Sesuai janji, 1k readers aku up
Curiga ada yg re-read sih_- but isoke
Janji adalah janji
***
Harry sudah terbiasa dengan tatapan mencemooh dari Malfoy dan Slytherin lainnya. Itu telah menjadi tradisi bahkan dari para leluhurnya; entah Gryffindor atau Slytherin yang memulai. Tapi kali ini sepertinya berbeda dengan biasanya.
Pewaris tunggal Malfoy itu telah memberinya tatapan membunuh setelah Yule, secara diam-diam. Meski dia tahu kenapa, dia tetap sangat tidak menyangka bahwa seorang Malfoy bisa sangat protektif pada sesuatu yang sebenarnya dan seharusnya bukan miliknya.
Lalu saat tengah duduk sendiri di taman di kelilingi buku-buku dan catatan-catatan-yang sangat tidak biasa-Draco Malfoy tiba-tiba mendatanginya dan membuang buku rune dari pangkuan anak itu, memberinya tatapan murka yang tidak bisa lagi disembunyikan. Harry membalas dengan tatapan datar, tidak adanya percakapan antara keduanya selama beberapa saat berhasil membuat semua orang yang ada di sana khawatir.
"Aku melihat kau tidak bisa menahannya lagi, Malfoy." Harry berkata.
Malfoy menyipitkan mata curiga. "Setenang apa pun Luna bercerita aku tetap tidak percaya. Mantra apa yang kau gunakan pada ayahnya, Potter? Apakah sama dengan bagaimana kau memasukkan namamu ke dalam piala itu?"
Harry tertawa, terdengar begitu sinis. "Aku tidak tahu kalau seorang Malfoy bisa sangat posesif pada seorang Lovegood. Kakekmu menyebutnya apa? Ah, a blood traitor, right?"
Berusaha mengabaikan bagaimana Gryffindor itu mendapat berita tentang keluarganya, Draco membalas, "tentang kakekku dan ayah Luna bukan urusanku. Luna adalah sepupuku, jadi aku berhak melindunginya dari Gryffindor ceroboh sepertimu."
Menyeringai sinis, Harry berdiri dan memajukan wajahnya sedikit, berbisik di telinga Malfoy. "Daripada aku, seharusnya kau memerhatikan dengan baik bagaimana sepupu kesayanganmu diperlakukan di asramanya sendiri."
Mata Harry yang berkilat berbahaya membuat Malfoy agak merinding. Dia tidak bereaksi atau membalas ketika Gryffindor itu mengemasi buku-bukunya dan melenggang pergi dari sana. Tapi ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikirannya.
Hanya orang-orang dewasa seangkatan ayahnya yang tahu bahwa Lucius Malfoy sebenarnya bukan merupakan pewaris utama. Kakaknya, Xenophilius Malfoy, selalu tampak bersinar bahkan ketika dia tidak melakukan apa pun. Hanya ketika dia menikah dengan Pandora Lovegood dan Abraxas Malfoy mencoretnya dari daftar keluarga, barulah Lucius mulai dilirik oleh publik.
Lucius mendidik anaknya dengan tegas, tapi juga memanjakannya selayaknya anak tunggal. Dia tidak ingin menambah anak karena takut apa yang dialaminya dan kakaknya terjadi lagi. Meski dia mengagumi ayahnya, dia tidak ingin membesarkan anaknya seperti itu. Yang paling tidak dia sangka adalah saat Draco pertama kali bertemu dengan Luna, dan langsung mengklaim gadis yang lebih muda setahun darinya itu sebagai sepupu kesayangannya.
"Ayah, Luna seperti boneka. Tapi mom bilang dia juga manusia. Jadi aku akan menjaganya dari jauh, ayah. Aku janji!" kata Draco dengan penuh semangat ketika dia berumur 6 tahun.
Saat itu Lucius hanya tersenyum dan mengusap kepala anaknya, mengatakan padanya untuk menepati janji sebagai seorang lelaki sejati. Tapi saat ini Draco tengah mengerang dengan frustasi. Dia tidak tahu ayahnya akan mencemoohnya seperti apa jika tahu bahwa dia telah membiarkan musuh bebuyutan Gryffindor-nya mengajak sepupunya ke Yule. Dia telah berjanji seperti seorang Malfoy tapi malah tidak bisa menepatinya.
***
Tugas kedua berhasil dilalui dengan baik. Tidak ada yang aneh dari penglihatannya, jadi Harry membiarkan segala sesuatu berjalan semestinya. Meski dia merasa ingin menenggelamkan dirinya kembali ke dalam danau karena ulahnya sendiri yang-baru dia sadari-sangat nekat dan memalukan, setidaknya bagi dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life String [KaryaKarsa]
De TodoTahun keempat baru saja dimulai dan kebanyakan siswa Hogwarts masih dibayangi meriahnya pertandingan Quidditch. Tapi hanya itu, tidak ada yang spesial selain pemberitahuan Turnamen Triwizard atau fakta bahwa anak emas Gryffindor telah berperilaku be...