BAB 4

2.7K 27 2
                                    


Jangan berharap lebih yah, ini aku masih gak mahir dalam menulis, wajar aku pemula 😆🤗
Maaf jika kalian kecewa 🥺😢

Di saat semua nya sudah di ambang kepustus asaan , semua nya tidak bisa di tolak, karena memang takdir sudah memutuskan memang ini yang terbaik, tapi mungkinkah ini yang terbaik untuk nya ? Atau ini hanya sebuah ujian yang sifatnya sementara ketika sudah lulus akan berakhir ?. Zoyva bergerak gelisah, menatap nanar pintu kamar yang sudah tertutup rapat, sesuai dengan keinginan pria itu, ia tidak bisa keluar kecuali sudah di izin kan oleh pemilik rumah. Apaan apaan ini ? Mengapa ada orang yang tiba-tiba mengatur hidupnya. Sedangkan zoyva tidak mengenal siapa lelaki itu.

Zoyva berinsiatif membuka pintu itu, dengan cara apapun meskipun ia tau bahwa sedikit kemungkinan untuk membuka nya, karena pintu itu sudah di kunci dari luar. Zoyva berdiri mendekati pintu itu. Menggedor nya, berharap ada orang yang mau menolong nya. Meskipun ia tau bahwa itu tidak mungkin, memang nya siapa dirinya yang akan di patuhi oleh orang di rumah ini ketika dirinya tidak memiliki kekuasaan di sini.

"Siapa pun tolong buka pintunya" zoyva berusaha menggedor-gedor pintu kamar dengan sekuat tenaga.

Menghela napas pelan, zoyva berbalik duduk di ranjang dengan sedikit kecewa. Namun seketika matanya berbinar ketika seseorang membuka pintu, mendekatinya dengan sebuah nampan berisi makanan.

Zoyva memperhatikan gerak gerik perempuan yang masuk ke dalam kamarnya, ralat kamar pria yang tidak di kenal nya.

Perempuan itu terlihat menata makanan di atas meja tanpa mengatakan sepatah katapun.lalu berbalik.

"Berhenti" perempuan itu berbalik, mendapat panggilan dari gadis yang sudah berdiri dari duduknya, berjalan mendekat ke arah nya.

"Bisa bantu aku keluar dari sini !?" Mata zoyva terkesan memohon, dengan rasa semangat yang  membuncah, berharap perempuan di depannya dapat menolong nya keluar dari sini.

"Maaf nona, tapi sesuai dengan perintah tuan, nona tidak bisa keluar dari sini" seketika zoyva mendadak lesu, kenapa ia bisa lupa bahwa perempuan itu bekerja untuk pria itu. Mana mungkin ingin membantunya yang mungkin saja akan kehilangan pekerjaan nya seandainya memang wanita itu membantu nya keluar.

Menghela napas panjang, ia berbalik menuju sofa , memandang makanan di atas meja, membuat nya semakin lapar, zoyva memakan makanan itu dengan lahap. Karena jujur, zoyva tidak pernah memakan makanan seenak ini. Apalagi setelah datang kesini zoyva tidak pernah mengisi perutnya. Ia harus kuat dengan tidak mengosongkan isi perutnya, setelah mengisi perutnya nanti, ia akan memikirkan cara untuk keluar dari sini.

°°^^°°

"Lalu apa yang akan kamu lakukan jika memang benar gadis itu pelakunya" lelaki itu berdiri dari kursinya, tangan nya membawa sebuah gelas berisikan alkohol, sedangkan tangannya yang lain memegang rokok yang di apit oleh kedua jarinya.

Matanya lurus ke depan, dengan tatapan mata tajam yang terkesan dingin. Berjalan mendekati sofa panjang lalu duduk di sana.

"Maybe, mungkin membunuhnya"  lelaki itu menghisap dalam nikotin yang berada di tangan nya, sementara gelas yang berada di tangan yang satunya, di simpan di atas meja kaca di depannya. Kakinya di angkat bertumpu di atas kaki satunya.

Lelaki itu menoleh ke arah lawan bicaranya, mengangkat satu alis nya " tapi dari sepersekian orang yang kita hadapi, baru kali ini kita menghadapi gadis lemah sepeti itu, apakah menurut mu gadis sepolos dia bisa melakukan hal keji seperti itu ?"

Ahyzar tampak diam, masih dalam pikirannya sendiri, ahyzar tidak mungkin mempercayai kepolosan seseorang sebagai alasan dia lengah menghadapi musuh, mungkin saja kepolosan gadisi itu hanya ingin membuat mereka merasa bahwa mereka salah menargetkan lawan.

MAFIA OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang