Lucius Malfoy dengan setia menunggu, berpakaikan jubah hitam, berkerudung, dan bertopeng. Dia menunggu momen ini sangat lama, bahkan istri dan anaknya tidak tahu bahwa dia masih merupakan Pelahap Maut.
Lalu sensasi terbakar yang dirasakan lengannya membuatnya menyeringai dan dengan cepat ber-apparate ke tempat tujuan. Itu adalah sebuah makam, dia pernah mendengar dari ayahnya bahwa itu merupakan makam yang dekat dengan rumah ayah dan ibu dari tuannya.
Tapi yang menjadi perhatiannya merupakan peristiwa di depannya, yang mana lebih mencengangkan dari fakta bahwa ayah pangeran kegelapan merupakan seorang muggle.
Pangeran kegelapan dengan penampilan seorang pria tampan berumur 30-an bertekuk lutut di depan seorang anak laki-laki bermata hijau, Harry Potter. Tak jauh dari keduanya, Peter Pettigrew tersungkur dan tak dapat berdiri sekeras apa pun usahanya.
"Bajingan kau, Harry Potter! Lepaskan aku!"
Harry tertawa, tawa melengking seorang anak 14 tahun, tapi entah kenapa terdengar bagaikan melodi kematian. "Berikan pelayanmu padaku, Tom." Suaranya pun terdengar seperti anak kecil, tapi siapa yang menyangka bahwa anak kecil itu kini tengah menundukkan pangeran kegelapan.
Tom menyeringai. "Kau ingin menyiksa pengkhianat itu? Kita rupanya punya banyak kemiripan, ya? Ambil saja, aku sudah tidak membutuhkannya lagi."
Harry mengangkat alis, terlihat tidak peduli. "Ya, apa pun yang kau katakan."
Dia beralih menatap Pettigrew dan pria pendek yang menatap balik seketika tersungkur tak sadarkan diri, bersamaan dengan apa pun yang mengikat pangeran kegelapan terlepas.
Harry mengabaikan Tom yang menyambut para pengikutnya dengan profesional, seolah tidak pernah terjadi apa pun sebelumnya. Sementara dia menyeret tubuh Pettigrew ke samping Cedric, dan setelah bergumam mengenai berat badan Pettigrew, dia berbalik, hanya untuk mendapati Tom tengah meng-crucio para pengikutnya.
"Kupikir itu tidak bagus," komentarnya tiba-tiba.
"Excuse me?" Tom menoleh dengan kerutan di dahinya, nampak bingung dan tersinggung.
"Maksudku nama," ucapnya santai, "aku lebih suka Knight of Walpurgis dari pada Death Eater."
Melihat keterdiaman Tom, Harry menyeringai. Dia tidak menunggu respon pria itu ketika dia berbalik, menggenggam kerah kedua laki-laki di depannya kemudian meng-accio piala dengan tangan yang lain. Tarikan portal menjadi hal terakhir yang dirasakannya.
***
Harry dalam keadaan setengah sadar ketika para siswa yang berada di dekat Cedric mulai menyadari bahwa pemuda itu mati. Mereka berteriak, sebagian menangis, dan para profesor mulai memperkirakan apa yang terjadi.
Dia menghempaskan tangan Dumbledore yang memegangnya dan merangkak ke sisi Cedric, bertepatan dengan tersungkurnya Amos Diggory di sisi yang lain.
"Anakku ...!"
Harry mengabaikan pria dewasa yang menangis di hadapannya. Dia membungkuk dan meletakkan telapak tangannya di atas dada Cedric.
"Apa Anda tahu, Mr. Diggory?" Kalimat itu berhasil mengalihkan perhatian pria itu.
Kerumunan di sekelilingnya berhenti untuk memerhatikan apa yang akan diperbuatnya, meskipun masih ada keributan yang tumpang-tindih disana. Banyak yang menahan napas ketika mata hijau yang lelah dari anak 14 tahun itu berubah menjadi biru bagai laut dalam.
Dia memberikan senyum yang meneduhkan kemudian berkata, "tidak ada mantra yang tidak ada penangkal di dunia ini. Bahkan Avada Kedavra, selagi belum lebih dari 24 jam."

KAMU SEDANG MEMBACA
Life String [KaryaKarsa]
AcakTahun keempat baru saja dimulai dan kebanyakan siswa Hogwarts masih dibayangi meriahnya pertandingan Quidditch. Tapi hanya itu, tidak ada yang spesial selain pemberitahuan Turnamen Triwizard atau fakta bahwa anak emas Gryffindor telah berperilaku be...