Chapter 1

22.6K 813 116
                                    

Tubuh penuh peluh bergerak meninju samsak merah di ujung gym yang lumayan ramai para lelaki.

Buk

Buk

Buk

Suara pukulan samsak dan deru nafas berat terdengar.

"(M/n) sudah waktunya kau istirahat. Samsaknya bisa hancur kalau kau pukul tanpa jeda." Seorang lelaki berkacamata datang membawa botol minum.

"Oh! Coach! Terima kasih." Tangan yang sudah lepas dari balutan sarung tinju mengambil botol.

"Hari ini kita akan kedatangan seseorang." Pria berkacamata bernama Park Namwook berbicara sembari bersandar santai pada dinding sebelah (m/n).

"Hm? Anak baru?" Tanya (m/n) yang juga bersandar sebelah Namwook sambil melihat orang-orang yang sedang berlatih. Termasuk Joo Jaekyung seorang atlet boxing terkenal.

Tangan besar (m/n) menyisir rambutnya yang basah karena keringat ke belakang hingga terlihat dahinya, namun matanya tak lepas dari orang-orang yang sedang berlatih.

"Bukan.. Bukan anak baru yang akan belajar, tapi seorang physical therapist." Jawab Coach Namwook.

Mulut (m/n) membentuk huruf O dan mengangguk paham.

"Tumben. Ada apa gerangan ini? Sampai kita kedatangan seorang physical therapist." (M/n) minum dengan santai.

"Yah... Karena aku menemukan orang yang pas, dan karena physical therapist yang dulu sempat mengundurkan diri karena trauma dengan Jaekyung." Jelas Namwook yang di balas anggukan oleh (m/n).

Pukulan keras terdengar di ring yang membuat semua orang langsung datang dan berteriak untuk berhenti. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Joo Jaekyung? Membuat lawannya berdarah meskipun itu hanya untuk latihan saja.

"Hah... Dasar gila. Setiap latihan pasti begini." (M/n) menatap lelah ke arah Jaekyung yang brutal memukul lawannya meskipun sudah dibilang untuk berhenti.

Karena telinga berdenyut mendengar teriakan orang, (m/n) memilih untuk turun tangan. Berjalan ke arah ring yang sekitarnya kini sudah di isi oleh orang-orang gym.

"Hoi Jae. Sudah cukup, kau bisa membunuhnya tau." (M/n) menatap datar Jaekyung dari luar ring.

Setelah itu pria bernama Jaekyung berhenti dan keluar dari ring dengan noda darah di pipinya.

"Bajingan itu memintaku untuk latihan tinju, jadi aku melakukannya, apa salahnya?" Ucapnya.

"Salah tapi tidak salah. Kau itu sedang latihan bukan sedang lomba, jadi santai saja." (M/n) menyodorkan handuk kecil pada Jaekyung dengan wajah yang masih datar dan kesal.

Jaekyung menatap (m/n) datar yang sedikittttt lebih pendek darinya, bisa dibilang (m/n) se dahi Jaekyung.

"Meskipun latihan tapi ini pertarungan, dan tidak bisa main-main." (M/n) semakin menatap malas Jaekyung.

"Dasar maniak boxing." (M/n) menggeleng lelah dan menatap ke arah pintu masuk gym yang terbuka. Sontak mata (m/n) menyipit penasaran siapakah yang akan masuk.

"Halo..."

Seorang pria manis berambut cokelat dan setelan baju biru khas therapist muncul. Jaekyung yang melihat (m/n) termangu ke arah pintu, sontak mengikuti pandangan.

"Siapa ini? Aku pikir aku sudah menegaskan, bahwa aku tidak ingin siapa pun membawa orang asing ke sini saat aku sedang berlatih.
Bajingan mana dari kalian yang mengundang tamu?" Jaekyung berjalan dan menatap kesal ke pria imut itu.

"Eh? hyung? Aku tidak salah lihat kan?" (M/n) mendatangi Kim Dan dan Jaekyung dengan wajah yang terkejut.

"E-eh? Siapa?" Tanya Kim Dan dengan suara yang halus.

"Aku (m/n), hyungg." Jawab (m/n) dengan suara yang agak merengek kesal. Kim Dan mengedip bingung dan tidak lama serelah itu ia menatap (m/n) terkejut.

"Oh! (M/n) yang dulu selalu suka makan semangka ya! Wahh kau sudah sebesar ini!" Kim Dan tersenyum amat lebar melihat pertumbuhan adik sepupu yang amat ia sayangi.

(M/n) tersenyum cerah dan memeluk hyung nya erat. Tidak memperdulikan orang-orang yang menatap mereka, termasuk Jaekyung yang terlihat sedikit kesal karena diabaikan.

"Hyung mengingatku dengan baik sekali! Aku tidak percaya dapat bertemu dengan hyung setelah beberapa tahun. Bagaimana kabar nenek?" (M/n) mengelus kedua pundak Kim Dan dengan sayang.

Tatapan yang awalnya bersinar semangat berubah menjadi sendu. "Nenek keadaannya sedang kurang baik." Jawab Kim Dan dengan nada lesu. (M/n) tersentak sedikit dan mengelus bahu lelaki di depannya ini.

"Tenang saja, hyung sekarang punya aku. Aku akan ikut turun tangan. Urusan keuangan biar aku yang urus." (M/n) menatap Kim Dan dengan serius dan mengangguk mantap.

Mendengar itu sontak Kim Dan menggeleng panik. "Tidak, tidak perlu segitunya. (M/n) datang menjenguk saja sudah cukup." (M/n) tersenyum lembut bersamaan dengan tatapan yang lembut juga.

"Nenek adalah keluargaku juga, hyung." (M/n) tersenyum.

"Baiklah cukup reuni kecil-kecilan ini. Hei, bajingan mana dari kalian yang mengundang tamu?" Tanya Jaekyung dengan wajah garangnya, tak lupa dengan percikan darah yang masih ada di wajahnya.

"Tolong bahasamu." (M/n) melirik tajam ke Jaekyung yang dibalas dengan decihan.

"Oh! Maaf! Aku telat! Kau pasti orang terapi fisik kan!?" Coach datang terburu-buru dari luar katanya tadi, makanya telat sekarang.

"Terapi fisik?" Tanya Jaekyung.

"Ya! Dia dokter barunya." Jawab coach dengan nada semangat menunjukkan Kim Dan pada Jaekyung.

"Senang bertemu dengan anda." Kim Dan membungkukkan badannya hormat yang membuat (m/n) tersentak dan tersenyum lembut padanya. 'Hyung dari dulu sampai sekarang sopannya tidak berubah.' Batin (m/n).

"Untuk apa kita butuh dokter baru!? Di mana dokter yang melakukannya terakhir kali?!" Tanya Jaekyung dengan dahi mengernyit namun tatapannya tak lepas dari Kim Dan.

"Apakah kau tidak ingat? Kau bilang dia menggosokmu dengan cara yang salah, dan kau memukul pantat orang itu sampai rata!" Geram coach hingga urat di dahinya terlihat.

(M/n) sweatdrop melihat Jaekyung yang wajahnya datar dan hanya menjawab "Oh, benar."

(M/n) mengehela nafas dan menggeleng kepala pusing akan lingkungan boxingnya ini. Semuanya tidak jelas! Hingga ia menatap Hyung-nya yang terlihat pucat.

"Ada apa, hyung?" (M/n) menatap Kim Dan dengan khawatir, sedangkan yang di tanya hanya tersenyum tipis dan menggeleng. (M/n) mengedipkan kedua matanya berusaha menganalisis.

"Tidak perlu takut di pukul oleh maniak boxing itu, hyung. Kalau dia melakukan hal aneh pada hyung panggil saja aku, akan ku balas dia." (M/n) menepuk pundak Dan dengan lembut dan merangkul Kim Dan menuju ruangan fisioterapi.

"(M/n) aku dengar kata-katamu itu." Suara berat dari Jaekyung terdengar meskipun ia tengah menatap pintu, namun entah mengapa (m/n) tau bahwa wajahnya tengah menggeram kesal.

"Bodo amat."

"Semangat hyung. Habis ini kita makan bersama ya!" (M/n) berbisik pada Kim Dan sebelum (m/n) membiarkan pria itu masuk ke dalam ruang fisioterapi bersama Jaekyung.

*angguk-angguk*

'Imut sekali kau hyung!' batin (m/n) bergirang.





To be continued

(A/n) : tebak (m/n) seme atau uke?

[✓] Rival or More (JINX x M! Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang