02

39 14 0
                                    

Sejak Melody di perkenalkan dengan Adelaar, gadis itu jadi mencari tahu banyak hal tentang geng motor dan ketuanya itu. Di internet sudah banyak bertebaran artikel-artikel yang membahas tentang Adelaar. Apa saja kegiatan baik yang telah Adelaar lakukan. Namun, jika mencari artikel merah tentang Adelaar, tidak begitu banyak. Hanya satu dua artikel saja. Itu pun tertulis bukan ulah Adelaar melainkan geng-geng motor lain yang mencari masalah. Dan informasi semua anggota gengnya pun tercantum lengkap dalam artikel. Tapi, hanya satu yang tidak ada. Aksa. Namanya hanya tertulis sebagai ketua dan pendiri Adelaar. Bahkan akun sosmednya tidak memberikan informasi apa-apa.

"Kaya yang paling sempurna aja!" Gumam Melody setelah membaca beberapa artikel tentang Adelaar

"Jadi, Aksa itu ketuanya. Jovan itu wakilnya, dan kemarin siapa ya namanya? Oh ... Samuel. Dia panglima Adelaar."

Melody menutup ponselnya. Lantas berbalik badan untuk tidur telentang. Matanya menatap langit-langit kamar. Sampai tiga menit berlalu, Melody menyadari sesuatu.

"Eh, tapi ... Kenapa tiba-tiba gue kepo tentang geng itu?" Pikirnya setelah banyak membaca artikel

Benar juga. Kenapa Melody jadi ingin tahu? Padahal, tidak bermanfaat juga. Melody sudah menghabiskan waktu 30 menit untuk mencari tahu tentang Adelaar.

"Mending mikir konsep perkenalan diri besok."

Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya. Besok adalah MPLS hari kedua, tadi baru perkenalan diri dan interaksi dengan teman sekelas juga wali kelas. Besok adalah MPLS hari kedua, yang Melody duga pasti akan banyak drama.

Saat hampir mencapai selesai, Melody merasa sesuatu di dalam perutnya.

"Akh ... cacing-cacing udah lapar ternyata!" Melody menepuk jidatnya. Sepulang dari sekolah tadi Melody belum makan nasi sama sekali. Hanya makan makanan ringan itupun di beri Wulan, "Cari makan dulu aja deh!"

Maka dengan terpaksa Melody meninggalkan tugasnya yang padahal sebentar lagi selesai. Tapi untuk Melody yang pertama adalah makan, maka Melody memilih mengurusi perutnya dulu. Jika perut kosong, Melody merasa tidak bisa berpikir.

Melody memilih berjalan kaki daripada menggunakan sepedanya. Toh ada banyak warung dan tenda-tenda penjual makanan di daerah tempat tinggalnya. Juga, hari belum gelap. Sekalian saja Melody jalan-jalan sore.

Saatnya di bingungkan oleh banyaknya pilihan makanan. Dari yang hanya camilan-camilan ringan sampai makanan berat banyak di jual di sini. Melody jadi bingung harus makan apa. Dan lagi, dia sedang tidak ingin makan apa-apa. Matanya terus bergulir kesana-kemari untuk memilih menu makan malam hari ini.

"Kenapa jadi bingung sih?"

Melody menoleh pada sisi jalan. Senyumnya mengembang tipis, ketika melihat warung menjual siomay. Sepertinya tidak buruk menjadikan siomay sebagai santapan malamnya hari ini. Melody mengeratkan jaketnya, lantas berdiri di zebra cross untuk menyebrang. Tak butuh waktu lama untuknya berpindah tempat dari sisi kanan ke sini kiri. Kini gadis itu sudah berada di sebrang jalan dan berlarian ke kecil menuju warung yang tidak terlalu besar itu.

"Oh, warung baru ya? Pantas gak pernah lihat." Setelah bergumam Melody segera masuk ke sana

Senyum yang tadinya mengembang itu, perlahan memudar dibarengi dengan netra hezelnya yang melebar sempurna. Rahangnya jatuh begitu saja. Jantungnya tiba-tiba bergemuruh hebat. Melody bisa saja langsung kabur jika saja seluruh pasang mata itu tidak lebih dulu melihat keberadaannya berdiri kaku di depan pintu masuk. Total ada 6 pasang mata yang menatapnya.

"Lo," Melody meneguk ludahnya kasar, "Anak baru songong?"

Melody mau kabur. Tapi tidak bisa. Melody sudah seperti maling ayam yang ketahuan mencuri oleh pemiliknya. Sungguh Melody tidak tahu harus pura-pura acuh, karena mereka memang tidak saling kenal atau berlaga seperti adik kelas sopan yang menyapa mereka ramah. Tapi sepertinya, opsi pertama lebih baik, kan? Toh memang mereka tidak saling kenal sampai mengharuskan Melody menyapa dengan hangat. Biarkan saja, namanya sudah terlanjur jelek di mata mereka. Maka, biarkan saja tambah tercoreng.

MELODY AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang