.
.
.Ren membuka lembar demi lembar, matanya bergerak liar dari sisi ke sisi, hingga buku itu sampai kepada halaman terakhir dan tangannya akan meraih bahan bacaan berikutnya.
Sampai kepada lirikannya bertemu pandang dengan pengawalnya, manusia dingin tanpa ekspresi dengan pakaian yang serba putih.
“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Ren canggung. Karena sejak kembalinya manusia itu bersama pelayan lain dan troli berisi camilan manis, rasanya sorot mata yang datar itu selalu terjebak pada dirinya.
“Tidak ada alasan spesifik, Ren.” jawab pengawal itu santai, sesekali menyesap teh hangat dengan cangkir mewah dan ornamen rumit yang anggun dari troli.
“Hahh~ ini tidak adil.” Ren menutup bukunya, kali ini buku yang berisi ilmu geografi dan tata letak dunia pra dan pasca perombakan dunia.
“Tentang?”
“Kau tau namaku, tapi aku tidak. Bagaimana aku harus memanggilmu? Pengawal? Tuan tanpa ekspresi? Manusia kebal kelelahan? Atau apa?” sebal Ren. Sedari tadi hanya menyahut dengan imbuhan ‘hei!’dan ‘kau’.
“Kau ingin tau namaku?” Pengawal itu menyodorkan piring kecil berisi potongan kue shortcake dengan ekstra blueberry kepada Ren, mengingat posisinya yang lebih dekat dengan troli.
Ren mengangguk cepat, dengan tangan yang menerima piring cantik sepaket dengan kue harum di sana.Manusia yang sampai sekarang masih tanpa ekspresi itu menghela napas sebelum menggeleng.
“Maaf, tapi aku pikir kau tidak perlu tau namaku, Ren. Cukup dengan panggilan ‘Pengawal’ rasanya sudah cukup.”
Dengan pipi yang mengembul dan sudut bibir terdapat krim, Ren mendelik tak suka dengan jawaban yang baru dia dengar.
“Tidak bisa begitu. Ini tidak adil. Aku hanya ingin tau namamu, bukan semua hal memalukan yang kau punya. Apa semahal itu?”
Kali ini, pengawal itu menatap lurus Ren. “Dalam tugas yang diberikan oleh Ratu ini, memberi tau identitas tidak termasuk ke dalam kewajibanku. Jadi, aku tidak bisa.”
Ren menghela napas, satu potong kue manis itu telah tandas.
“Ayo bermain denganku.”
Dahi pengawal itu mengernyit bingung. “Bermain? Untuk?”
Senyum percaya diri Ren mengembang sempurna. “Bermain apapun permainan yang kau kuasai, dengan syarat kau harus menjelaskan kepadaku bagaimana cara bermainnya. Dan jika aku menang, kau harus menyebutkan namamu. Jika kau yang menang, kau boleh bertanya apapun.”
Taruhan gila sudah keluar dari mulut Ren, tak bisa ditarik lagi. Hanya demi sebuah nama, Ren mungkin akan memertaruhkan hal yang nilainya lebih dari apa yang akan dia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunariverse : Magic Pendant dan Kotak Pandora
FanfictionDunia dengan daratan lima tingkat yang mengapung bebas di langit dengan kubus raksasa sebagai kasta teratas,paling mulia. Dunia yang segalanya diatur oleh Kerajaan Atas,dibawah kekuasaan ratu baik hati. Dunia indah dan damai yang diciptakan oleh dos...