi Lian gak bodoh."ucap mommy menimpali rengek Lian.
"Orang pintar tak pernah bilang dirinya pintar orang baik juga tak pernah bilang dirinya baik."ucap papa lion.
Semua orang menatap sengit ke ana dan para anak anak Mahendra menatap permusuhan ke ana,jika bukan karena deddy memiliki rencana untuk anak perempuan tak tahu diri itu mana Sudi mereka berbagai atap yang sama.
Sial dasar anak penyakitan itu liah tatapan mereka kini berubah,aku harus segera menyingkirkan anak itu dan mendapatkan harta Mahendra secepatnya dan aku tak akan di kekang oleh pasangan baji*g itu.-batin ana menahan amarah.
Kini semua orang pergi meninggalkan satu orang yang sedang menahan amarah dan pergi ke kamar masing masing.
Lian di gendong oleh sang deddy menuju kamar mereka,Lian tidur dengan orang tuanya semingu ini,mereka tak ini jauh jauh dari Lian ,dan mengaktivasi hal hal buruk ketika Lian sendiri.
_-_-_-_--_-_--_-_-_-_-_--_-_-_-_-_--_-_--_--_-_-
Yo yang typo di koreksi ya gak sempet di perbaiki kata kata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kekuatan Sang Figuran"
FantasyNaya pusing mau deskripsi gimana tapi intinya Seorang pemuda bernama anta yang belum pernah bahagia di kehidupan pertama bertransmisi eh salah bertransmigrasi ke adik protagonis pria di sebuah novel yang mana akan mati karena sang protagonis wanita...