***
Sudah 8 tahun aku lewati hidup dengan berbagai kesunyian tidak ada lagi yang membuat keramaian seperti dulu...
Karena ia sudah pergi...
Dan anehnya sahabatku alifia yang satu kampus denganku, kini malah menjadi seseorang yang pendiam dengan alasan ingin mendapatkan hasil yang baik saat tibanya ujian.Semua ini serasa -
Aneh?Tapi...
Walaupun keadaan berubah total seperti ini dan juga tidak seperti saat aku memasuki SMP dan SMA, Aku tetap berusaha beradaptasi dan juga melaksanakan permintaan Rangga sebelum ia pergi.Dia ingin bila suatu saat kita berpisah , aku akan memakai Cadar.
Dan benar juga akhirnya aku lebih suka memakai Cadar dan tidak menampakkan sebuah senyuman yang tersembunyi di balik cadar ini.Dan satu harapan aku terus memegangnya
'Aku berharap dapat bertemu dengan Rangga lagi' ujarku dalam hati.
***
Beep beep beep!
Suara bel kampus sudah terdengar dan akhirnya kami dapat pulang ke habitat masing-masing.*eh maaf kebiasaan
Maksudnya Rumah masing-masing.Aku pulang memakai bis karena jarak dari kampus sampai rumahku jauh.
Tidak seperti SMPku."Aqila" terdengar suara lembut Dari sampingku yang kini tersenyum ke arahku.
Ahh alifia dengan wajah tenangnya sungguh-
Berbeda..."Apa lif?"aku menatap ke arahnya dengan ekspresi tersenyum, namun senyuman itu pasti sia-sia karena kini Aqila sudah memakai cadar di sekitar mulutnya.
"Lo Sekarang ulang tahun kan?"
Aku hanya bingung menatapnya karena ia bertanya dengan Nada sedikit sedih.
"Hm iya lif"
"Boleh gak kita ngerayain ulang tahun kamu di Rumah kamu? Biar aman...
Dan juga..."
Ada sebuah jeda sejenak yang malah membuatku semakin bingung."Dan juga gue gak mau ada hal yang buruk lagi nimpa lo Qil" kini Alifia yang berjalan menuju halte bis pun berhenti sejenak, karena tiba-tiba alifia memeluk ku dengan penuh kehangatan dan kemudian ia pun melepaskan pelukannya.
"Iya lif, gue juga gak mau buat lo khawatir"
Alifia yang mendengar ucapanku itu pun langsung merasa lega dan akhirnya menjadi seceria dulu."Ayo Aqila!!! Kita berangkat!"
"Shuuhhss lif , inget kita tuh udah kuliah. Udah gede! Umur kita 21 tahun lif. Jangan kekanak-kanakan deh..." Tegurku pada alifia yang malah tertawa kecil saat memasuki bis.
***
"Ting-tong-ting-tong"
Suara Bel Dari rumahku pun terdengar.
Dan dibukalah pintu dengan sambutan hangat dan sebuah senyuman pada raut muka Umi dan abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqila Diary of Her life
Teen FictionDiary ini ditulis oleh seorang cewek, bernama Aqila yang punya banyak keprilakuan ,akhlak mulia, berbakti pada orang tua , dan tidak menyukai persoalan cinta. akan tetapi saat ia menganjak Smp , teman sebangkunya yang namanya misterius tidak diketa...