Bab 21. Mengurung!

309 13 0
                                    

Natan

Semenjak kejadian malam itu Keira memilih jalannya sendiri. Dia memutuskan untuk pergi menjauh. Selama itu pula aku memutuskan untuk belajar menerima segalah konsekuensi yang harus aku hadapi. 'Berteman-lah dengan lukamu maka kamu akan mendapati diri tidak sesakit sekarang' Ya, aku melakukan seperti yang Keira katakan. Perlahan-lahan aku melepas satu persatu kenangan tentang kami. Lebih-lebih tentang perasaanku yang mungkin tak akan perna hilang untuknya jika suatu waktu kami kembali dipertemukan. Kei ibarat keset usang yang sewaktu-waktu bisa kuputar ulang ketika di bersihakan.

Selama itu, aku bertekun dalam merubah sifat dan nasibku. Beberapa tahun lamanya, akhirnya hidupku mulai memancarkan sinar yang selama ini terpendam dalam diriku. Aku berhasil menjadi CEO sekaligus Owner sukses dalam 5 tahun terakhir pada perusahan rintisanku. Hal itu tentu tak luput dari campur tangan Papa hingga akhirnya namaku melebar dikalangan pembisnis. Sampai sekarang bisnisku makin membesar dan berkembang hingga membentuk beberapa cabang.

Yang tidak diduga-duga adalah dalam beberapa bulan setelah 8 tahun aku menemukan Cv Keira diantara berkas yang diantarkan Natalia. Dia adalah satu kandidat terpilih sebagai manager pemasaran yang di promosikan langsung oleh kepala cabang. Yang lebih mengejutkan lagi, Keira telah mengabdi selama 3 tahun dibawah naungan perusahanku dan aku tidak menyadari hal itu. Artinya Keira sudah lama berada didekatku hanya saja aku tidak melihanya. Dengan hanya melihat Cv dan biodata singkat Keira, perasaan yang telah lama sengaja aku sembunyikan tiba-tiba kembali hidup begitu saja.

Awalnya aku heran mengapa Keira mau melemar kerja diperusahaanku. Padahal dia akan melakukan segalah macam cara untuk menghindariku. Namun setelah dipertimbangkan. Memang Keira tidak akan tahu kalau perusahaan tempat dimana dia bekerja adalah milikku. Apa lagi nama perusahaan hanya diambil dari huruf awal nama depan dan belakang.

Sudah aku katakan. Suatu hari ketika aku kembali menemukan Keira. Maka dia akan kujaga. Apapun yang terjadi aku akan menerima Keira apa adanya.

"Dia milikku!" Bilang lelaki yang sedang merangkul Keira. Padahal aku bahkan mendengar dan menyaksikan sendiri bagaimana Keira menolaknya.

Jelas. Lelaki hidung belang ini ingin mengambil kesempatan dengan kondisi Keira yang sudah tidak lagi sadarkan diri akibat mabuk.

"Milikmu? Kau bercanda? Dia milikku." Dia berkata dengan songongnya. Hal itu membuatku tersenyum kecut.

Bajingan ini minta dihajar. Berani-beraninya dia berbohong kalau Keira adalah miliknya. Sial-nya wajah bajingan itu begitu meyakinkan, membuatku ingin menghajarnya. Yang lebih membuatku kesal adalah dia memantauku dari ujung kaki sampai ujung rambut, semacam menganalisis. Seperti aku adalah seorang kriminal.

"Ada apa boss?" Orang-orangku datang diwaktu yang tepat. Memang saat ini aku tidak ingin mengotori tangan dengan menyentuh lelaki tidak jelas sepertinya.

Tampak ada ketakutan dibalik matanya sewaktu anak buahku menatap sangar kearahnya.

"Berikan milikku!" Ujarku tegas, tidak untuk dibantah. Dia kelihatan takut, kemudian dengan bererat hati membiarkan Keira dibawa olehku.

"Itu kau?" Katanya dan dia tersenyum hangat dalam pelukanku.

Aku membawa Keira pada Hotel yang tidak jauh dari sini.

Begitu masuk kekamar Hotel. Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian aku menyimpan tubuh Keira pada ranjang lalu memperbaiki bantal kepal yang sedikit ketinggian. Kemudian menyelimuti tubuhnya.

Keira tertidur pulas dengan wajah tenang. Melihat hal itu aku mengembangkan senyuman.

Malam ini dan malam seterusnya aku berharap bisa memeluk dan menatap wajahnya seperti saat ini. Aku hanya ingin berlama-lama disisinya.

WISHES.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang