𝘃𝗶𝗶. 𝘄𝗵𝗮𝘁 𝗱𝗼 𝘆𝗼𝘂 𝗺𝗲𝗮𝗻?

559 102 9
                                    

┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉

"Hm? Apa maksudmu?" tanya Jeremy, sembari melihat badannya sendiri juga diam-diam menghilangkan bekas kriminalnya, merusak setangkai bunga milik kembarannya.

"Gak usah sok begitu. Lo pasti ikut-ikutan diet 'kan? Eh, sorry-sorry aja nih, pinggang lo gak bakal se-seksi cowok gue, Dokja."

Jeremy yang mendengar langsung melotot. "WHAT THE F──── SERIUS LO───" (Name) reflek membungkam mulut kembarannya menggunakan telapak tangannya.

Ia menatap datar kepada kembarannya. "Santai elah, cuma bercanda doang."

"Kagak ada yang lucu."

"Emang, yang lucu cuma cowok gue."

"Stop sinting kasian Mama nanti tugasnya makin berat." Jeremy memasang pose tangan seperti memohon kepada kembarannya. Kembarannya alias (Name) terlihat pada di dekat dahinya berkerut kesal.

"Tugas Mama Medeia berat juga 50% karena lo asal lo tau."

"Berarti 50% itu lo, ya?"

(Name) langsung menggeleng cepat kepalanya, menolak balasan Jeremy. "Gak, 49% itu Baginda Kaisar Iaros. Gue mah cuma 1%."

Jeremy langsung menatap tak terima. "Mana bisa begitu woi!"

(Name) menghembuskan nafas, bangga atas dirinya sendiri. Namun, senyuman yang tadinya bermekaran kala kembarannya tak terima kini langsung hancur saat mengingat sesuatu.

Jeremy yang terkejut melihat ekspresi kembarannya yang berubah dalam waktu singkat kini pikirannya melayang kemana-mana, memikirkan letak kesalahannya.

Saat melirik bangkai bunga mawar───bunga mawar yang ia petik lalu ia singkirkan diam-diam di belakangnya membuatnya mengetahui letak kesalahannya.

'Sial.' Jeremy membatin. Pangeran Kekaisaran Eperanto itu diam-diam berencana untuk kabur dari amukan kembarannya secepat mungkin.

"Hei, Jeremy ......" (Name) yang memegangi payungnya langsung ia tutup (?) ketika melihat bunga  indah miliknya kini menjadi kotor berada di dekat Jeremy.

Niatnya menyuruh kembarannya untuk mengambil kembali bunga itu bukan untuk dibuang.

"Eh, santai. Nanti gue ganti." Jeremy memundurkan dirinya. Ia tau apa yang akan kembarannya lakukan kepadanya.

"Ralat, Mama yang akan ganti 'kan maksudnya?" Damn.

┈───────

"Baiklah, apa maksud kedatanganmu kali ini, (Name)." Medeia memijat keningnya. Putrinya tiba-tiba datang menemui, tanpa membuat izin persetujuan ataupun jadwal untuk menemui.

Ini memang bukan hal yang jarang terjadi, hanya saja dirinya akan sedikit tersulit kan karena kerap sekali kunjungan mendadak dari putrinya memuat beberapa keinginan di luar prediksinya.

"Jeremy." Baiklah, saat mendengar nama Putranya sendiri dirinya langsung paham. Pasti remaja laki-laki itu mencari masalah lagi dengan Kakaknya, padahal Sang Kakak belum lama ini benar-benar keluar dari hukumannya.

"Dia kenapa lagi? Menghancurkan bros milikmu? Menghilangkan pita? Berapa banyak heels mu yang patah sekarang?" Sang Permaisuri sangat paham dengan kebiasaan buruk putrinya, salah satu diantaranya adalah kebiasaan berjalan Sang Putri yang terkesan menghentak kuat sehingga seringkali heels yang tak lama diberikan sudah rusak berulangkali.

(Name) menggeleng. "Tidak, yang ini sangat berbeda dari sebelumnya. Dewa Kekaisaran pasti percaya dengan ucapanku!"

"Tapi, aku tidak mempercayai Dewa," balas Medeia Sang Permaisuri dengan santai.

'Oh, iya, Atheis.' (Name) membatin.

'Tapi, aku juga tidak percaya Dewa, sih.' Like mother like daughter.

Alis Medeia tergerak ke atas, walaupun tidak begitu mempercayainya, masih ada rasa tertarik terhadap perkataan penuh percaya diri milik putrinya.

"Katakan saja." Medeia merapikan kertas-kertas yang mana itu berisi daftar tamu undangan khusus.

Tentu saja benda itu yang Sang Putri cari.

(Name) langsung menunjuk ke arah kertas-kertas yang dirapikan. "Itu, aku ingin melihat itu."

"Ini?" (Name) mengangguk.

"Memangnya kamu mengenali siapa saja yang ada di daftar ini?" (Name) menggeleng, Medeia menghembuskan nafas pasrah.

"Ya 'kan aku juga bintang acara, bukannya wajar untuk aku mengetahui siapa saja yang hadir secara khusus di situ?" Alasan klasik, namun Medeia dapat merasakan maksud tertentu dari alasan yang dilontarkan oleh putrinya.

Medeia berpikir bahwa alasan sebenarnya milik putrinya tidak begitu mengarah kepada kepentingan acara. Medeia menebak apa yang dipikirkan oleh putrinya yang kadang sulit dirinya untuk mengerti. 'Apa niat sebenarnya, ya ....'

Sedangkan di sisi (Name). Dalam hati terdalamnya dia sangat sumringah, karena dirinya tahu dari kembarannya jika salah satu tamu khusus yang akan hadir adalah seorang pangeran dari kekaisaran lain. 'Gak sabar melihat para bujangan tampan, xixi.'

'Hai tampan, female lead mu ini akan datang menggandeng tanganmu.'

— next?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— next?

karena hari ini hari Ibu, chapter ini lumayan banyak di isi dengan interaksi mommy Medeia sama Tuan Putri pencinta pria tampan a.k.a (Name) ✨

see you ~

⸙ 𝐅𝐔𝐑𝐓𝐈𝐕𝐄 ⊰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang