xviii. date?

288 25 1
                                    

author pov

di pagi kamis yang cerah menerangi ibukota pagi ini, juno ada di rumah, hari ini ia lebih memilih untuk di rumah dan tidak melalukan apapun selain mondar-mandir sampai sore hari. juno sudah izin dengan papa harsa bahwa untuk hari ini dia enggan untuk masuk ke kantor.

juno sebenarnya tidak terlalu berdiam diri di kamarnya, dia sibuk dengan smartphone miliknya, layar utamanya menampilkan beberapa foto outfit casual yang nampak cocok untuk sekedar main. sudah lama dia tidak main akibat padatnya kuliah. tapi kali ini, dia sudah memiliki jadwal untuk sore hari nanti.

bukan tanpa alasan juno sekarang lagi sibuk scroll cari outfit inspirasi untuk dirinya. juno biasanya tidak serumit ini hanya untuk memakai outfit untuk hangout, bermodalkan insting dia bisa saja langsung mengambil baju di lemari besarnya.

namun kali ini berbeda. juno merasa harus sempurna. dia tidak mau memakai insting atau asal pake baju yang penting nyaman untuk sore ini. dia ingin ada perubahan.

pada kesempatan ini, juno tidak sendirian. dia mengajak seorang teman-mungkin bisa dibilang teman sekarang.

juno sudah mengajak samudra hanendra. untuk jalan-jalan sore ini.

berdua saja.

iya.

kemajuan pesat, bagi juno.

setelah insiden mengobrol santai di kantin fakultas tanpa ada lirikan sinis dari samudra, juno pun menyimpulkan bahwa sekarang samudra sudah mulai merubah sikapnya kepada dirinya, sama seperti dirinya yang merubah sikapnya untuk tidak menyebalkan-setidaknya untuk samudra. maka dari itu, dia dengan percaya dirinya mengajak samudra untuk jalan.

dan lebih gilanya lagi, samudra langsung setuju.

juno itu mengajak samudra ke pameran pokemon di salah satu mall, dan langsung disetujui sama samudra ajakan darinya, pokemon itu kesukaannya samudra. jangan tanya gimana juno bisa tau kesukaan samudra. udah, jangan. nanti dia bisa nulis satu kertas full.

tapi ini memang suatu kemajuan pesat bagi juno, tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau samudra akan setuju dengan ajakannya. ia pikir, dirinya akan diacuhkan seperti biasanya. perubahan pesat ini cukup menyenangkan bagi juno, dan dia berharap ini akan bertahan lama. karena juno tidak ingin menyiakan kesempatan sekali seumur hidup untuk membuat kenangan bersama samudra.

sedang asyik menyelami smartphonenya, terdengar ketukan pintu yang cukup keras-sudah pasti itu bang tama-membuat juno menoleh, "paan bang?" sahutnya agak lebih keras dari dalam, tanpa turun dari kasurnya.

"mau mangga gak lo, dek?"

dengan kata ajaib itu, juno langsung bangkit dari kasurnya dan bergerak cepat membuka pintu kamar miliknya, menampakkan wajahnya kepada bang tama yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

"mana mangga?" tanya juno, matanya menelisik tangan bang tama, yang tidak membawa buah kesukaannya. alisnya menyatu, menatap bang tama bertanya-tanya. "lah, mangganya kok gak ada?"

alis tama ikut menyatu, "gua gak bilang bawain mangga?"

"terus? ngapain ngomong?"

"gua kan nanya, lo mau mangga gak?"

juno berdecak, "make nanya lo ah, mau lah."

tama mengangguk, "oke kalau gitu," katanya, lalu setelahnya dia pergi dari depan kamar juno, membuat sang adik memandang abangnya itu aneh. "gua kasih tau papi nanti pulang beliin mangga," sahutnya tiba-tiba.

"oh, oke dah. thanks." juno kembali mengecek smartphone miliknya, "bang! bilang papi ya kalau nanti gua balik maleman," ucapnya, tanpa melihat tama.

everything has changed ★ hwanbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang