🎀 lupp 🎀

1K 115 4
                                    

Afan menyuapin devi satu satu sendong hingga akhirnya habis

"Lapar banget ya??" Tanya afan heran

Devi hanya membalas dengan anggukan kepala saja, jujur dia takut sekarang apa lagi kalau dia ditanya soal dia makan apa tidak semalam

"Lo tadi pagi ga makan kan??jujurr" dengan satu kalimat itu devi langsung menundukkan kepalanya

"I-iya takut t-terlambat" ucapnya gelagapan

"Heyy kamu kenapa hm??heyy cantik kenapa??" Afan menarik dagu devi keatas

Tampak hidung dan matanya sudah memerah tak lupa dengan mewekan dari bibirnya. Afan bukan merasa kasihan malah dia ingin mencubit pipi itu

"Yahh malah nangiss aku ga marah dev, aku cuma nanya" seketika air mata itu jatuh karna tak kuat membendung.

"Aaaa udahh dongg cantikk" afan menarik tubuh devi kedalam pelukannya,dia mengelus punggung milik devi

"Cup cuupp sayangg ga ada yang marahh" devi mendongak kearah afan

"Eng-engaa maraah ka-an" tanyanya sesegukan

"No, gaada yang marah kalau ada yang berani marah sama kamu lawannya aku, gaboleh ada yang bikin kamu nangis kalau ada yang berani habis dia sama aku" oceh afan panjangg

"Senyum dulu" sambung afan lagi

Devi senyum walaupun cuma senyuman kecil namun itu bermakna untuk afan

"Nahh gitu, kan canti****k" saat dia mengatakan cantik afan sambil mencubit gemes pipi devi

"Jangan ihh" devi melepas pelukannya itu

"Makanya jadi orang itu jangan lucu kali"

"Ya memang terlahirnya begitu gue bisa apa??" Jawabnya

"Ngidam apa sih nyokap lo sampai anaknya kayak gini??" Afan mengacakrambut devi

"Tanya lah sama nyokap gue masa tanyanya sama gue aneh"

"Udah mendingan belum??"

"Emm beluumm" ucapnya

"Kalau gitu gue kekelas dulu mau-" kata katanya dipotong oleh devi. Padahal di belum selesai berbicara

"Aku ikut" potongny

"Katanya masih belum mendingan kok udah mau ikut aja??" Dia tau bahw devi tak ingin ditinggal

"Takut"dia memelankan suaranya namun, masih dapat didengar oleh afan yng mendengar itu tersenyum

"Yaudah gue disini aja nungguin lo sampai kapan pun" ucapnya

"Yakin??" Ucapnya

"Ya, kalau mau tidur, tidur aja biar pusingnya cepat ilang" yakinnya

"Yaudah tungguin gue disini ya janji??" Dia menjulurkan jari kelingkingnya, kemudian disambut dengan afan

"Janjii"

Gadis itu menerjapkan matanya, selang beberapa menit dia tertidur pulas, namun tangannya di genggam erat oleh devi

"Shitt pake kebelet segala lagi, cuma bentar kok yaudahlah"afan perlahan melepas genggaman erat itu

"Eemmhh" gelisahnya

"Sssttt bentar doang kok" dia mengelus kepala gadies itu

Lalu dia pergi keluar untuk ke toilet
2 menit dia di toilet lalu dia kembali kekelas sebentar untuk mengambil handphonenya

____________________

"Afan mana??" Gadis itu terbangun dari dunia mimpinya

"Keluar aja deh bisen lagian udah sembuh kok" devi keluar dari ruang uks

Tanpa sadar tali sepatunya tidak terikat membuatnya terjatuh di lantai

"Ouuss" ringisnya

"Lo gapapa??" Ucap seorang lelaki yang melihat devi jatuh

"Suara itu. Apa itu?? Ahh ga mungkin..plis itu pasti bukan lo kan" ucapnya dalam hati ia sungguh tidak ingin bahwa lelaki itu ada di sini

Perlahan namun pasti, gadi itu melihat keatas dan dugaannya benar bahwa itu adalah mantan kekasihnya dulu yang pergi meninggalkannya tanpa berpamitan padanya

"Kia?? Ini beneran lo" KIA adalah nama yang digunakan lelaki itu untuk devi

"Rasya??" Dia segera bangkit dari duduknya tadi

"Kiaa lo kemana aja??" Ucap rasya tanpa rasa bersalah

"Enak aja lo bilang gue yang kemana aja lo itu yang kemana ha?? Main tinggalin gue aja lo, datang datang malah lo salahin gue,gue cape nungguin lo tau ga?? Ga punya hati lo??" Devi mengeluarkan amarahnya yang selama ini ia pendam

"Maaf kia gu-"

"Gue ga butuh maaf lo, dan satu lagi jangan pernah panggil gue dengan sebutan KI-A" ujarnya

"Tapi lo pasti masih sayang sama gue yaudah ayo kita balikan aja gimana??" Dengan entengnya dia mengucapkan hal tersebut tanpa rasa bersalah

"Pala lo peyang ogah gue balikan sama orang yang udah phpin gue, lo tau gue udah nungguin lo ber abad abad ga ada juga kabar dari lo" jawabnya dengan amarah yang meledak ledak

Sementara dari sudut sana afan melihat kearah mereka berdua, dia melihat pertengkaran kecil itu

"Devi punya mantan?? Yaudah lah bukan urusan gue juga" dia ingin berbalik,namun devi melihat kearahnya

"AFANN" teriaknya

Dia segera menyusul afan, Rasya yang melihat hanya diam saja

"Selama ini kia udah punya pacar?? Goblok banget gue udah pernah ninggalin dia dulu nyesel ahhkk"

"Kenapa??" Tanya afan

"Gue.. hiks" seketika tangisan itu pecah dari mata devi

"Ayok ikut gue" afan menggandeng tangan devi membawanya kesuatu tempat yang membuat devi lebih tenang

⚘⚘⚘

Afan membawa devi ke taman belakang sekolahnya. Taman itu rimbun dan tenang  cocok untuk suasana hati devi sekarang

Mereka duduk di kursi panjang di taman"udahh jelasin lo kenapa??biar gue dengerin" ucap afan

"Hikss..hiks.." dia menangis lagi, afan membawa devi kepelukannya

"Udahh udah jangan nangis lagi, tenang okee aku ada disini untuk kamu dev" afan berusaha menenangkan devi

__________________________________

Holla gess
Kembali lagi bersama sayyaaa

Jan lup votee jangan baca aja dongg

Do Not disturb!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang