Happy reading
Para murid-murid baru SMP Mutiara berdiri ditengah lapangan,matahari pagi ini memang tak muncul karena mendung.Untungnya langit mendung itu hanya menurunkan hujan gerimis,sehingga MOS dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Galeri berdiri di barisan kedua,di samping charly.Galeri sudah mendapatkan teman pertamanya,Charly yang mengajaknya berbicara.Menurut Galeri,Charly itu baik karena cara bicaranya ramah.
Kembali lagi pada MOS.Para senior yang memimpin kegiatan itu terlihat memanggil beberapa murid untuk maju dan mengambil potongan kertas yang sudah mereka siapkan di dalam sebuah ember kecil.Murid baru itu dipanggil acak,tidak sesuai barisan,ada dua senior yang berkeliling dan menarik beberapa murid untuk maju.
"ini kenapa ada yang pake jacket segala,mau gaya-gayaan kamu?"
Jantung Galeri rasanya berdetak dua kali lebih cepat.Ya,sialnya dialah yang kini menjadi pusat perhatian.Harusnya dia turuti saja perkataan Charly untuk melepaskan jacketnya sebelum berbaris ke lapangan,tapi ia ingat apa yang dikatakan Reon,kakaknya,untuk jangan melepaskan jacket itu karena sedang hujan,nanti dirinya bisa sakit mengingat daya tahan tubuhnya lemah.
"Kalau ditanya itu,dijawab." Ujar gadis yang memergoki Galeri.Anak itu hanya menggeleng dan menunduk,dibentak membuat keberaniannya jadi ciut.Charly tak tega pada teman barunya itu,dengan mengumpulkan segala keberanian ia menatap kakak kelasnya itu.
"Maaf kak.kata Galeri sama saya tadi,kakaknya mengingatkan dia untuk jangan melepaskan jacketnya karena sedang hujan,Galeri gampang sakit." Sebenarnya rasa takut itu tentu saja ia rasakan,tapi Charly memang tak tegaan orangnya.
"Saya tidak tanya sama kamu.Dia memangnya tidak punya mulut untuk menjawab." Sarkas gadis itu,Galeri makin menunduk.Ia rasanya ingin pulang saja,sampai saat beberapa detik dia mengangkat kepalanya kearah depan,ia melihat album yang melihat kearah lapangan.Saudara kembarnya itu melihat dari jauh,tapi ia sangat tahu bahwa itu album dan Galeri sangat tahu bahwa Album takkan suka melihatnya menjadi penakut seperti ini.Ya,benar.Dia harus berani,dia sudah besar.Menghela nafas pelan,Galeri mengangkat kepalanya menatap kakak kelas yang masih berdiri di sampingnya.
"Maaf kak,Gale nggak ngelepas jacketnya karena lagi hujan."Ujar Galeri,terdengar jelas bahwa suara anak laki-laki itu sedikit bergetar.
"Terus kamu pikir yang lain ga kehujanan haa?"
"Tapi kata kak Reon tidak apa-apa karena Galeri gampang sakit."
"Lepas jacket kamu dan maju ke depan sekarang!"
Galeri nampak ragu,ia memandang Charly tapi temannya itu hanya menggeleng tanda bahwa ia tak bisa membantu Galeri untuk yang satu ini.Galeri akhirnya memutuskan untuk segera melepas jacketnya dan memasukkannya ke dalam tas,lalu ia mengikuti kakak kelasnya itu ke depan dan ikut berbaris di samping murid murid lain yang sudah dipanggil lebih dulu.
Hujan gerimis itu masih turun.Baju seragam yang memang berlengan pendek itu membuat Galeri dapat merasakan air hujan yang turun terasa lebih dingin.Ia kedinginan,hingga membuat fokusnya kacau dan tak terlalu mendengar apa yang dikatakan oleh kakak kelas yang memimpin kegiatan MOS saat itu.
"Kamu denger saya atau tidak?"tanya anak yang lebih tua darinya,Galeri menatapnya heran,dia tak mendengarnya sama sekali karena terlalu fokus dengan dingin yang ia rasakan saat ini.
"Maaf kak"cicitnya pelan,kakak kelas itu menghela nafasnya berusaha sabar,"Ambil kertasnya kesini." Galeri mendekat kearah ember berisi kertas itu dan mengambil salah satu kertas kecil disana dan kembali ke tempatnya berdiri.
"Sekarang kalian buka kertasnya."Sesuai intruksi,Galeri dan murid-murid lainnya membuka kertas kecil yang di lipat asal itu.Galeri mengerutkan dahinya saat membaca isi kertas yang ia pegang.'squat jump 10 kali'.Ini buruk karena dirinya sama sekali tak baik dalam hal olahraga,tubuhnya tak bisa diajak bekerjasama dalam olahraga.
Galeri dapat melihat murid-murid lain melakukan apa yang mereka dapat dikertasnya secara bergantian.Sampai pada gilirannya.
"Jadi siapa namamu"
"Galeri bima sakti abraham,kak"
"Jadi apa yang kamu dapatkan?"
"Squat jump 10 kali"Ujar Galeri ragu,apa ia harus benar-benar melakukanya?ia sangat ragu ia bisa menyelesaikan hal tersebut.
"Lakukan"
Tapi tak mau membantah lagi,Galeri mulai dengan Squat jumpnya,satu kali ia masih biasa saja,hingga dua dan tiga...
Tidak,ia tidak jatuh atau semacamnya.Hanya saja ada seorang pria yang tiba tiba menghentikan gerakan Squat jumpnya.Pria yang Galeri lihat seusia dengan ayahnya.Jujur saja ia mengharapkan pria itu menghentikan apa yang ia lakukan karena bahkan di hitungan ke-tiga,anak itu sudah berkeringat.
"Ada apa pak?"tanya pemuda yang memimpin kegiatan MOS itu.Pria yang dipanggil pak itu nyatanya bernama Anggara,kepala sekolah di SMP Mutiara yang notabenenya adalah salah satu teman Andre,ayah Galeri.Ya,tak mungkin pria itu membiarkan putra bungsunya bersekolah tanpa persiapan apapunkan?.Andre menitipkan Galeri pada Anggara dan mengatakan apa hal yang harus diperhatikan dari putra bungsunya itu.Salah satunya adalah kegiatan fisik,karena jantung Galeri lemah.
"Begini Dimas,Galeri sama sekali tidak boleh capek karena masalah kesehatan."jelas Anggara pada pemimpin acara MOS yang disapa Anggara itu.Pemuda itu menggangguk.
"Kalau begitu Galeri kembali ke barisan saja"Ujar Dimas,tapi Anggara menggeleng.Melihat Galeri yang lemas,Anggara berniat membawa anak itu ke ruangannya saja dan menjelaskan sendiri tentang kegiatan di sekolah ini pada putra temannya itu.
"Galeri bapak bawa saja,kalian lanjutkan kegiatannya." Dimas mengangguk,membiarkan saja Galeri dibawa pergi kepala sekolahnya itu.Dari pada ia disalahkan bila terjadi sesuatu dengan anak itu.
"Apa tidak apa-apa kalau Gale duduk disini uncle?" Galeri mengenal Anggara,termasuk dekat bahkan karena ia sering bermain ke rumah Anggara.Bukan untuk menemui teman ayahnya,melainkan bermain bersama putri Anggara yang seusia dengannya,Lunar.Ia juga suka mengobrol dengan istri teman ayahnya itu.Kata tante Lastri,istri Anggara,Galeri mirip sekali dengan dave,putra mereka yang meninggal saat berusia 3 tahun.Lastri mengatakan bahwa mereka seumuran dan bahkan sempat bertemu saat kecil,tapi Galeri memang tak mengingatnya karena hanya pernah bertemu 2 kali.
"Tidak apa-apa,di luar hujan,tak baik untuk kesehatanmu." Anggara memberikan segelas teh hangat pada putra temannya itu,Galeri menerimanya dengan senang hati,walaupun ia lebih mengharapkan segelas susu hangat.
"Uncle hanya punya teh"
"ahh tidak apa-apa uncle,ini juga cukup"Ujar Galeri sambil memberikan senyumnya,Anggara mengelus surai coklat itu lembut.Mau di lihat berapa kalipun,Galeri memang sangat mirip dengan Dave.Anggara tersenyum mengingat pertemuan Galeri dengan Dave untuk pertama kalinya,dibandingkan Album,orang orang mungkin akan langsung percaya bila dia mengatakan bahwa Dave adalah kembaran Galeri.
"Jadi bagaimana dengan sekolah ini,apa Gale suka"tanya Anggara sambil menyesap teh miliknya.Galeri menggangguk semangat.Ia suka dengan SMP Mutiara,lingkungannya asri,kata kak Reon perpustakaannya juga luas,kantinnya ada 3 dan lebih serunya lagi ia sudah memiliki teman,apalagi Lunar juga sekolah di sini.
"Bila Gale membutuhkan sesuatu,jangan sungkan untuk mengatakannya pada uncle.Jangan segan,apalagi daddymu sudah menitipkan Gale pada uncle"
"Siap uncle"
.
.
.
.
"Sepertinya yang bernama Galeri itu anak orang kaya" ujar salah satu anak laki-laki di samping Album,Album sendiri hanya mendengarkan.
"Sasaran empuk ya nggak." Saut satunya.
"Gausah,kalau gua bilang."Akhirnya Album kalah dengan pikirannya.Teman-temannya memandang Album bingung.Album sendiri hanya memutar matanya malas,bagaimana mungkin dirinya berakhir dengan anak-anak ini,seharusnya ia harus lebih pintar dalam memilih teman.
"keliatan anak manja,bookingannya kepala sekolah,sekali lu palak paling ngadu."Ujar Album meninggalkan teman-temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KATANYA KEMBAR
Teen FictionSemua orang mengatakan bahwa Galeri dan Album sama sekali tidak mirip, sangat jauh berbeda. tapi,Andre bisa memastikan bahwa kedua anak itu adalah saudara kembar,keduanya berbeda dan itu adalah keistimewaannya. "Gua cape harus jagain lu,gua cape di...