17. Aku Akan Melakukannya Dengan Baik

1K 101 1
                                    

Type: Spoiler

Words: 700


♥︎♥︎♥︎



"Tugasmu belum selesai, Christ!" pria tampan itu berkata dengan ekspresi serius.

"Apa yang harus kulakukan lagi?" pria satunya bertanya.

"Aku membutuhkanmu untuk melakukan sesuatu yang lebih besar. Kali ini buat William juga tidak berkutik!"

Christ terdiam, ia sudah mengikuti perintah pria ini sejak lima tahun yang lalu, ketidakpuasan Victor atas pembagian jabatan dan kekuasaan dalam kerajaan bisnis keluarga Chivaaree membuatnya mencari berbagai cara untuk menjatuhkan William, termasuk merusak pernikahan William, pernikahan impian kakeknya.

"Aku harus melakukan apa kali ini?" Christ kembali bertanya.

"Aku membuat skenario baru, kali ini tidak hanya William, tapi keluarga brengsek itu akan mendapat ganjaran atas ketidakadilan yang kuterima selama ini!"




♥︎♥︎♥︎


Arwin telah melalui banyak hal menyakitkan dalam hidupnya, meski William merentangkan kedua tangan untuk memeluknya kembali, nyatanya Arwin masih belum bersedia kembali kepadanya. Kembali menikah dengannya bukanlah suatu hal yang sederhana bagi Arwin. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangannya dan William sangat mengerti itu. Semakin hari perasaan cinta di hati William untuk pemuda ini semakin bertambah besar. Ia sudah tak memikirkan lagi apa yang akan terjadi ke depannya, fokusnya hanya untuk kembali hidup bersama Arwin dan membangun rumah tangga mereka dari awal.

Sesungguhnya William tidak peduli pada apa dan siapa pun. Ia akan tetap memilih Arwin dan tetap akan kembali kepada pria ini apa pun yang terjadi. Di dunia ini ia hanya peduli pada Arwin dan Archie selain keluarga intinya. Bahkan seandainya keluarga intinya tidak menyetujui ia kembali bersama Arwin, ia rela melepaskan semua kekayaan yang ia miliki saat ini dan pergi bersama keluarga kecilnya itu.

Tak tahan, ia segera menghampiri pemuda yang telah memakai piyama itu. Arwin bahkan tidak menyadari kehadirannya. Ia baru terhenyak ketika William memeluknya dari belakang, menaruh dagu lancipnya di pundaknya.

"Kau memikirkan apa?" William bertanya, berharap Arwin mau membaginya beberapa padanya.

"Liam, kenapa mereka memberitakanku seperti itu?" Arwin bertanya pelan.

"Berita?" William memang sudah beberapa hari ini tidak melihat berita apa pun. Waktunya ia fokuskan untuk bekerja, pulang untuk bertemu Arwin dan putera mereka.

Arwin hanya menghela napas setelahnya, kemudian hanya diam dan menikmati hembusan napas William di sisi wajahnya. William mengeluarkan ponsel dari saku celananya, ketika ia membuka media sosialnya, trending hari ini adalah tentang Arwin. William membaca sekilas, beberapa judul di sana adalah:

'Setelah skandal perselingkuhannya lima tahun lalu, model Arwin Alexander kembali untuk merusak pertunangan pengusaha William Chivaaree dan Yesabelle Luan'

'Dicurigai jika putera dari William Rich Chivaaree saat ini bukanlah anak biologis William, netizen tantang lakukan tes DNA!'

'Apa tujuan Arwin Alexander kembali dari New Zealand setelah lima tahun menghilang? Apakah benar demi uang dan popularitas dengan kembali mendekati William Chivaaree?'

William menghela napas, memasukkan kembali ponselnya dan kini kembali fokus kepada sosok yang masih setengah dipeluknya ini.

"Bisakah kau tidak usah membuka berita apa pun tentangmu, sayang?" William bertanya dengan nada lembut.

Arwin mengangguk, "Salma mengirimkan padaku beberapa." Jawabnya.

"Aku akan melarang siapa pun mengirimkan berita apa pun tentangmu. Berikan ponselmu." William meminta Arwin memberikan ponselnya. Arwin menurut, ia memberikan ponselnya pada pria di balik punggungnya ini.

William mengutak-atik beberapa saat dan mengembalikan lagi ponsel itu untuk Arwin. "Aku sudah menonaktifkan semua sosial media pribadimu, untuk pekerjaan, serahkan kepada Ryan. Jika seseorang ingin menghubungimu, mereka bisa menghubungi managermu atau aku."
Arwin terpana, ketika ia mengecek ponselnya, benar semua aplikasi media sosialnya diuninstal, sebagian dinonaktifkan. Yang tersisa hanya aplikasi untuk menonton drama dan film saja. Arwin ingin tertawa namun ia hanya bisa menghela napas, "kau sampai seperti itu." Ucapnya pelan.

"Kau tidak perlu melihat omong kosong itu, tes DNA apa? sialan!" William merasa kesal ketika eksistensi anaknya diragukan.

"Kau percaya jika Archie adalah anakmu, kan?" Arwin bertanya.

"Tentu saja! kenapa aku harus meragukannya di saat aku terus-menerus membuatnya tanpa kenal lelah, ibunya bahkan masih sangat polos saat kumasuki!"

Arwin terperangah.

"Enam bulan terus-menerus berusaha membuatmu hamil dan setelah aku mendapatkannya lantas aku harus meragukannya?" William balik bertanya.

Perasaan Arwin benar-benar dibuat membaik, "apa kau pernah berpikir untuk melakukan tes itu?" tanyanya, berharap mendapat jawaban yang memuaskan.

"Tidak! meski aku sempat kecewa dan marah padamu tapi aku tidak pernah meragukan Archie, dia anakku. Anak biologisku!"

Entah kenapa Arwin merasa sangat lega dan bahagia saat ini. Ini adalah ucapan yang paling ingin ia dengarkan dari William.



♥︎♥︎♥︎



I'm Sorry, I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang