●
●
●
HAPPY READING!
━━━━━━━━Hanya butuh waktu 20 menit motor Aryan sudah sampai di halte dekat sekolah SMA ADIYAKSA. Pria itu melepaskan helmnya, kepalanya menoleh kiri dan kanan. Tidak ada siapa siapa disini. Apa dia terlalu lama dan akhirnya adik Zeka itu memilih pulang dengan naik angkot atau tidak ia pulang dengan taksi.
Salahnya terlalu lama bernegosiasi dengan Zeka. Tapi jika tidak begitu ia tidak akan mendapat uang dua puluh ribu. Mengingat itu Aryan tersenyum tipis, apa sebaiknya ia mengajukan diri untuk menjadi tukang jemput adik Zeka saja? dan tentunya dengan gaji uang bensin. Nanti ia akan menaikkan harga menjadi lima puluh ribu.
Aryan masih menolehkan kepalanya kiri dan kanan, mengamati setiap sudut halte ini. Pria itu lantas turun dari motornya dan berjalan ke arah gerbang sekolah itu. Sesampainya ia hanya melihat beberapa murid disana, mungkin murid-murid yang pulang terlambat dikarenakan rapat osis atau ekstrakulikuler. Entahlah Aryan tidak mau ambil pusing.
Mungkin saja salah satunya adalah adik Zeka. Aryan mengamati satu persatu wajah murid-murid itu, ia terus mengamati dengan tajam bahkan sampai dahinya mengerut.
Apa-apaan ini dia tidak menemukan yang ia cari. Aryan menghela nafas kasar ia kembali berjalan ke motornya yg terparkir di dekat halte.
Setelah ia menaiki motor gedenya itu, ia diam beberapa saat sambil mengetuk ngetuk jarinya ke dagu. Dia sedang berpikir keras, sepertinya ada yang tidak beres.
"AH! ANJING." Pria itu mengumpat keras dengan menepuk jidatnya. Pantas saja ia kesusahan mencari adik Zeka ternyata ia tidak tahu wajah gadis itu. Mau sekeras apapun ia mengamati wajah murid-murid tadi ya percuma saja.
Lantas ia mengambil handphone miliknya yang berada di kantong jaket. Ia akan menghubungi Zeka dan meminta nomor adiknya itu. Kenapa tadi ia tidak meminta terlebih dahulu nomor whatsapp gadis itu pada Zeka.
Apa ini akbit dari dirinya yang terlalu senang mendapat uang dua puluh ribu. Kalo begini dirinya terlihat sangat miris dan mata duitan.
Puk..
Tepukan di bahunya itu membuat ia menoleh ke samping. Matanya langsung menyoroti gadis cantik dengan rambut sepunggung yang dibiarkan tergerai.
Sesaat pikiran Aryan menghilang, dipikirannya saat ini hanya gadis di depannya ini. Aryan tak berkedip dengan tangan yang menggantung didekat telinga sambil memegang ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYANZERA
General Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] Kisah klasik Adante Ryanjaya dan Zehara Luffy, kisah klasik Mahasiswa semester 4 dan siswi SMA kelas 12, dan permainan perasaan tanpa ujung, membuat keduanya dilema dan mulai meragukan perasaan masing-masing. Perbedaa...