PROLOG.

34 7 2
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Haloo semuaaaa!!!
Sebelumnya, aku mau kasih tahu, kalau cerita ini asli dari pemikiran aku sendiri. Hasil dari haluan, dan ke-gabutan semata.

Tolong, jangan bawa-bawa lapak orang lain ke cerita aku, begitupun sebaliknya. Karena aku benar-benar enggak plagiat pada cerita manapun.

Ini cerita ke-2 aku. Masih belum sempurna, dan masih urak-urakan. Jadi, dimohon untuk menghargai, ya.

Jika ada kesalahan penulisan, mohon untuk bantu koreksinya.

Bantu untuk ramaikan juga yaaa semuanya!!  Tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen:)

TERIMAKASIH.

HAPPY READING 🤍

•••

Sateria Jhevaline Alvaska. Tinta bertuliskan nama saya, akan segera kalian temukan dalam lembaran-lembaran berikutnya. Dalam setiap bait aksara yang menuntut kejelasan, nama saya akan menjadi objek dengan tinta paling hitam. Begitu jelas. Namun terlalu berantakan.

Beberapa manusia di bumi ini, memandang saya sebagai salah satu nyawa tak berguna. Menikam jari jari tak bersalah dalam belenggu kepayahan. Mengubur dalam-dalam rasa amarah yang tercipta, hingga aksara-aksara yang belum tersusun fakta, menjadi cibiran asik dalam ritme hidupnya.

Mungkin, gerakan tubuh saya yang di atur oleh bumi, menjadi siksa tersendiri bagi mereka. Hal nya semua perasaan yang tertata dalam, diri ini hanya bisa meringkuk dalam bangun yang tak beraturan. Rasa bersalah layaknya jendela bagi saya untuk melihat indahnya dunia. Ingin menggapai seluruh kedamaian, namun terhalang oleh rasa yang mendalam.

Saya terjebak. Rintik garis kata yang tercipta, selalu berhasil menikam fakta dalam relung jiwa. Menciptakan ribuan malam dengan memory pedih yang tak ingin dilupa.

Manusia seringkali buta akan fakta sesungguhnya. Hanya memandang sebelah mata, tanpa melihat apa yang sebenarnya dirasa oleh sang daksa. Saya tak menyalahkan mereka yang menghakimi sebebasnya. Karena sifat manusia memang tak terduga. Mereka hanya ingin memakan apa-apa yang mereka lihat dalam sudut kesalahan. Itu membuatnya puas, karena itulah yang mereka butuhkan.

Namun, jika mereka tahu. Apakah mereka akan tetap dalam ruang nya? Karena pada dasar dari luka yang saya terima, masih ada banyak darah-darah tak berdosa yang saya tikam sesungguhnya.

Dan pada akhir dari penghujung waktu yang diberikan cuma-cuma oleh sang kuasa, lagi lagi menyimpan banyak kejutan di dalamnya. Perihal genangan air mata, yang terbalas oleh ukiran indah dalam kurva. Semesta tak pernah jahat. Hanya manusia yang salah dalam memandang nya.

Berlayar lah dalam kisah saya. Maka kalian akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang selalu terlontar untuk semesta. Dalam kisah ini, saya menyerahkan segala keputusan untuk setiap Aksa indah yang kau punya. Apapun kesimpulan yang kau dapat, semoga menjadi pelajaran terbaik untuk menilai dunia.

Tes ombak dulu man-teman^^
Sedikit banget kahh? Kayaknya iya. Wkwk

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!!!

RAMAIKAN CERITA AKUUU, FOLLOW JUGA MY AKUNNN... TERIMAKASIH 🤍

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER SELANJUTNYA!!

Salam hangat:
Author cantik pacarnya Canva Narendra.

SATERIA J.A   [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang