xiii. insiden memalukan

294 31 6
                                    

a.n kalau ada tulisan cetak miring, itu tanda percakapan dengan batin mereka ya.

────

author pov.

hari silih berganti dan tanpa terasa berganti menjadi bulan. ini sudah bulan ujian di kampus samudra dan juno. mereka berdua merasa baru kemarin masuk kuliah, dan sekarang mereka sudah dihadapkan dengan ujian.

baru saja kemarin samudra sibuk wara-wiri jadi mahasiswa ter-aktif satu fakultas, dan kini dia sedang duduk anteng belajar untuk bisa naik semester 5.

begitupun juno, yang kemarin baru masuk jadi maba alias mahasiswa baru, hidup lagi enak-enaknya, dan dapat informasi kalau sebentar lagi ujian yang membuat dia seminggu belakangan ini belajar giat.

juno juga sudah dikasih peringatan atau lebih halusnya sebuah pesan dari kedua orangtuanya untuk belajar dengan benar supaya ketika ujian bisa mengerjakan dengan baik. tapi juno tau, pesan itu bukan sekedar pesan belaka.

itu sebuah ancaman yang menurut dia, orangtuanya tidak mau lihat nilai dia jelek.

aksa-papi juno, tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, karena menurut dia yang paling penting juno bisa mengerjakan dengan baik dan lembar jawab diisi semua.

di lain sisi, harsa-papa juno hanya ingin mau nilai juno tidak mengecewakan, yang mana artinya, beliau tidak ingin nilai juno buruk.

makanya sekarang juno masih berdiam diri di perpustakaan, baca beberapa buku sebelum pulang. di sebelahnya, ada samudra yang lagi fokus mengerjakan latihan soal dengan serius.

iya, samudra sama juno sekarang lagi duduk sebelahan di perpustakaan.

juno memandang buku di hadapannya itu dengan malas, memaksakan matanya untuk terus membaca tulisan panjang di hadapannya, memaksa tulisan itu untuk masuk ke dalam memori kepalanya.

akan tetapi, bukannya fokus membaca, kepala juno terkantuk yang menyebabkan dirinya tertidur dengan lengan kiri sebagai penopang.

mata cokelat berkilau juno kini meredup, sudah tertutup. samudra, yang masih duduk di sebelahnya bisa mendengar dengkuran halus juno. dia yang lagi sibuk coret-coret kertasnya itu langsung menoleh, memandang wajah tenang juno yang tertidur.

mata bulat cokelat gelap milik samudra menelaah wajah adik tingkatnya itu. meneliti alis tebalnya yang samudra baru sadar lebih tebal dari dia, lalu turun ke bulu matanya-yang menurut samudra cukup lentik untuk seorang laki-laki, mata cokelat berkilaunya yang kini tertutup-yang ia yakini pasti cantik, hidung mancungnya yang membuatnya iri, dan- oh, apalagi bibir merah jambu tebal berbentuk hati membuat samudra ingin-

tidak.

samudra langsung menggeleng, menepis pikiran yang baru saja hinggap tentang juno. tidak, tidak, tidak. tidak mungkin kan dia baru saja memikirkan ingin mencium juno?! dia tidak boleh seperti ini. juno itu adik tingkatnya! dan juga hubungan mereka berdua jauh dari kata teman! mereka musuh, pikir samudra.





tapi apakah? mereka berdua itu adalah musuh?





















"udah puas belum mandangin wajah gue, kak?"
















gedubrak!














itu adalah suara pantat samudra yang mencium lantai perpustakaan. suara jatuhnya terdengar jelas di pendengaran juno yang membuat dia tertawa tertahan. tadi juno sebenarnya gak tidur pulas, cuma merem biasa. kini posisi duduknya sudah tegap melihat samudra yang lagi duduk malu di lantai.

beruntung bagi samudra, suara jatuh dia tidak terdengar sampai ke petugas perpustakaan. tapi, dia malu juga bisa jatuh di depan juno, di ketawain pula sama dia. pipinya tanpa sadar merona merah, bukti kalau dia tuh malu banget.

alhasil tanpa memperdulikan ekspresi juno yang masih asyik tertawa, samudra pelan-pelan kembali duduk di bangkunya. ia juga sedikit menggeser kursinya untuk menjaga jarak dengan juno.

pokoknya samudra gak mau di isengin sama juno.

"ketawa mulu, di usir petugas tau rasa," bisiknya, nadanya berusaha menjadi galak. tapi gagal. karena hal itu bikin juno makin ketawa. juno juga bisa melihat warna merona di pipi samudra yang makin merah.

melihat juno yang belum ada tanda-tanda mau berhenti tertawa, itu membuat samudra menatap galak pemuda di sampingnya, "shush! jangan berisik," bisiknya sekali lagi.

tidak ingin ketahuan oleh petugas perpustakaan, juno berusaha untuk menghentikan tawanya. ia mengangguk kepada samudra, memelankan suara tawanya, dan kemudian hening.

sekarang juno membalas tatapan galak samudra dengan tatapan main-main, "udah gak berisik nih. terus sekarang gimana?"

samudra masih memandang galak juno, yang ketawa kan dia sendiri kenapa jadi nanya gue. ia tidak membalas ucapan tersebut dan kembali melihat latihan soal di depannya. ia berusaha untuk tidak peduli dengan juno yang masih terfokus kepadanya.

"kak, lo kenapa sih kalau ngeliat gue kayak setan?" tanya juno lagi, masih berbisik. ia sedikit memajukan tubuhnya supaya suaranya bisa terdengar samudra, dan tidak mengundang perhatian yang lain. "kabur mulu," lanjutnya, suaranya mengecil.

samudra berdecak, ini sih alamat gak bisa lanjutin latihan soal. ia merapihkan kertasnya yang berantakan sebelum memandang juno, "gue cuma gak ngerasa ada urusan sama lo," balasnya.

"ya tapi kan, emang sih kita jarang ketemu. tapi tuh, tiap ketemu lo selalu kabur kak. gue bahkan gak sempet nyapa, lo malah udah kabur," tutur juno.

"karena kita itu emang gak seharusnya saling sapa. lo dengan kehidupan lo, gue dengan kehidupan gue. kita beda," balas samudra, dia sudah agak kesal sekarang.

"tapi kenapa kita gak boleh saling sapa?"

kini samudra memandang juno tidak percaya, alisnya menyatu heran dengan respon juno, "lo masih nanya?!" serunya, suaranya memekik tertahan.

juno yang melihat perubahan ekspresi samudra itu semakin bingung, "kak, gue cuma nanya? muka lo kenapa kesel gitu sih?" tanyanya, dia jadi ikut kesal.

samudra menghembuskan napasnya tidak percaya, ia mengusap wajahnya, masih tidak percaya dengan balasan juno. ia pun memandangnya putus asa, "kalau lo beneran gak tau, tanya sama orang tua lo deh. tanya ke mereka, kenapa bisa mecat gantari hanendra tanpa alasan jelas," balasnya, kemudian ia bangkit dan segera keluar dari perpustakaan.

juno yang mendengar nama gantari disebut membuatnya menyatukan alis heran. jadi ini ada urusan dengan papanya?












tbc.






a.n yihaaay! HAHA kasian sekali cowokku kebingungan. sabar ya juno, perjalananmu masih panjang :D

everything has changed ★ hwanbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang