"Yeobo...irona," teriak Yoona membangunkan suaminya.
"Euh," lenguh Jimin sambil membuka matanya, "Jangan berteriak seperti itu chagia, kau membuat telingaku sakit. Kau seharusnya membangunkanku dengan lembut bukan berteriak seperti itu, nanti disangka tetangga kita sedang bertengkar," ketus Jimin.
"Mwo? Membangunkan dengan lembut?, hey Tuan Park Jimin...jika aku membangunkanmu dengan lembut yang ada nanti kau tidak bangun melainkan semakin memperdalam mimpimu seperti yang sudah-sudah," sindir Yoona.
"Hahahahaha dasar istriku ini memang cerewet tidak bisakah kau romantis sedikit pada suamimu yang tampan ini?" goda Jimin.
"Yaaaaakkk....sudahlah aku mau memasak dulu, tidak akan ada habisnya jika aku terus bertengkar denganmu. Lihatlah sudah jam berapa sekarang, apa kau tidak akan pergi ke Kantor wahai tuan Jimin?" tanya Yoona dengan kesal.
"Chagia tenanglah... aku ini CEO jadi bisa berangkat ke kantor sesuka hatiku," sahut Jimin yang belum beranjak dari tempat tidurnya.
"Yaaaakkk... meskipun kau seorang CEO tapi kau tidak boleh sesuka hatimu. Kau harus memberikan contoh yang baik kepada para karyawanmu," habis sudah kesabaran Yoona menghadapi suaminya.
"Baiklah, baiklah, Nyonya Park Yoona silahkan memulai pekerjaan anda di dapur, suamimu yang tampan ini akan pergi mandi dan segera turun untuk makan," balas Jimin.
Setelah 3 tahun menikah Yoona selalu mengomel setiap kali membangunkan suaminya yang memang sulit dibangunkan itu. Diusia pernikahan mereka yg menginjak 3 tahun ini mereka belum juga diberikan momongan, tetapi mereka tidak mempermasalahkan itu, bagi mereka semua itu hanya soal waktu. Jika memang sudah waktunya, mereka pasti akan diberi momongan, begitulah pikir mereka.
Sesampainya di Kantor, Jimin berjalan memasuki kantornya. Tak lepas dari pandangan para karyawannya yang memang mengagumi sosok Jimin yang tampan dan ramah itu. Sapaan-sapaan yang terlontar dari mulut karyawannya dijawab anggukan oleh Jimin.
Diruangan Jimin, ketika Jimin sedang berkutat dengan kertas-kertas yang menjadi teman akrabnya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Tok....tok...tok...
"Masuk," sahut Jimin.
"Permisi Sajangnim, ada dokumen yang harus Anda tanda tangani," ucap asistennya sambil memberikan dokumennya.
"A iya Sajangnim, apakah besok saya boleh cuti selama satu bulan?" tanya asisten dengan hati-hati."Mwo? satu bulan?, ada apa kau minta cuti selama itu Joon?" tanya Jimin kaget.
"Anu...jadi begini Sajangnim, ibu saya di Ilsan sedang sakit, jadi saya pulang ke Ilsan sementara waktu," jelas Namjoon.
"Baiklah kalau begitu kau boleh cuti, sampaikan salamku pada orang tuamu, semoga ibumu lekas sembuh," ucap Jimin.
"Baik Sajangnim nanti akan saya sampaikan, kamsahamnida Sajangnim. Kalau begitu saya permisi," balas Namjoon
"Jamkkaman...sebelum kamu cuti tolong carikan saya asisten sementara" pinta Jimin.
"Tenang Sajangnim saya sudah mencarikannya, karna saya tau jadwal Anda 1 minggu kedepan sangat padat," terang Namjoon.
"Aaa gomawoyo, baiklah kamu bisa kembali ke ruanganmu" ucap Jimin.
"Baik Sajangnim, kalau begitu saya permisi," Namjoon meninggalkan ruangan bosnya.
Hari sudah semakin sore, Jimin sudah menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Waktunya Jimin pulang. Sebelum pulang Jimin mampir ke supermarket untuk membeli bahan-bahan untuk mengisi kulkasnya.
Sesampainya di rumah, Jimin disambut hangat oleh sang istri.
"Wah yeobo apa yang kau bawa?," tanya Yoona penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS x Im Yoona
FanfictionHanya berisi one shot about BTS x Im Yoona sebagai main cast. Cerita Ini hanya berdasarkan pemikiran dan kehaluan author, serta tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan pribadi para idol. Harap maklum jika terkadang typo banyak yang bertebaran...