Chapter 5

6.1K 504 18
                                    

"Saat itu hyung.. Tepat pada saat pertandingan nasional pertamaku. Aku berhasil menggapai impianku. Mengalungkan medali." Senyuman tipis terbit di bibir (m/n).

Kim Dan tak melewatkan semua cerita (m/n) sama sekali, irisnya menatap (m/n) dengan fokus dan serius. Berusaha mencerna semua cerita (m/n) saat ia tidak ada disampingnya.

Namun sesaat senyuman itu menghilang dari bibir (m/n) yang membuat Kim Dan mengernyit bingung. Kekehan yang entah mengapa terdengar menyedihkan, terdengar di telinga Kim Dan.

Flashback

Senyuman cerah terukir di bibir (m/n) setiap waktu setelah ia berhasil membawa pulang medali yang ia inginkan. Semua rasa sakit pukulan dari lawan hilang begitu saja, digantikan kebahagiaan tiada tara.

Tepat 2 bulan setelah kemenangan itu berhasil (m/n) raih, terdengar di telinganya bahwa partnernya Joo Jaekyung juga akan melakukan pertandingan. "Aku yakin kau bisa." Rangkulan dan senyuman lebar (m/n) berikan untuk sahabatnya ini.

Coach tersenyum melihat kedekatan mereka yang sangat membuat hatinya menghangat. Dua orang terkuat yang membuat sejarah baru di gym nya.

"Jae, jangan tidur larut malam. Besok kau akan bertanding." Oceh (m/n) sebelum ia berpisah dengan Jaekyung dan menuju ke rumah masing-masing, ucapannya hanya dibalas dengan dengusan dari Jaekyung dan pergi begitu saja.

Semuanya berjalan dengan lancar, bahkan sangat lancar bagaikan di negeri dongeng yang selalu happy ending. Jaekyung membawa kemenangan yang membuat (m/n) memeluknya erat, sebagai sahabat.

"Gila! Bagaimana kau bisa menggunakan trik itu? Nanti ajarin aku ya." (M/n) terus mengoceh di sepanjang perjalanan koridor menuju tempat parkir. Jaekyung hanya mengangguk dan menjawab sedikit.

Hingga si pengganggu datang...

Pria asing bertubuh ramping, parasnya cantik, bahkan terlihat layaknya perempuan. Datang dengan senyuman menuju mereka berdua. "Selamat, Jaekyung." Ucapnya dengan gembira.

(M/n) yang awalnya berceloteh kini terdiam bingung. Matanya menelisik kedua orang didepannya, dahinya mengernyit bingung dan berpikir keras, apa yang terjadi.

"Maaf, anda siapa ya?" Tanya (m/n) sedikit menunduk dan dengan suara yang lembut, berusaha tidak terlihat menakutkan. Namun sebelum ia mendapat jawaban, lengannya ditarik oleh Jaekyung dengan kasar. Pria bersuari hitam itu membawanya berjalan agak cepat menuju parkiran.

"Jae? Kenapa tiba-tiba?" Tanya (m/n) setelah mereka berhasil masuk ke dalam mobil.

"Jangan perdulikan dia, hanya orang yang sok dekat." Jawab Jaekyung singkat. (M/n) ber-oh dan mengangguk, berusaha mempercayai sahabatnya ini meski dikepalanya penuh dengan pertanyaan.

Flashback end

Manik Kim Dan melebar mendengar itu, ia mengerti sangat mengerti siapakah pria berparas cantik itu, dan apa hubungannya dengan Jaekyung. (M/n) tersenyum tipis melihat ekspresi hyung-nya yang sangat paham.

"Dan... Itu terjadi disetiap selesainya pertandingan Jae. Entah hadiah ataupun orangnya datang langsung. Dan orang-orang yang datang itu selalu..... Berbeda."

"Aku selalu bertanya, namun tidak ada satupun jawaban keluar dari lidah bibirnya. Membuat aku geram setengah mati, hingga melakukan hal bodoh sepanjang hidupku."

(M/n) menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menghela nafas berat. Mengingat hal yang membuatnya merinding bahkan sampai sekarang kalau diingat-ingat.

Flashback

Malam ini (m/n) membawa sekantong plastik berisikan makanan ringan dan beberapa suplemen untuk Jaekyung. Tepat malam sebelum esoknya Jaekyung melakukan pertandingan. Helaan nafas berat (m/n) keluarkan saat didalam lift.

'Maaf Jae, tapi kali ini aku harus mengingkari janji kita.'

Janji yang selalu (m/n) tepati dan ingat sepanjang hidupnya. Janji bahwa ia tidak akan datang ke tempat tinggal Jaekyung pada saat malam hari sebelum pertandingan pria itu. Berkali-kali (m/n) selalu penasaran dengan apa yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.

Jaekyung adalah orang yang pendiam, tertutup, jutek, dan pemarah. Hingga membuat orang lain tidak mengerti jalan pikirnya dan mengetahui tentang kehidupan pribadinya. Bahkan (m/n) yang berteman dengan ia selama kurang lebih 2 tahun pun tidak tau apa-apa.

"Huft.." Jari telunjuk menekan bel apartemen, namun tidak ada satupun jawaban bahkan gerakan dari dalam apartemen itu. Bermenit-menit (m/n) menunggu, namun masih saja pintu itu tidak terbuka.

Dengan ingatan yang pendek, (m/n) mampu mengingat password apartemen Jaekyung hasil pemalakannya.

Ceklek

Pintu hitam mahal itu berhasil dibuka, (m/n) masuk dan berjalan menuju ke dapur untuk memasukkan makanan-makanan itu di lemari dan kulkas. Karena ia teringat kata-kata Jaekyung.

"Anggap saja rumah sendiri."

Setelah makanan dari kantong plastik itu berhasil dipindahkan. (M/n) berjalan menuju ke toilet yang berdekatan dengan tangga menuju keatas. Awalnya biasa saja, hingga saat ia ingin masuk ke dalam toilet itu.

Terdengar suara.. Erangan? Dari lantai 2, sepertinya dari kamar Jaekyung karena dilantai 2 memang dikhususkan untuk tempat tidur Jaekyung. Pikiran (m/n) sekarang agak berisik, semuanya bercampur menjadi satu.

Salah satunya khawatir.

Takutnya itu adalah suara Jaekyung yang kesakitan, namun tidak ada satu pun yang menolongnya. Apalagi besok adalah hari pertandingannya. (M/n) melangkah naik dengan perasaan ragu–

–Antara naik atau tidak?

Meskipun sedikit ragu, (m/n) tetap melanjutkan perjalanannya ke lantai atas apartemen Jaekyung. Matanya melihat pintu kamar yang sedikit terbuka, hanya sedikit. Namun perlahan (m/n) dapat mendengar suara itu dengan sangat jelas.

Dengan perlahan (m/n) mendorong pintu itu agar terbuka sedikit, meskipun kepalanya berteriak 'JANGAN DIBUKA!' namun bukan (m/n) namanya bila tidak bandel.

Manik (m/n) membola, tubuhnya membeku terkejut, seakan waktu berhenti saat itu juga. Di tambah ia bersitatap dengan manik hitam yang juga membola terkejut.

Mendengar teriakan di kepala (m/n) membuatnya tersadar dan berlari keluar dari apartemen Jaekyung dengan cepat. Sesampai di dalam mobil, nafasnya terengah-engah dan tubuhnya berkeringat.

Mual.

Semuanya terjadi sangatlah cepat, semuanya terlihat dengan jelas, bahkan kelewat jelas. Sahabatnya bersetubuh dengan pria. Tubuhnya merinding dan takut setengah mati, rasanya ia kembali mengingat kejadian-kejadian yang dulu sekali.

Dan ia benci itu.


Flashback end & to be continued

[✓] Rival or More (JINX x M! Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang