Chapter 13

4.8K 551 23
                                    

Kedua pria berjalan dalam diam setelah keluar dari ruangan security. "Berhenti menatapku seperti itu, Jae." (M/n) bersuara akibat risih di tatap oleh Jaekyung terus menerus.

"Menatap seperti apa?" Jaekyung berdiri di hadapan (m/n) yang membuat pria itu sontak berhenti berjalan. (M/n) mengernyit dan mencoba untuk menggeser ke arah lain, namun Jaekyung kembali menutupi.

"Ck, apa?!" Geram (m/n), suasana hatinya belum membaik sedari tadi.

"Ap- masih sakit?"

(M/n) menatap Jaekyung malas. "Menurutmu?" Jujur saja dari tadi Jaekyung melihat cara berjalan (m/n) yang tidak biasa.

"Naik sini." Jaekyung membalikkan tubuhnya dan sedikit berjongkok, mengajak (m/n) untuk naik ke punggungnya.

"Kau gila?" Pertanyaan (m/n) membuat Jaekyung meliriknya bingung, (m/n) memberi kode pada pria itu untuk melihat ke depan. Begitu banyak para wartawan yang tengah berdiri agak jauh dari mereka, menunggu Jaekyung.

"Ck." Decakan terdengar dari bibir Jaekyung dan sontak ia kembali berdiri. Akhirnya keduanya kembali berjalan lurus menuju ke arah wartawan, karena itu jalan keluar satu-satunya.

"Kau duluan, aku akan pergi." (M/n) memilih untuk berbelok dan menyempil agar tidak masuk ke dalam kamera, namun tiba-tiba sebuah tangan besar dan kasar menariknya.

Dengan bingung (m/n) menatap Jaekyung yang merangkulnya sembari menjawab pertanyaan para wartawan. Cahaya kamera memenuhi penglihatan (m/n).

"Ngomong-ngomong tuan Joo, disebelah anda itu siapa?" Seorang wanita bertanya dengan bahasa Inggris, tak lupa menyodorkan micnya.

"Dia.. Partnerku, orang yang sangat berharga." Dengan santai Jaekyung menjawab pertanyaan tersebut. Membuat (m/n) mengernyit dan berusaha untuk melepaskan rangkulan pria disebelahnya.

Namun Jaekyung malah menarik (m/n) semakin dekat, dan rangkulannya semakin erat, mengundang decakan tidak senang dari (m/n).

•••

Tanpa terasa sudah beberapa hari terlewatkan, setelah menjalani pertarungan dan peristiwa diluar nalar saat berada di MFC.

Dan tepat hari ini, 1 hari sebelum ulang tahun sang tiran, yakni Joo Jaekyung. Jujur saja (m/n) lupa akan hari lahir pria satu itu, dirinya tersadar saat melihat hyung-nya membawa kotak dan mengatakan itu untuk Jaekyung.

Jari telunjuk dan jempol mengelus dagu, bingung harus membelikan apa pada pria kasar satu itu. Masalahnya pria itu sudah berkelimpahan dan sangat mudah baginya untuk membeli barang apa pun.

Sepatu? Bahkan Jaekyung sudah mengganti sepatunya untuk kesekian kali.

Sarung tinju? Sarung tinju lelaki itu lebih mahal dari pada (m/n).

Mobil? Apa lagi.

Dia sudah memiliki segalanya, lantas harus apa lagi?

Setelah beberapa lama ia memikirkan harus memberi apa pada pria itu. Sebuah ilham datang menghampiri, membuat alisnya naik mendapatkan ide cemerlang.

"Yah.. Sekali-kali tidak apa."

Senyuman terbit di bibir (m/n), membayangkan hadiah yang akan ia berikan pada Jaekyung.

Esoknya

Sebelum Jaekyung datang, gym sangat ramai akibat mereka yang mempersiapkan suprise. Confetti, kue, topi ulang tahun, dan masih banyak lagi.

"Bukannya Jaekyung, tidak suka dengan hal-hal seperti ini?" (M/n) bergumam namun dapat didengar oleh coach yang bertepatan bersebelahan dengan dirinya.

[✓] Rival or More (JINX x M! Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang