6

721 101 19
                                    

Harry hampir tidak memercayai dirinya sendiri. Dia tampak tenang, sangat tenang—yang mana mengejutkan ketiga perwakilan—dan bahkan telah menatap datar miniatur naga Ekor-Berduri Hungaria yang bernomor empat.

Satu-persatu perwakilan menghadapi naga mereka dan dinilai dengan memuaskan oleh para juri. Sampai ketika gilirannya akhirnya tiba, Harry merasa ingin menertawakan nasibnya. Jadi dia melakukannya, tawa sarkas yang sengaja diperdengarkan kepada semua orang dia ruangan itu.

Ketika dia masuk ke arena, dia mengabaikan ratusan tatapan dari tribun tinggi yang mengelilingi arena dan memfokuskan penglihatannya pada makhluk mengerikan di depan sana.

Di ujung lain arena tampak si Ekor-Berduri, merunduk rendah melindungi telur-telurnya, sayapnya setengah terentang, matanya yang kuning kejam memandang Harry. Sosoknya berupa kadal raksasa bersisik yang mengerikan, menghantam-hantamkan ekornya yang berduri, meninggalkan lekukan-lekukan sepanjang hampir satu meter di tanah yang keras.

Harry—dengan ekspresi datar yang tidak lepas dari wajahnya—mengeluarkan tongkatnya dan berjalan maju, mendekati si Ekor-Berduri dengan langkah mantap.

"Accio Firebolt," gumamnya, yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.

Naga yang telah menunggu kedatangannya pun membuka mulut, bersiap menyemburkan api. Secepat api itu keluar, pula secepat Harry mentransfigurasi—tanpa rapalan mantra—tongkatnya sendiri menjadi pedang sepanjang 15 inci dan menempatkannya di depan wajahnya. Layaknya perisai, pedang Harry melindungi pemiliknya dari semburan panas sang naga.

Para penonton berseru kagum. Beberapa orang dewasa bahkan berdiri, hampir tidak memercayai mata mereka sendiri. Kedua kepala sekolah mengakui—dengan enggan—bahwa mereka telah salah menilai anak 14 tahun itu. Sementara mata biru Dumbledore berbinar, yang dapat dirasakan Harry di punggungnya.

Kesal dengan lawan yang dapat memblokir serangannya, naga itu beralih menyerang lawan dengan ekornya. Harry dengan cepat melompat dan sebuah sapu hinggap di kakinya, membawanya terbang tinggi.

Harry yang berdiri di atas sapu menatap datar naga yang tidak mau beranjak itu. Dia menyembunyikan pedang di punggungnya, hanya untuk mentransfigurasinya menjadi telur yang mirip dengan milik naga itu. Lalu dia mengeluarkannya, memperlihatkan tiruan telur itu dengan seringai mengejek.

Naga yang merasa telah kehilangan salah satu telurnya meraung dengan marah dan memutuskan untuk meninggalkan telur-telur yang lain. Para penonton berseru dengan tegang ketika naga sudah berada di dekat Harry. Tapi Harry tetap tenang dan dengan cepat mentransfigurasi tongkatnya kembali, duduk di atas firebolt-nya dan menukik dengan tajam ke bawah.

Telur emas berhasil diraihnya, tapi si naga juga berhasil mengejarnya. Ekor berduri mengayung di depannya ketika dia menoleh, emeraldnya nampak lebih hijau ketika dengan dingin dia berkata, "Hin in tinvaak, krumah."

Ekor berduri berhenti tepat di depannya, terjatuh ke bawah beserta seluruh tubuh naga itu, menggeram dengan kepala menunduk. Hening selama beberapa saat, lalu sorakan kembali bergema. Bagman berteriak tentang seberapa cepatnya dia dalam mengambil telur dan Harry tidak peduli sama sekali.

Semua orang yang ditemui Harry dalam perjalanan ke tenda kedua tampak lega dan bersemangat. Tapi Harry tidak merasakan euforia sedikit pun. "Tahun lalu Dementor, tahun ini naga, apa lagi yang akan mereka bawa ke sekolah selanjutnya?" Madam Pomfrey mengomel sewaktu dia memeriksanya.

Lalu dengan suara pelan dia berkata, "jika punggungmu terasa sakit datanglah ke Hospital Wing." Harry tersenyum dan mengangguk. Matron Hogwarts itu adalah satu-satunya yang mengetahui tentang bekas luka di punggungnya dan telah bersumpah untuk tidak mengatakannya kepada siapa pun. Meski wanita itu telah membujuknya untuk melapor pada Dumbledore, tapi dia tidak melakukan apa pun, membuat Harry tenang. Dumbledore selalu bersikeras bahwa Harry harus pulang ke rumah kerabatnya, menyebabkannya telah kehilangan kepercayaan si Gryffindor.

Life String [KaryaKarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang