16

259 50 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

“Ti-tidak mungkin…”

Mata Gyuukkaa melebar, masih belum percaya dengan apa yang ada di hadapannya.

Sayap dan kilauan api yang berpendar keemasan, bulu-bulu yang beterbangan, udara yang menghangat di sekitar, serta ukuran yang berkali-kali lipat besarnya dari manusia bahkan lebih besar dari iblis.

Tidak salah lagi, semua yang ditangkap oleh mata Gyuukkaa saat ini sama persis dengan deskripsi tentang Houo, Dewa Pelindung.

Di tengah rasa kagum yang teramat itu, Gyuukkaa melihat enam tamunya tiba-tiba berlutut kepada Sang Houo, layaknya kesatria.

Sedang Rei dan yang lain menunjukkan wajah bingungnya. Tubuh mereka seolah bergerak sendiri, memerintah untuk berlutut secara tiba-tiba.

Iro melirik ke arah Rei, tatapannya seolah berkata, ‘apa ini respon steen kita?’ dan adiknya itu hanya menggeleng ragu.

“Bangkitlah, Wahai Kesatria.” Houo membuka suara, berat menggema di seluruh goa.

Tubuh ke enam tamu Gyuukkaa kembali bisa digerakan. Willi meraba-raba lengan dan kakinya, mengecek apakah ada rasa sakit atau mungkin sebuah sihir yang dapat mengontrol gerakannya.

“Aku tidak melakukan apa pun terhadap tubuh kalian. Ini hanyalah respon alami dari steen milik kalian.” sahut Houo lagi, seolah bisa membaca isi kepala Willi dan yang lain.

Steen?” Gyuukkaa melirik Rei dan yang lain satu-persatu. “Kalian memiliki steen di dalam tubuh kalian?” tanyanya.

Sejauh yang Gyuukkaa tau, penanaman steen di dalam tubuh manusia biasa itu nyaris mustahil. Meskipun manusia memiliki sirkuit mana yang kuat saat berumur 15 tahun, mereka masih punya kemungkinan 70% untuk meledak saat mengaktifkan kekuatan steen itu.

Karena sejatinya manusia bukan sebuah wadah untuk benda yang memiliki sifat menghancurkan seperti steen, bahkan jika itu hanya sebuah clear steen sekali pun.

Dan sekarang Gyuukkaa dengan keadaan sadar melihat teman-teman anehnya ini menggunakan kekuatan sebegitu besar dengan steen di dalam tubuh mereka. Bagaimana bisa?

“Emm, itu, cerita yang panjang, Gyuukkaa.” jelas Rei sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

“Benar, itu cerita yang panjang. Sebelum itu, kita harus melakukan sesuatu kepada yang di sana.” ucap Houo, mengarah kepada iblis yang sempat terlempar ke seberang danau.

Batu-batuan itu perlahan tersingkir, disusul geraman amarah yang menggema. Iblis itu perlahan kembali bangkit, kali ini dengan tubuh yang sedikit terluka.

“Sial, dia masih bisa bangkit lagi?” Sen memasang posisi waspada, sebelah tangannya menghadang di depan Ares.

Sedang Ares mendecih kesal, bahkan setelah serangan dadakannya barusan, iblis itu hanya tergores sedikit saja. Sadar bahwa dirinya masih sangat jauh untuk bisa mengendalikan kekuatannya.

Lunariverse : Magic Pendant dan Kotak PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang