iii. juno cakrawala

362 37 8
                                    

perkenalkan, namanya juno cakrawala. putra bungsu dari pasangan cakrawala. menjadi putra bungsu merupakan suatu kebanggaan sendiri bagi juno. hidup nyaman, segala keinginan terpenuhi dengan mudah walaupun harus berdebat untuk bisa setuju, dan yang paling penting disayang.

juno tumbuh menjadi pribadi yang tidak kurang dari afeksi cinta orang tuanya. segala hal yang pemuda itu lakukan tentu selalu menjadi pusat perhatian sang orang tua. hingga kini, di umurnya yang sudah menginjak 17 tahun.

“dek, kamu habis dari mana? tadi kok mobilmu ada perumahan sebelah?”

juno yang berjalan masuk menuju lantai dua terpaksa harus berhenti dan berjalan mendekat ke arah sang papa yang sedang ada di dapur, makan. juno mendekat, menyalimi tangan sang papi sebelum duduk di salah satu kursi di meja makan.

“habis nganterin temen pi.”

sang papi menukik alisnya tajam. “temen? siapa temen kamu disana?”

“ada deh. abang udah pulang?”

“tadi bilangnya lagi ada tugas.”

“boong kali tuh.”

“mulut lo minta gue cubit ya dek.” suara sang abang, menggema memasuki area dapur. juno langsung merotasikan bola matanya tidak peduli dengan ucapan tersebut. ia beniat untuk bangkit sebelum sang abang menahan tubuhnya untuk tetap duduk.

“tadi ngapain di bengkel dek?” pertanyaan tersebut sukses membuat bola mata juno membulat. sang papi juga ikut menaruh fokusnya kepada putra bungsunya itu. dia tidak tau cerita ini. sang pelaku, bertanya dengan wajah polosnya yang bahkan membuat juno ingin menonjoknya.

“siapa juga yang dibengkel?” juno enggan menjawab menjawab pertanyaan tersebut. sebisa mungkin ekspresi wajahnya ia buat sedatar dan acuh mungkin hingga membuat sang abang tidak bertanya lebih banyak.

“tuh pi, adek udah bisa boong.”

juno berdecak, dasar ngaduan! ia pun terpaksa harus menjelaskan hal ini kepada sang papi yang bahkan sudah siap mendengarkan ceritanya. “tadi habis anterin temen ke bengkel, cross-member nya rusak gak sengaja adek tabrak.” yah daripada menciptakan kebohongan baru, lebih baik juno jujur saja.

“astaga dek, kamu gapapa?”

“lah kok malah adek yang ditanyain?” heran si sulung cakrawala. heran juga dia sama orang tuanya satu ini.

────

setelah diberi siraman rohani sepuluh menit, juno sekarang sudah bersantai di kamar tidurnya itu. tubuh besarnya sudah mengambil posisi berbaring di atas kasur serta tangannya yang sedang bermain nitendo. raut wajahnya cukup serius, seolah sedang melakukan pertarungan sengit. sedikit lagi, karakter game miliknya akan menang, juno bisa merasakannya.

“DEK, PB GUE LO UMPETIN DIMANA?”

GAME OVER. juno yang tadinya menatap penuh minat nintendo yang ada di depannya kini berubah menjadi sepet, dia sebel banget seriusan. abangnya ini tuh bisa gak ya kalau manggil tuh minimal masuk dulu ke kamar dia, malah teriak dari luar kamar, bikin kaget aja.

“UDAH GUA TARO DI KAMAR LO.”

sebelum ia kembali untuk memulai permainan, pintu kamarnya terbuka lebar dengan sang abang di depan sana. “lo taro di sudut mana anying? udah gua cari gak ketemu.”

“cari tuh pake mata, bukan mulut. gua taro di nakas lo anying.”

“oh bilang dong.”

“ya makanya cari dulu?!” nah, keluar tuh tanduk nya juno. sang sulung hanya mengangkat bahunya acuh sebelum meninggalkan kamar juno. “TUTUP PINTUNYA WOI!” lanjutnya. dia yang buka pintu, masa juno yang harus tutup sih. menyebalkan.

baru juga juno ingin menutup pintu, suara bel dari pintu utama membuatnya keluar dari kamar. dari lantai dua, juno mengintip untuk melihat tamu yang berkunjung.

pintu utama terbuka menampilkan sesosok lelaki jangkung yang sangat ia kenali. juno tak lagi menatap minat ketika ezra—pacar sang abang itu sudah berjalan menuju lantai dua.

juno memilih untuk masuk kembali ke kamarnya. ia lebih memilih kembali melanjutkan permainan nintendo yang sempat tertunda tadi.

namun sebelum tangannya menyentuh nintendo yang tergeletak di kasur, dering notifikasi ponsel miliknya berbunyi. juno segera mengeceknya.

kedua bola matanya membulat membaca notifikasi yang tertera disana, sebuah informasi bahwa itu adalah samudra. juno mengucek matanya, takut salah dengan apa yang barusan dirinya lihat. segera ia tekan ikon aplikasi warna hijau yang menampilkan room chat tersebut.

6285827XXX

| gue samudra
| lo tadi ninggalin kertas yang isinya nomor lo sendiri di tas gue?

ya, gue pikir lo ga akan chat haha |

| niatnya emang gitu kok
| habis ini jg nomor lo gue block
| bye

juno melongo dibuatnya. dia gak salah baca nih? belum juga chat sehari, nomor miliknya sudah di block sama samudra? bahkan profile samudra yang awalnya merupakan foto pemuda itu kini berganti menjadi botak alias no profile picture.

belum juga mulai, batinnya.










tbc.




a.n aku mau double up ni, see u next chap!

everything has changed ★ hwanbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang