Dunia dengan daratan lima tingkat yang mengapung bebas di langit dengan kubus raksasa sebagai kasta teratas,paling mulia. Dunia yang segalanya diatur oleh Kerajaan Atas,dibawah kekuasaan ratu baik hati. Dunia indah dan damai yang diciptakan oleh dos...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
“Lemparkan saja batunya. Lakukan seperti saat di sungai saat itu,Res,” perintah Rei. Ia duduk berjarak sepuluh meter dari tempat Ares berdiri,bersender di pohon pinus. Sedang Gizza duduk disebelahnya. Mulutnya terdapat bercak darah,baru saja selesai berburu di hutan dalam.
Iro sedang bermeditasi,memfokuskan pikirannya. Duduk nyaman di bawah pohon beralas daun kering yang ia kumpulkan. Lokasi ini tidak jauh dari dimana ia bertemu Ares pertama kali. Menurut dari buku yang tidak sengaja dibawa pulang oleh Ren saat itu,jejak sihir dari portal bisa dilacak dengan meditasi.
Untuk tipe steen penyembuh seperti milik Iro,tentu memiliki kepekaan terhadap alam lebih baik dari steen yang lain.
Kalau milik Rei bisa bersahabat dengan hewan,maka Iro dengan semua tumbuhan juga lingkungan. Dua kekuatan semesta terkuat ada pada mereka.
Ares mengangguk ragu,menatap batu dalam genggamannya. Ini sudah kali keberapa ia mencoba ini,namun seperti biasa hasilnya selalu nihil.
Tapi tuan dari harimau putih itu tetap saja melemparnya dengan batu kecil,menyuruhnya mencoba lagi dan lagi. Jujur saja dahi Ares tengah penuh oleh peluhnya,lelah sekali. Padahal ia hanya perlu mengeluarkan kekuatannya,seperti saat mengambil piring kesayangan Iro saat makan malam waktu lalu.
Kalimat Ren masih terus mengusiknya,rasanya tidak nyaman. Ia tidak menampik perihal ketakutan yang dimaksud kakaknya itu,ini hanya tentang bagaimana mengusirnya. Benar-benar tidak semudah yang ia bayangkan.
Katakanlah diantara dirinya,Lios dan Willi,Ares bisa dibilang punya keberanian lebih. Di sekolahnya banyak sekali yang melempar ejekan tidak mengenakan,apalagi kalau bukan tentang status ‘yatim piatu’ mereka. Ares lah yang akan maju paling depan,setidaknya menyentak balik pelaku. Kalau mereka melakukan tindakan fisik,maka ia juga akan melakukan hal yang sama. Yah,setidaknya sebelum ditahan Lios.
Sedang sekarang,saat di dalam dirinya benar-benar ada sebuah kekuatan,sekedar mengeluarkannya saja begitu sulit. Miris dan ironi sekali.
“Tidak bisa.”
“Kau belum mengeluarkan semuanya,Ares.”
“Sudah aku coba,tetap saja tidak bisa.”
“Ayolah,kau hampir bisa tadi.”
“AKU BILANG TIDAK BISA!”
Wussss!
Krakk!
Reflek,Gizza langsung berdiri di depan tuannya,melindungi Rei.
Lagi,kekuatan Ares selalu keluar tanpa permisi. Dalam sekali hentak amarahnya keluar,desiran angin juga batu yang ia duduki bisa retak. Meski tidak separah saat melempar batu di sungai kemarin. Aneh,padahal tadi ia sudah berusaha mati-matian untuk mengeluarkannya tapi selalu di saat waktu yang tidak tepat.