05

3.7K 208 0
                                    

maaf kalo ada typo

subuh sabtu. dimana banyak orang yang memilih tidur lebih lama dan berhenti sejenak dari aktivitasnya. berbeda dengan dua pasutri ini, subuh sekali Tama dan Jelsha sudah berada dihalaman depan rumah.

keduanya sedang membersihkan pekarangan rumah dan menyiram semua tanaman yang mereka tanam diminggu pertama tinggal dirumah ini.

"dek, ini kenapa bunganya pucet gini? lagi sakit ya dia?" ucap Tama yang ditugaskan sang istri untuk menyiram tanaman mawarnya. ia melihat mawar putih yang masih belum mekar.

Jelsha yang sedang memotongi daun-daun tanaman yang layu hanya mendengus jengah. dari awal, mulut Tama tidak bisa diam dan terus menanyakan hal yang sebenarnya sudah diketahuinya.

"jangan kebanyakan disiram mas!" Jelsha melihat pot bunga yang sudah dipenuhi air, segera mengambil selang dari tangan Tama. habislah sudah bunga kesayangannya.

Tama menunjukkan deretan giginya, "kan biar ga disiram lagi nanti sore, tanahnya tetep basah"

"mana bisa gitu!" Jelsha melayangkan pukulan pelan dipundak sang suami, membuat Tama mengerucutkan bibirnya.

"mas mending masuk aja deh, ga bantu-bantu aku juga disini"

tidak mendengar jawaban dari Tama, Jelsha menoleh kebelakang dan melihat tidak ada lagi sang suami.

"dasar tukang ngambek" Jelsha tersenyum.

childish husband

Tama segera memalingkan wajahnya kelain arah ketika melihat Jelsha menghampirinya dengan secangkir kopi. si perempuan tersenyum sembari meletakkan kopi dimeja, Jelsha mendudukkan dirinya disamping Tama yang masih enggan menatapnya.

"mas, siang ini aku ada jam kuliah. kamu yang anterin ya?" ucap Jelsha yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya.

Tama menoleh sekilas, lalu kembali pada laptopnya. Ia tersenyum tipis, "kamu kan punya mobil sendiri, masa minta anter aku"

mengerjai Jelsha sedikit tidak masalah bukan?

"yaudah deh" balas Jelsha yang masih fokus pada ponselnya, ia beranjak dari sofa menuju kamar mereka tergesa-gesa. Tama melihat pergerakan sang istri yang bolak-balik dari kamar ke dapur. Jelsha terlihat mengacuhkannya.

beberapa menit berlalu akhirnya Jelsha kembali menghampiri Tama, pakaian Jelsha terlihat lebih rapi dan sudah mandi, berbeda dengan Tama yang masih memakai piyama dengan rambut berantakan.

"mas aku pergi bentaran ya, mau ke tempat fotocopi" Jelsha mendekat dan mengecup kedua pipi Tama, saat ingin bangkit tangannya ditarik oleh Tama yang membuat Jelsha terduduk dipangkuan sang suami.

"kenapa lagi?" ia menatap Tama dengan tatapan lembut serta memberi usapan dikedua pipi Tama yang dikecupnya tadi.

"gamau ditinggal~" Tama merengek dengan kedua lengannya yang menahan erat pinggang ramping sang istri.

Jelsha mencium bibir Tama yang tadinya terus merengek, diberinya usapan halus pada tengkuk sang suami.

"aku pergi sebentar aja, mas sayang.. maunya sih fotocopi nya di kampus aja, tapi takut ga sempet, banyak soalnya" Jelsha memainkan helaian rambut Tama yang menenggelamkan wajah dilehernya.

"mas anter"

"bukannya tadi gamau anterin ya? aku bisa sendiri kok, mas cape kan" Jelsha bangkit dan membenahi pakaiannya, Tama pun ikut bangkit dan mengambil kunci mobil.

"mas anter, dek. ayo!" Tama menarik pelan tangan sang istri, membawanya berjalan keluar rumah.

"mas kan belum mandi, bau tau!" Jelsha mengomel namun tetap menurut ketika Tama memintanya masuk kedalam mobil.

"enak aja mas dibilang bau?"

"emang bau? nanti mas-mas fotocopi nya kebauan, liat aja! mana pake piyama Doraemon lagi.." Jelsha mencibir disertai gelengan kepala, lelaki mana yang keluar hanya dengan piyama bergambar Doraemon? suaminya memang berpikir pendek.

"kamu yang pilihin ini lho dek?" Tama berucap lirih? ia membuang wajahnya, beralih menghidupkan mesin mobil.

Jelsha tertawa melihat perubahan wajah Tama, "iya iya, mas lucu kok pake piyama ini~" Jelsha mengecup pipi kanan Tama, membuatnya kembali tersenyum tersipu.


childish husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang