Prolog

162 6 1
                                    


Cerita ini lanjutan dari 'KATANYA DADDY' ,mau langsung lanjut kesini juga boleh mau baca story sebelumnya lebih bagus lagi,semoga kalian suka yaah

Typo bersebaran,Happy Reading



Hujan adalah hal favoritnya dalam hidup,saat rintik-rintik bak kristal yang jatuh dengan lembut dan membasahimu atau sekedar menjadi lagu pengantar tidur di kala rasa kantuk datang,musim hujan adalah hal favorit.

Hanya saja malam ini bukanlah malam musim penghujan,ini adalah pertengahan musim panas dan di negara orang,Andre menghadapi Cleara sang istri yang tengah berteriak akibat rasa sakit yang menghantam perutnya.Jujur saja ia khawatir dengan keadaan sang istri yang meremat baju biru rumah sakit itu,mengejan beberapa kali dengan tiada hasil sama sekali.

"Keluar sialan"dan dari semua hal,umpatan istrinya yang paling terdengar,ia tak menyalahkan Cleara sama sekali atas umpatan itu,bukan sekali ia mendengar dari mulut wanita itu tentang niat ingin menggugurkan kedua bayi kembarnya dan Andre sama sekali tak habis pikir tentang itu,bayi-bayi ini hadir setelah pernikahannya,ia tak menyentuh Cleara sebelum wanita itu sah menjadi istrinya.

Lalu ditengah rasa sakit yang mendera Cleara di jam 3 malam,Andre kembali mengingat perkataan dokter tentang resiko besar yang akan Cleara hadapi bila ia bersikeras untuk melahirkan bayi-bayi itu secara normal,bayinya mungkin akan ada yang tak selamat atau mungkin keduanya dan itu juga berat untuk Cleara yang berusaha melahirkan kedua anaknya ke dunia,ia membujuk wanita itu untuk melakukan operasi tentunya,tapi wanita itu menolak dengan alasan tidak mau memberikan bekas luka di perutnya dan Andre cukup terkejut saat Cleara mengatakan ia tak perduli tentap anaknya hidup atau tidak selagi dirinya selamat.

Andre tersenyum lega saat mendengar suara tangis bayi yang pertama hadir,saat tangan Cleara tak lagi menggenggamnya ia langsung meraih bayi merah yang diselimuti itu,si kecil ini terlihat baik-baik saja,taada kekurangan dan suara tangisnya terdengar kencang,air mata yang mengalir darinya menandakan rasa syukur yang teramat luar biasa.

Ia sempat terpana dengan kesempurnaan ciptaan tuhan di tangannya,sampai ia kembali tersadar dengan suara dari Cleara yang bahkan enggan menatap bayinya,suara wanita itu melemah,ia menggeleng tak sanggup untuk mengejan bayi keduanya.

Andre memberikan bayi pertamanya kembali pada salah satu perawat untuk dibersihkan,ia kembali pada Cleara,dokter terus mengarahkan wanita itu untuk mengejan tapi taada perkembangan bahkan setelah 10 menit berlalu.

"Cleara,kau pasti bisa"taada panggilan sayang yang diberikan Andre seperti pada awal pernikahannya,mengingat hubungan mereka yang sudah merenggang akibat kehamilan yang tak diinginkan Cleara.

Andre tak bisa memastikan apakah sang istri memang mencintainya atau tidak,hanya saja ada kemajuan pada kelahiran bayi kedua mereka.Sampai bayi itu keluar tanpa sebuah tangisan,Andre merasakan kepanikan,saat ia melihat sang dokter yang menepuk-nepuk punggung bayi kecil itu tapi tak kunjung ada reaksi,apakah bayinya benar-benar tak selamat?

Pria itu melepaskan genggamannya pada Cleara saat wanita itu tak menggenggamnya dengan erat lagi,ia meminta bayi yang teramat kecil itu pada sang dokter,bukan tanpa alasan,ia berharap bayinya mau bernafas,tubuh biru itu menghancurkan hatinya begitu dalam.

"Sayang,daddy disini"ujar nya lembut membawa bayi mungil itu ke dadanya yang terbuka,membiarkan detak jantungnya membangunkan si kecil,Andre merasakan tubuh dingin bayi kecil itu tapi ia tahu bayi itu belum kemana mana,ia pasti bisa kembali pada dirinya,pada ayahnya.

"Dokter,terjadi pendarahan pada pasien"saat suara perawat itu mengintrupsi sekalipun,Andre hanya tetap di tempatnya seakan tak mendengar karena seluruh pikirannya tertuju pada bayi di rengkuhan pria itu, sampai sebuah tangis kecil terdengar dari bayi di pelukannya,tangis itu bagaikan sebuah mantra yang seakan menjalar dan mengubah tubuh bayinya menjadi merah,Andre terisak,mengucapkan kata syukur berulang kali,bayinya kembali padanya.

Andre menyerahkan bayi kecilnya pada salah satu perawat dan saat itu juga Andre diminta untuk keluar dari ruangan karena Cleara harus segera ditangani.

"Apa aku tidak bisa tetap menemani istriku?kumohon,biarkan aku menemaninya"permohonan pria itu tentu langsung ditolak,Andre tetap keluar dan yang ia lihat hanya salah satu bayinya yang lahir pertama yang dipindahkan ke ruang bayi,sedangkan yang satunya ia dengar harus segera ditangani karena paru parunya lemah dan beberapa organ yang belum sempurna.

Sampai 30 menit ia menunggu,seorang dokter mengabarkan tentang kematian Cleara,pendarahan hebat dan beberapa komplikasi membuat wanita itu tak mampu bertahan,ironis saat ia mengatakan pada dokter untuk mengutamakan keselamatannya tapi malah ia yang tak selamat.

Andre terdiam dengan air mata yang mengalir,ia tak mampu menjelaskan perasaannya saat ini,terlalu campur aduk.

Setelah pemakaman Cleara,andre tak bisa langsung memboyong kedua bayinya yang berjenis kelamin laki-laki itu pulang,hanya bayi pertama yang bisa ia bawa pulang setelah 2 hari dan bayi keduanya perlu penanganan lebih lanjut.



jangan lupa voment


KATANYA KEMBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang