Eps 1: Gale SMP juga

92 4 0
                                    

Happy reading

Galeri bima sakti abraham,anak laki-laki yang kini sudah berusia 13 tahun itu terlahir dengan masalah kesehatan . Yang membuatnya baru bisa merasakan kehidupan normal  layaknya anak kecil pada umumnya di usia yang ke-6 tahun,tak perlu lagi chek up bolak balik ke rumah sakit.Ya walaupun tetap ada sebenarnya,hanya saja tak sesering itu.

"Morning semuaaa"teriak anak yang biasa disapa gale itu,yang lain serempak menyapa balik kecuali album,saudara kembar gale.Oh,jangan salahkan anak laki-laki yang sama sekali tak mirip dengannya itu.Album memang sudah seperti itu sejak kecil,ia enggan berbicara atau sekedar berbasa-basi.

"tumben cepet bangunnya gal?"tanya iseng Reon,kakak laki-laki galeri.Sedikit penjelasan singkat,Gale memiliki tiga saudara.Yang pertama adalah kakak perempuannya Alula ananda abraham yang kini tengah berkuliah.Yang kedua adalah Areon aditama yang kini bersekolah di salah satu SMA dan yang terakhir adalah saudara kembarnya,Album angkasa abraham yang kini berada di kelas 2 SMP.Sedangkan Galeri baru dapat memasuki bangku SMP tahun ini,karena ia terlambat masuk saat SD akibat kondisi kesehatannya.

"Hari ini kan gale masuk sekolah baru,jadi harus lebih rajin,iyakan dad?"Mata bulat itu memandang sang ayah yang duduk di ujung meja makan.Pria dewasa yang ditatap gale tentu langsung menggangguk dengan senyuman hangat yang ia tujukan kepada putra bungsunya.Dikeluarga kecil ini,mereka tak lagi memiliki sosok ibu,karena Cleara yang notabenenya adalah ibu dari reon dan si kembar meninggal saat melahirkan album dan galeri.Jadi,Andre aditama abraham lah yang menjalankan kedua figur orang tua untuk ke empatnya.

Untuk hubungan darah,Reon dan Alula sebenarnya tak memiliki hubungan darah dengan Andre.Alula adalah anak angkat andre,disaat gadis itu SD,andre mendapatkan fakta bahwa ternyata gadis itu adalah anak biologis sahabat dekatnya,sedikit panjang untuk dijelaskan.Dan Reon adalah anak tiri Andre,Andre tak tahu siapa ayah dari seorang Reon karena Cleara tak pernah mau membahasnya,bahkan mami dan papi,itulah panggilan dari orang tua angkat kedua Reon yang lain,mereka juga tidak mengetahui jelas siapa ayah dari Reon,tapi Andre tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali.Terlepas dari segala permasalahan,pria itu menyayangi Reon layaknya putra kandungnya sendiri.

"Wahhh anak daddy sudah besar semua ya"Ujar Andre mengelus kepala Galeri yang duduk di sampingnya.

"Tentu saja dad,gale sudah masuk SMP"

"Kalau gitu nanti kalian pergi bersama saja,album dan gale..."

"Tidak,al akan diantar pak didi"Ujar album sambil bangkit dari kursinya,mengambil tasnya dan melenggang pergi begitu saja,tak menghiraukan Andre yang memanggilnya sampai ayah empat anak itu menyusul.

"Album tidak suka dengan gale ya"Reon menggeleng mendengar apa yang di ucapkan adik bungsunya itu,kalau Alula ada disini pasti akan lebih mudah karena Album akan lebih mendengarkan satu-satunya perempuan dikeluarga mereka itu.

"Gale tahu sendirikan,kakak kembarmu itu memang suka sekali sendirian"

"Tapi Album bahkan tidak mau satu sekolah dari Gale tadinya"

Ya,Album menolak keras ide sang ayah yang akan menyekolahkan Galeri satu SMP dengannya.Bagi anak yang sama sekali tidak suka direpotkan,kehadiran Galeri sangat merepotkan baginya,masa-masa SD nya ia lalui dengan sangat tidak menyenangkan menurut Album dan semua itu karena Galeri yang selalu berusaha menempel padanya setiap saat.Karena itu Andre berusaha menasehati Album lagi dan lagi.

"Al tidak mau satu sekolah dengannya dan daddy tetap menyekolahkan dia di tempat Al,kalau begitu hanya satu hal saja.Al tidak mau berangkat dengannya"

"Al,Gale itu saudaramu dan kalian satu arah,apa salahnya?" Album membuang muka seakan tak ingin menjawab pertanyaan sang ayah.Andre menghela nafas berat,Al selalu begini.

"Daddy menyekolahkan Gale di sekolahmu bukan tanpa alasan Al.Daddy khawatir dengan adikmu,daddy berharap kamu setidaknya mau sedikit memperhatikan dia" Album memandang malas sang ayah,selalu begini pikirnya.Saat di taman kanak-kanak untungnya ia memang tidak satu sekolah dengan Galeri,tapi perhatian ayah dan kakak-kakaknya hampir selalu tertuju pada Galeri yang sakit,lemah dan tak berdaya.Lalu masa SD nya yang cukup menyenangkan berganti dengan masa kecil yang merepotkan dengan Galeri yang selalu menempelinya setiap saat,tidak perduli berapa kalipun ia mendorong adik kembarnya itu menjauh dan kini apalagi?masa SMP,lalu SMA dan jangan bilang bahkan di bangku perkuliahan ataupun pekerjaan mungkin sampai ia menikah sekalipun ia tetap harus memperhatikan Galeri.

"Al hanya akan melihatnya.Terlepas dari itu,Al ingin masa SMP Al itu tenang dan soal satu arah,kak Reon juga satu arah.Al pergi dad"Ujar Album masuk ke dalam mobil yang dikenderai pak didi,supirnya yang biasa mengantar jemput Album ke sekolah.

Mungkin cukup mengejutkan untuk di pagi hari,karena putra Andre yang satu ini biasanya enggan menjelaskan sesuatu walaupun ia tidak menyukainya.

"Dad,biar Gale berangkat bareng Reon saja"ujar Reon yang kini tengah mengandeng tangan Gale di sampingnya.Sekedar informasi tambahan,Galeri memiliki tubuh yang kecil,bahkan lebih kecil dari saudara kembarnya sendiri.Reon dan Gale bila saling bergandengan seperti ini,malah lebih terlihat Reon mengandeng anak laki-laki yang baru naik kelas 4 SD.

"Kalau begitu hati-hati dijalan son dan untuk Gale semangat belajarnya"Galeri mengangguk semangat,ia terkekeh kecil saat sang ayah mencium pipi tembamnya yang kemerahan dan juga memberikan kembali kecupan pipi itu untuk sang ayah.Andre juga mengecup kening Reon sebelum anak keduanya itu masuk ke mobil,Reon membalasnya juga dan melambaikan tangan kepada sang ayah.

Ada sedikit rasa khawatir tentang kehidupan persekolahan kedua putra kembarnya itu,apakah Galeri bisa menjalani masa sekolahnya dengan baik.Tapi akhirnya ia mengingat perkataan Wisnu sahabatnya sekaligus ayah kandung putrinya itu,anak-anak memiliki caranya sendiri untuk terbiasa dengan lingkungan sekolah.

.

.

.

.

Reon meninggalkan Galeri di depan gerbang sekolah barunya,bukan tanpa alasan.Galeri yang meminta untuk di turunkan di depan gerbang saja,karena merasa dirinya sudah besar,Reon mengiyakan dengan syarat Galeri tidak kemana-mana saat pulang sekolah dan menunggu dirinya menjemput Gale kembali. 

Menarik nafas dalam,dengan menggenggam erat tali tasnya Gale melangkah masuk ke sekolah barunya.Ia hendak berjalan ke lapangan di mana murid baru harus berkumpul untuk MOS,tapi belum melangkah lebih jauh,putra bungsu Andre itu merasa dirinya ditarik menjauh ke tempat yang cukup sepi.Ia diam karena melihat Album lah yang menariknya.

"Ada apa Al?Gale harus ke lapangan sekarang" Album memandangnya malas,entah apa salah seorang Galeri sehingga saat melihat adik semata wayangnya itu saja ia enggan.

"Gua cuman mau ingetin,jangan berani beraninya lu deket-deket atau sampe akuin gua sebagai abang lu,inget itu"

KATANYA KEMBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang