Aku bilang mau up malming tp malah lupa
GomenHappy reading
***
Harry, sekali lagi, telah menghindari semua orang. Dia menjadi tidak terlihat sepanjang waktu; entah di bawah mantra Notice-Me-Not atau dengan mengenakan jubahnya. Saat makan dia tidak ada di mana pun, bahkan setelah Ron dan Hermione mencarinya ke dapur. Dobby juga tidak mengatakan apa pun.
Hari dimana tugas ketiga akan dilaksanakan, pagi-pagi sekali ketika belum ada seorang pun bangun, Harry mematut diri di depan cermin setelah membersihkan tubuh. Sosoknya masih Harry Potter yang sama hanya sedikit perbedaan; tanpa kaca mata, tanpa bekas luka berbentuk petir, serta sepasang netra ungu berkilau bagai galaksi yang dapat membuat pangeran kegelapan iri sekaligus waspada.
"Mata ungu bukan kutukan. Itu adalah berkah yang menyatakan bahwa kau telah diberkati oleh Kematian, Waktu, dan tentunya Lady of Magic."
Mengingat perkataan itu membuat senyum tersungging di bibir Harry. Mata ungunya telah memperlihatkannya beberapa probabilitas masa depan, mulai dari yang paling bahagia sampai yang bisa membuat trauma. Meskipun begitu, dia bersyukur dengan apa yang terjadi selama musim panas, dia dapat menghadapi semua tekanan selama tahun keempat. Karena itu juga, dia siap menghadapi tugas ketiga.
Berbeda dengan tugas pertama dan kedua, Harry menjadi sangat tegang saat tugas ketiga. Wajahnya yang bagai mayat hidup membuat para Slytherin menambah bahan ejekan dan taruhan mereka terhadap anak itu. Harry tidak peduli, karena yang perlu dia khawatirkan adalah untuk memenangkan turnamen tanpa membuat Cedric Diggory terbunuh.
Ketika suara Bagman bergaung oleh karena mantra Sonorus, Harry sama sekali tidak memerhatikan tiap kalimat yang terlontar dari mulut pria itu atau sorakan para penonton ketika namanya dibacakan sebagai peserta yang berada di posisi pertama.
Dia menatap Severus sekilas lalu beralih pada si pirang yang hanya diam-tidak bergabung bersama teman-temannya yang berisik.
"Bukankah kau bilang tidak akan mengklaim warisanmu?"
"Aku berubah pikiran."
"Tapi kenapa? Karena dia? Hanya karena Potter ini merupakan putra Aunt Lily?"
Harry ingat betapa kagetnya dia ketika si pirang menyebut nama ibunya dengan sangat mudah waktu itu. Dia masih belum bangkit dari keterkejutannya ketika Malfoy menatapnya.
"Jangan salah paham, Potter. Aku masih membencimu karena kau seorang Potter. Tapi Aunt Lily sangat berjasa bagi kami para pureblood dan aku sangat menghormatinya. Kebetulan saja kau adalah putra beliau."
"Haha ...."
Harry langsung diserbu tiga tatapan dari kedua sisinya atas tawa kecilnya. Dia tahu para juara lain tengah menatap aneh; orang gila mana yang akan tertawa di situasi seperti ini? Mungkin hanya Harry. Tapi dia tidak peduli, dia hanya merasa ironi dengan kata-kata Malfoy dan hidupnya sendiri.
"Tidak peduli apa yang akan dikatakan Dumbledore nanti, aku sudah memutuskan untuk membawamu ke tempatku. Itu jika kau bersedia."
Harry merasakan kedamaian dalam hatinya mengingat kata-kata Severus waktu itu. Harry bisa melihat Mrs. Weasley, Bill, Ron, dan Hermione bertepuk untuk Fleur dengan sopan, di tempat duduk tengah. Dia melambai kepada mereka dan mereka membalas melambai, tersenyum kepadanya.
"Saya mau, profesor."
"Jadi... setelah tiupan peluitku, Harry!" kata Bagman. "Tiga... dua... satu..." Dia meniup pendek peluitnya sekali, dan Harry bergegas memasuki maze.
![](https://img.wattpad.com/cover/350225576-288-k778551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life String [KaryaKarsa]
RandomTahun keempat baru saja dimulai dan kebanyakan siswa Hogwarts masih dibayangi meriahnya pertandingan Quidditch. Tapi hanya itu, tidak ada yang spesial selain pemberitahuan Turnamen Triwizard atau fakta bahwa anak emas Gryffindor telah berperilaku be...