8. Aku Akan Merebut Anakku!

1.5K 196 10
                                    





♥︎♥︎♥︎






Menjadi brand ambassador nyatanya tidak sesederhana hanya menjadi model bintang iklannya saja, Arwin disibukkan dengan mempelajari beberapa hal tentang resort itu. Selain berdiskusi dengan para petinggi dan pihak marketing, ia juga harus memahami dengan tepat apa saja yang akan diperkenalkan kepada para pengunjung. Arwin harus mengunjungi restoran, spa, cottage, kolam renang dan wahana-wahana hiburan lainnya. Ia harus memahami semua hal dengan baik, dan ia dengan cepat mempelajarinya.

Hari ini adalah jadwal Arwin untuk datang ke pembukaan festival musim gugur yang diadakan oleh Diamond Land. Letak resort ini tak jauh dari Canada's sugar beach, bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama sepuluh menit untuk mencapai pantai dari kawasan resort. Acara akan dibuka siang ini, seluruh petinggi Diamond Land seperti Victor, William dan jajaran petinggi yang lain termasuk para manager dan staf hadir.

Setelah acara pembukaan selesai dilakukan, Arwin berjalan bersama beberapa undangan kehormatan untuk memperlihatkan beberapa hal menarik di resort yang sangat luas dan mewah itu. Arwin berjalan di sisi Victor, beberapa pria dan wanita berjalan di sekitar mereka. Arwin fokus dengan pekerjaannya, seperti biasa, sikapnya sangat profesional meski ia harus bertemu William dan keluarganya. Ia hanya berusaha terlihat tenang meski ia tahu mereka menatap risih dan jengah padanya.



♥︎♥︎♥︎




Lucian Chivaaree berdiri tak jauh dari keponakannya, anak kecil itu sedang bermain ayunan bersama pengasuhnya. Saat ini keluarganya sedang berada di resort milik keluarganya yang baru saja dibuka. Lucian diminta oleh ibunyanya untuk mengawasi Archie. Archie tidak boleh dibawa ke depan umum, William sangat menjaga privacy anaknya sebelum Archie sedikit lebih besar. Ia juga tak ingin Arwin, mantan istrinya itu mengenal Archie dan berpikir untuk membawanya.

Lucian mendengar jika mantan kakak iparnya itu menjadi brand ambassador untuk resort ini. Lucian melihatnya di internet, dia sangat tampan dan juga manis. Persis seperti yang diingat olehnya lima tahun yang lalu. Saat Arwin dan William berpisah, umur Lucian baru tiga belas.

"Kau di sini rupanya? apa kau tidak ingin bertemu para gadis di sana?"

Lucian menoleh ke sisi kirinya, mendapati Belle sudah berdiri di sana.

"Untuk apa?" Lucian bertanya ketus, ia segera memalingkan wajahnya ke depan sana.

"Kau selalu seperti itu, apa menurutmu aku ini terlalu cantik sampai kau segan melihatku?" Belle bertanya dengan nada manja.

Dasar pick me!

"Orang gila!"

"Akui saja aku ini lebih kaya dan cantik dibanding pria miskin itu!" Belle menyindir seseorang, siapa lagi kalau bukan Arwin, mantan istri William.

"Cantik dan kaya saja tidak cukup untuk menjadi kakak iparku, minimal punya otak!" Lucian mendengus di akhir kalimatnya.

"Apa kau pikir aku bodoh?" Belle bertanya sedikit memekik karena kesal.

"Menurutmu?" Lucian menoleh, menatap remeh gadis yang penampilannya seperti butik berjalan ini, sebelah alisnya terangkat.

"Cihh!" Belle menghentakkan kakinya kesal.

"Kau yang seperti itu sangat tidak pantas untuk kakakku. William butuh orang yang dewasa dan bijaksana, bukan gadis pick me yang super manja dan tolol sepertimu. Menjaga anak kecil saja tidak bisa!"

I'm Sorry, I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang