06

3.2K 180 3
                                    

maaf kalo ada typo

"mas, ih tungguin dong!"

Jelsha mencoba meraih lengan Tama yang berjalan mendahuluinya, setelah berhasil menggapai lengan sang suami Jelsha segera menariknya untuk mendekat.

"jangan ngambek dong mas.. aku minta maaf, ya?" ucap Jelsha sangat lembut, disertai senyuman manisnya yang selalu membuat Tama luluh.

tapi sepertinya untuk kali ini tidak mempan, Tama menepis kasar tangan Jelsha dan berjalan memasuki kamar mereka.

Jelsha menghela nafas ketika mendengar dentuman keras berasal dari pintu itu. ini memang murni salahnya, yang tidak bisa menjaga batasan dengan lawan jenis.

saat Tama datang menjemputnya, suaminya itu melihat Jelsha yang duduk di halte dekat kampus dengan ditemani seorang lelaki duduk disampingnya. belum sempat ia menjelaskan alasannya ditemani oleh lelaki itu, Tama sudah menariknya masuk kedalam mobil. dari perjalanan menuju rumah, dan sampai sekarang Tama masih mendiaminya.

"mas? buka pintunya.." Jelsha mengetuk pintu kamar, diam beberapa menit pun tidak terdengar jawaban dari Tama.

Jelsha berjalan malas menuju kamar kosong yang ada disebelah kamar mereka, berniat mandi dan berganti baju disana saja.

childish husband

Tama keluar dari kamar tepat jam 9 malam, ia berniat mengecek keadaan Jelsha.

ruang tamu nampak kosong, tidak terlihat perawakan sang istri. Tama berjalan sedikit laju menuju dapur, berpikir jika Jelsha sedang membuat makan malam.

nihilnya, di dapur tidak ada siapapun.

"dek?!" Tama dilanda rasa panik.

"dek! kamu dimana?"

tidak ada sahutan, Tama bergegas mengecek satu ruangan yang belum di cek nya.

Tama menghela nafas lega, ia menemukan Jelsha yang sedang sibuk dengan laptopnya juga telinga sang istri yang terpakai headphone, membuat Jelsha tidak mendengar panggilannya.

Tama berjalan menghampiri Jelsha, menarik headphone itu membuat Jelsha mendongak.

"mas? kenapa?" Jelsha tersenyum, ia menutup laptopnya dan meletakkannya di nakas.

"pindah ke kamar." ucap Tama terkesan dingin, Jelsha memilih menurut tanpa menjawab apapun dan membawa laptop serta headphone nya pindah ke kamar mereka.

Jelsha memilih melanjutkan tugasnya di atas kasur, memasang kembali headphone dan melipat kakinya. terlalu lelah untuk meladeni Tama yang tidak mau mendengarnya.

Tama duduk di depan Jelsha, menutup laptop sang istri dan melemparnya ke sembarang arah.

"mas!" pekik Jelsha ketika melihat  laptopnya dilempar, untung saja tidak jatuh kelantai.

Jelsha menghela nafas, ia melepas headphone nya dan menatap Tama yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

"kalo mau berantem, nanti aja. aku juga cape," 

Jelsha berniat menarik selimut, tapi bergeraknya terhenti ketika Tama tiba-tiba menangkup wajahnya dan mempertemukan bibir mereka.

Tama memiringkan wajahnya, menyapu seluruh permukaan bibir merah muda Jelsha. memberikan usapan lembut dipipi gembul sang istri, dan tangan lainnya menekan tengkuk Jelsha guna memperdalam ciuman mereka.

Jelsha hanya diam, tidak membalas tapi tidak menolak. air matanya perlahan jatuh mengingat sikap Tama tadi sore.

Tama melepaskan pagutan mereka, ketika merasa pipi Jelsha basah karena air mata.

mata serta hidung Jelsha yang memerah, ditambah bibirnya yang mengkilap membuat Tama tersenyum manis. ini, inilah wajah yang Jelsha kenali.

"mas..."

"sini," Tama menarik perlahan Jelsha masuk kedalam pelukannya, mengusap surai sang istri lembut.

"maafin aku mas.." Jelsha memeluk erat leher Tama, menyembunyikan wajahnya disela leher sang suami.

"iya, aku maafin sayang" Tama mengecup pipi kanan Jelsha, kembali mengusap punggung sang istri, menenangkan Jelsha yang tersedu-sedu.

Tama hendak melepas pelukan mereka, berniat mengajak Jelsha berbaring. tapi, pelukan Jelsha pada lehernya makin erat menahan.

"kita tidur ya? kamu kan cape dek" Tama mengecup bibir Jelsha sekilas,

"mau peluk.."

"iya sayang, tidurnya sambil peluk" 

barulah Jelsha melepaskan pelukannya dileher Tama, berbaring lebih dulu, menunggu Tama menarik selimut menutupi tubuh mereka.

"peluk, mas..." Jelsha merentangkan tangannya, membuat Tama tertawa kecil.

Tama menuruti keinginan sang istri dan mendekat memeluk kembali tubuh mungil sang istri. mengecup kedua mata sembab Jelsha yang terpejam sebelum ikut tidur.

"sayangnya mas."

childish husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang