11

1.5K 104 11
                                    

maaf kalo ada typo, happy reading all!😙🌷

btw.. maaf sudah menghilang dan engga update diwaktu yang lumayan lama ini, heh🙏🏻🙏🏻 trimakasii banyaaaak yang masih setia menunggu CH update💕...








"huft.. kenapa kaya kapal pecah? baru aku tinggal bentaran lho!" Jelsha menggaruk pelipisnya seraya menghela nafas,

ruang tamu keluarga Tama dipenuhi dengan mainan anak-anak yang berserakan dimana-mana, padahal sekitar 15 menit yang lalu Jelsha meninggal suaminya dengan anak mereka untuk mengangkat jemuran karena hari sudah menjelang malam.

Tama yang baru saja keluar dari kamar sehabis menidurkan Jean pun meringis melihat wajah masam istrinya, "Jean yang tumpahin keranjang mainannya sayang.. eh abis main bentar malah ketiduran, kayanya kecapean."

Jelsha menatap Tama sebentar, wanita itu mulai membereskan semua mainan yang berserakan kedalam keranjang. Tama segera membantu Jelsha membereskannya, ia tidak banyak omong lagi setelah melihat raut wajah Jelsha terlihat letih.

mereka berdua duduk bersampingan di sofa setelah ruang tamu tertata rapi kembali, "kamu sama Jean main apa perang sih, mas? sofa aja sampe ke geser, lho" kekeh Jelsha sambil mengusap kepala Tama yang sudah bersandar di bahunya, sementara Tama hanya tersenyum, ia menikmati usapan dari tangan lembut Jelsha, sementara kedua tangannya bertengger di perut sang istri memeluk erat.

"kamu laper ga?" ucap Tama setelah keheningan beberapa saat, lelaki itu menatap wajah Jelsha yang tengah memejamkan mata, tangannya bergerak mengusap pinggang ramping sang istri dengan lembut.

pasti melelahkan dengan status yang baru sebagai ibu. dibalik wajah 'tidak apa-apa' itu ada tangis yang selalu disembunyikan sang istri, Tama tau, selalu tau kapan Jelsha menangis.

"mmm? mas laper? mau makan apa, biar aku masakin," Jelsha membuka matanya, menatap sang suami dengan senyum tipis. baru dirinya ingin bangun, pinggang nya segera ditahan oleh Tama.

"aku yang masak, sayang. kamu lagi pengen apa?" Tama tersenyum manis sembari memandang wajah Jelsha,

Jelsha ikut tersenyum melihat wajah berseri Tama, "mau ayam rica-rica boleh?"

"boleh dong, apa sih yang ga buat bunda-nya Jean.." Tama mengecup bibir Jelsha sebelum berjalan menuju dapur, Jelsha juga mengikutinya dari belakang dan duduk di kursi pantry yang ada di sana.

wajah Jelsha sudah merona sedari mendengar panggilan 'bunda' dari Tama, kedua tangannya menumpu wajah di atas meja masih dengan senyuman.

"mas, panggil aku bunda lagi dong.." Jelsha ingin mendengarnya lagi. panggilan bunda terdengar manis ditelinga nya, sungguh.

Tama tersenyum tanpa Jelsha ketahui, sebab sekarang tubuhnya membelakangi sang istri, sedang membersihkan ayam, "kenapa emang? suka ya?"

"iya, suka aku!" terang Jelsha langsung dengan semangat, "nunggu Jean panggil aku bunda masih lama ya.. ga sabar deh, mas" matanya tidak henti menatap punggung tegap Tama didepannya.

"sabar ya bunda, Jean kan baru 2 bulan." balas Tama lembut sambil menoleh sebentar menatap Jelsha sebelum kembali fokus pada masakannya.

"iya.. ayah Jean," ucap Jelsha kian mengecil diakhir kata.

Tama berbalik segera, "apa tadi, dek?"

"apa nya?" Jelsha tersenyum jahil, wajahnya masih bertumpu pada kedua tangan.

Tama mendengus pelan, pemandangan yang Jelsha lihat sekarang sangat manis, dimana telinga serta seluruh wajah Tama sudah memerah.

"kalo lagi ga masak, udah aku cium kamu dek." gemas Tama saat Jelsha mencoba menggodanya.

"jangan dong, nanti makanku ketunda lagi" gerutu Jelsha sebentar sebelum tertawa mendapat tatapan dari sang suami, "ish udah sana fokus masak! aku mau bangunin Jean dulu deh,"

Jelsha segera pergi dari dapur sebelum sesuatu menerkamnya, membawa anak mereka mungkin akan menunda apa yang akan dilakukan sang suami.


sekitar 20 menit Jelsha kembali bersama Jean di gendongannya, bayi gembul itu terlihat segar setelah dimandikan oleh sang bunda.

"anak ayah udah wangi ya, mm bau bayi sekaliii" Tama segera menghampiri keduanya, kedua pipi Jean dibubuhi kecupan gemas dari si ayah.

"mas gendong bentar ya, Jean nya anteng kok udah di kasih ASI tadi," Tama menyambut dengan senang hati, dibawanya duduk di meja makan sembari menunggu Jelsha yang sedang menata makan malam mereka berdua.

Jelsha kembali dengan satu piring berisi nasi, tempe oseng serta ayam rica-rica yang dimasak Tama tadi. seperti inilah jika waktunya makan, salah satunya akan menyuapi dan satu lagi menggendong Jean, begitupun sebaliknya dilain hari. membawa Jean, semakin menghangatkan suasana disekitar mereka, dengan gumaman ataupun kecohan yang masih belum fasih dari bayi gembul ini.

childish husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang