Eps 9:Gale dan nekat

20 3 0
                                    

Nekat adalah nama tengah seorang Galeri bila kau tanya Andre. Pernah sewaktu anak itu berusia 7 tahun,ia merengek ingin ke makam ibunya tapi Andre tidak bisa mengantar. Taada yang mampu membuat rengekan itu berhenti sampai Album yang berteriak pada Galeri karena tak tahan mendengar rengekan Galeri yang teramat ribut. Rengekan itu berhenti,tapi setelahnya mereka panik mencari seorang Galeri yang tak ditemukan diseluruh penjuru rumah. Lalu dimana Galeri, Anak itu ditemukan di jalan raya dekat rumahnya oleh Wisnu yang memang hendak berkunjung ke rumah keluarga Abraham dan sejak kejadian itu Galeri di beri pengawasan yang lebih ketat seperti tidak boleh keluar rumah tanpa seseorang di sampingnya,apalagi bila tanpa izin.

Dan kini sepertinya kejadian itu terulang kembali,Galeri sendirian mengayuh sepedanya malam-malam. Anak itu sebenarnya bingung harus mulai berjalan kemana karena tak tahu Album akan kemana. Galeri mengayuh sepedanya keluar dari komplek perumahan hingga pinggir jalan raya.

Tubuh anak itu gemetar,piyama tipis yang ia kenakan tentunya tak cukup untuk menahan udara dingin,angin yang bertiup cukup kencang berhasil membuat Galeri tak fokus dengan jalan.

Galeri berhenti di pinggir jalan,netra nya berkeliling ke seluruh penjuru arah mencari sosok Album. Sialnya,jangankan untuk melihat Album,entah kenapa melihat lampu-lampu kendaraan saja sudah membuat kepala Galeri terasa berputar-putar,pandangannya buram dan Galeri dapat merasakan nafasnya yang mulai terasa sesak.

Satuhal yang seakan tak dipikirkan anak itu,Album memakai motor dan dia hanya sepeda,bagaimana mungkin ia bisa mengejar kembarannya itu.

"Galeri?"

Galeri menatap sumber suara dan ia menemukan Dimas di depannya. Kakak kelasnya yang juga menggunakan sepeda itu memandang Galeri bingung.

Ia tentunya tidak lupa dengan seorang Galeri yang dibawa kepala sekolah SMP Mutiara saat kegiatan MOS karena kesehatannya yang buruk dan beberapa hari yang lalu anak ini juga hampir dipalak. Dimas tentunya bingung menemukan Galeri dengan piyama yang terlihat tipis tanpa jacket sama sekali,mengayuh sepedanya di malam hari dengan keadaan angin yang cukup kencang,Dimas sangat yakin sebentar lagi akan hujan.

"ngapain malam-malam sendirian di sini?" Dimas melihat anak itu menggeleng,saat Dimas mendekat ia mendengar nafas Galeri yang terdengar berat,seakan anak itu merasakan sesak. Dimas mulai berpikir apakah anak itu ketakutan bertemu Dimas.

"Galeri?" kali ini tangan Dimas menyentuh bahu Galeri,memastikan adik kelasnya itu baik-baik saja. Tapi hal tersebut malah berhasil membuat Dimas terkejut karena tubuh Galeri melemas dan hampir jatuh ke arah jalan bila saja Dimas tak menahan anak itu,ya walaupun kini tubuh Galeri tetap jatuh karena Dimas tak cukup kuat menahannya,setidaknya tidak jatuh ke arah jalan raya.

"Galeri,ya ampun. Bangun "Dimas menggoyang-goyangkan tubuh Galeri panik,mimpi apa ia semalam hingga harus menghadapi hal seperti ini. Ia mulai menyesal pulang terlambat hari ini.

Dimas melihat kiri dan kanan,berharap menemukan seseorang yang ia kenal atau mungkin kendaraan umum yang bisa ia panggil untuk membantu membawa Galeri ke rumah sakit atau klinik terdekat,karena Dimas yakin taada klinik yang cukup dekat untuk membawa Galeri dengan memapah atau menggendongnya.

Tak lama ada mobil yang berhenti di samping mereka,Dimas panik sebenarnya. Mobil hitam yang tak ia kenali sama sekali tiba-tiba berhenti di sampingnya,tapi anak itu langsung bersyukur saat ia melihat Anggara-lah yang keluar dari mobil itu,ya,kepala sekolah SMP Mutiara.

"Dimas,ada apa?"

"Galeri pak. Galeri pingsan tiba-tiba"

Saat mendengar nama Galeri yang disebut,Anggara langsung cepat-cepat berjalan ke arah keduanya dan benar saja,Anggara dapat melihat Galeri yang tak sadarkan diri.

KATANYA KEMBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang