Natan
Setelah 3 hari berlalu, Keira kembali masuk kekantor. Saat itu pula desas-desus miris tentangku semakin meluas keseluruh penjuruh dan itu membuatku muak. Aku nyaris tidak memiliki potongan baik dimata mereka.
Begitu menyusuri koridor. Aku mendengar beberapa karyawan yang mana diam-diam membicarakan aku. Saat itu mereka tidak menyadari keberadaanku yang berada tepat dibelakang mereka.
Aku tidak menggubris. Bukan baru sekarang aku dibicarakan yang aneh-aneh. Beberapa tahun terakhir, itulah yang aku dengar. Setelah kepergian Keira. Aku tidak banyak berinteraksi dengan perempuan. Aku semakin tertutup dan berakhir menjauhi perempuan. Dengan demikian timbulah pergunjingan mengenaiku yang faktanya tidak begitu.
"Katanya, Pak Natan selalu mengunjungi teman prianya dihotel sepulang kerja. Artinya memang betul Pak Natan seorang gay?"
"Oh Tuhan. Ini tidak adil. Dewa penggoda yang tidak mungkin dijangkau."
"Aku pengin jadi lelaki itu."
"Pak Natan mungkin panas saat berada diranjang bersama temannya."
Aku menggeleng sambil tersenyum.
Lagi-lagi mereka menggosipiku di perusahaan sendiri. Untungnya aku memiliki kesabaran diatas rata-rata. Sehingga aku selalu menutup teling seolah-oleh tidak mendengarnya. Tapi kalau begini ceritanya. Apa seharusnya mereka semua di pecat?
Saat tidak sengaja bertatap muka denganku mereka akan diam bagaikan orang yang terkenan kutukan. Tapi setelah dibelakangku mereka malah seperti orang yang sedang kesetanan.
Dasar munafik.
Semua ini gara-gara Keira. Meski di bukan pencetus awal dari kegilaan yang semakin beredar. Tapi tetap saja, gara-gara Keira dalam beberapa hari terakhir gosip ini lebih memanas.
Lihat saja.....aku akan memperhitungkan segalah kekacauan yang di buat. Aku berjanji satu hal bahwa Keira sendirilah yang akan membersihkan semua kekacauan ini.
Setelah tiba didalam ruangan dan sejenak menata hati sekaligus pikiran perihal gosip yang beredar, tiba-tiba Natali masuk dengan raut mukanya yang sedikit gelisah.
Aku memindai Natali dalam diam begitu dia memasuki ruang.
"Pak. Ada berita penting." Katanya saat berdiri tepat disampingku sambil menyodorkan iPad.
Aku mengernyit bingung. Tetapi tidak bertanya selain melihat apa yang ditunjukan Natalia. Dan ya, Natalia termasuk salah satu orang suruhan yang aku tugaskan untuk memantau Keira.
Natali mulai memutarkan video.
"Hai, umm...Namaku Keira. Kalian yang akan serumah denganku bisa memanggilku Kei. Itu adalah panggilan manjaku. Siapa saja yang akan serumah denganku bisa memanggilku dengan sebutan itu. Jadi....mari tinggallah denganku. Aku akan melayani kalian dengan senang hati."
"Apa-apaan ini? Serumah? Kei? Manja? Melayania? Oh God. I want you kell me now." Terikku yang mana membuat Natalia sontak menunduk takut-takut.
Masa bodoh.
Keira paling suka membuatku panas dingin. Aku sampai makan hati karena ulahnya. Apa lagi video hot yang saat ini aku tontoni.
Video berdurasi pendek itu sangat mengegerkan otakku. Lagi-lagi hanya Keira yang mampu membuatku sekacau ini. Moodku selalu naik turun gara-gara ulahnya. Dia memang setan....setan yang tidak berperasaan. Apa melihatku sekarat dia bahagia?
Sial.....bahkan malam panas kami sampai sekarang membuatku stres. Bagaimana aku tidak sters kalau Keira terkesan santai? Aku kepikiran. Siang___malam aku terbayang hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISHES.
RomancePenghianatan yang Natan lakukan sangat berdampak besar dalam perubahan hidupnya ketika akhirnya Keira memutuskan pergi. Natan mendadak kehilangan diri dan merasa hampa tanpa hadirinya sosok Keira. Akhirnya Natan menyadari bahwa Keira memilik arti pe...