9

104 11 0
                                    

"maaf rean, seharusnya ketika lo mengetahui ayah lo masih hidup, lo bisa memeluknya dan menyurahkan semua kerinduan lo padanya. tapi gue merenggut semuanya, maaf rean, gue tahu gue salah, dan gue egois."

fang  benar-benar merasa bersalah pada rena, dia benar-benar tida tahu lagi harus berbuat apa, setelah dirinya bertengkar dengan boboiboy, fang pergi menemui retaka kembali, dan ia tak sengaja melihat foto keluarga retaka, dan muncul ide fang untuk menemui rean, dan  fang juga ingat bahwa rean bisa melihat makhluk tak kasat mata, dan kaizo pernah bilang padanya.

"tida apa-apa fang, jika gue ada di posisi lo, gue pasti bakal lakuin hal yang sama sama lo. bagaimana keadaan kaizo sekarang?  heh.. gue kangen sama dia, udah 2 tahun ini gak ketemu. aneh memang, kita ini saudaraan tapi gue belum pernah bertemu dengan boboiboy."

"haha... jangan kan boboiboy, kita yang sering ketemu hanya tegur sapa aja, gak akrab banget. selain itu, paman amato tida pernah memberi tahu boboiboy soal ayah mu."

"haha... ya, lo memang bener, mungkin karena gue sama kaizo seumuran jadi asik aja gitu. gue sama kaizo sedekat itu dulu, sama seperti lo dengan boboiboy, makannya gue lakuin ini semua demi dia, gue tahu jika kaizo tida hilang ingatan dia akan hancur sehancur hancurnya, gue tahu banget dia. semoga ketika dia mengingatnya dia tida...."

"maka dari itu, ketika waktu itu datang, lo dan boboiboy harus jadi segalanya bagi abang gue."

"fang...."

"tidak rean, jangan mengatakan apapun. oh iya, caramu tadi sepertinya salah."

"maksud lo?."

"harusnya lo bersikap lembut bukan sebaliknya, lo harus main cantik rean. tapi...apa lo benar-benar gak papa?."

fang menanyakan lagi bagaimana keadaan rean, fang tida mau sampai menyakiti perasaan rean, walau kenyataannya dia tahu, bahwa dia pasti menyakiti perasaannya.

"fang, aku tida apa-apa jangan hawatir kan aku, stop menanyakan hal itu padaku. ya, sepertinya lo benar gue terlalu terbawa emosi tadi, gue akan minta maaf dan bersikap baik padanya. oh iya fang, soal proyek itu kapan di resmikan?."

"kenapa emangnya?."

"gue mau ketika peresmian itu terjadi, detik itu juga ayah gue di tangkap polisi, gue akan berusaha semampu gue untuk bagaimana caranya ayah seolah-olah mendapatkan proyek itu, aku ingin menjebaknya."

"apa kau yakin?."

"sangat-sangat yakin fang."

"kenapa lo gak coba temuin paman amato, dan berbicara padanya, lo gak ada masalah kan sama dia, gak mungkin paman amato membenci lo yang gak tahu apa-apa."

"ya, sepertinya itu ide bagus."

tok...tok...tok...

"rean buka pintunya mamah mau bicara."

"kalau gitu, gue pergi dulu rean."

"oke fang."
*
*
*
"ada hal penting apa si yang mau kalian bahas."

ya, setelah tadi baru saja sampai di sekolah, boboiboy langsung di ajak ke markas untuk membahas hal yang sangat penting.

"gue tahu, lo sama fang  ribut kan, gue tahu pasti yang di katakan fang sama lo, karena fang juga menemui kita."

"bagaimana gue gak marah ying, gue gak mungkin bakal semarah itu sama fang, kalau dia gak menjebak gue, gue tahu, dia sengaja gak langsung ngilang saat mengatakan hal itu pada gue, dia malah berjalan pergi ke pintu rumah agar gue ngejar dia, dan ayah gue tahu dan makin melarang gue."

"kita faham boboiboy, tapi lo juga jangan egois, lo juga harus coba mengerti jika di posisi fang. fang merasa serba salah boboiboy, dia gak mau sampai menyakiti orang yang dia sayang, karena fang sadar, dia gak bakal bisa lakukan apapun ketika kita diposisi yang sangat buruk."

"fang mencoba tida mau egois boboiboy, hanya karena dirinya dia mengorbankan banyak orang,  bukannya dia menyelesaikan misterinya tapi malah menambah korban, fang takut akan hal itu boboiboy."

"yang di katakan yaya benar boboiboy, gue memang suka becanda dan keliatan bodoh, tapi gue merasakan sesuatu yang gak bisa gue gambarkan, ketika fang menemui gue."

ya, gopal merasakan perasaan yang tida bisa dia ungkapkan ketika fang berbicara padanya, nada bicara fang serius, dan gopal sama sekali tida memotongnya dengan candaan seperti biasanya, entah kenapa mulutnya susah ia gerakan dan entah kenapa hatinya merasa sakit, ingin berbicara pada fang tapi tida bisa.

"gue tahu, lo bukan marah ataupun benci sama fang saat ini, lo hawtir sama dia kan, lo gak tahu harus gimana."

"ya ying, gue...gue...

" lo jangan hawatir, kita akan tetap bantuin fang, tapi dengan cara yang berbeda, agar kita juga tida terluka dan membuat fang merasa bersalah."

"maksud lo apa yaya?."

"maksud yaya adalah, kita akan tetap membantu fang tapi tanpa kita turun tangan langsung. ketika fang mengatakan hal itu, entah kenapa gue sama yaya merasa lebih semangat lagi mengungkap misteri itu, meski kita sudah tau pelakunya retaka."

"tapi di hati kita masih ada keganjalan, dan ketika kita mencoba lagi memeriksa cctv nya untuk mengungkap vidio yang memang belum dapat di akses dan ketika itu tiba-tiba ada keajaiban vidio yang tida dapat di akses aja menjadi bisa di akses, ya meski hanya sedikit informasi, itu lah hal penting yang ingin kita tunjukan boboiboy."

"coba gue pengen liat ying."

"oke."

vidio cctv pun di putar di laptop, dan di sana bisa di lihat rekaman cctv menunjukan dimana sebelum keluarga fang pergi, mereka sempat makan, dan sebelum keluarga fang datang ke meja makan ART mereka memasukan sesuatu ke dalam minuman yang pastinya akan di minum oleh keluarga fang.

setelah itu vido berpindah ke insiden kecelakaan terjadi, dimana di saat mobil keluarga fang dan truk bertabrakan tak lama ada seseorang yang muncul dan memeriksa mobil keluarga fang, seseorang itu memakai sebuah topeng dan vidio pun berhenti.

"gue mengerti sekarang, kenapa fang bisa lupa tentang kejadian kecelakaan yang dia alami, bisa jadi itu akibat dari minuman itu. dan orang bertopeng itu seperti..."

"maksmana....

MISTERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang