𝘅𝘃𝗶. 𝗳𝘂𝘁𝘂𝗿𝗲 𝗳𝗮𝘁𝗲

455 77 8
                                    

┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉

SINGKAT CERITA (Name) dan Dion berhasil menjauh dari kericuhan. Entah arah mana yang dituju, mereka tidak begitu yakin. Namun, menurut Dion mereka sedang berada di pertengahan pasar yang menuju ke sudut.

"Serius dia gila sekali," maki (Name), sembari mengusap peluh di dahinya. Ia bersyukur memilih pakaian yang membuatnya mudah bergerak.

"Yang Mulai Kaisar pasti akan menyelesaikannya, Yang Mulia," ujar Dion, sambil membenarkan pedangnya. Sedari tadi tangannya terasa gatal untuk menebas seseorang.

"Huft, mana mungkin dia membiarkannya begitu saja." Ini sensitif ....

Sepasang manik ungunya tergerak menganalisis sekitar. Tawar-menawar antar pedagang-pembeli, sirkus kecil penghibur khalayak, anak-anak yang berlari ke sana kemari dengan berbagai pasang mata tak sejenis emosinya.

Kebahagian di masa kecil, peluh pilu perjuangan hidup, ketakutan, dan hilang arah.

Dan ia sadar kebanyakan yang ia lihat dengan emosi tersebut adalah anak-anak kecil yang secara 180° berbeda kehidupan dengannya.

Bertahun-tahun ia hidup di Kekaisaran, pertama kali inilah ia keluar dari sangkar emas. Melihat rakyat-rakyatnya secara langsung yang sedang berjuang hidup, menebar kebohongan, perundungan, tawa canda manis, dan lain sebagainya untuk pertama kali.

Di kehidupannya kali ini, hampi 99% para pelayan-pekerja istana akan menuruti segala perintahnya tanpa banyak protes. Mereka menurut seperti anjing. Itu privilege sederhananya.

Langkah kaki beralas sepatu mahalnya berpijak pada tanah penuh debu dan keringat. Ia beranjak pergi dari pasar. Sudah cukup.

"Yang Mulia."

"Dion, ayo pergi sekarang. Sepertinya sudah cukup, aku ingin beristirahat sebentar─────"

"Ih! Hitam!" Tiba-tiba suara seorang nenek mengejutkannya.

"A-aura terkutuk apa-apaan ini?! Semuanya hitam!"

Ia lantas berbalik, manik ungunya menatap tajam. Tak sopan namun siapa yang tidak terkejut dan kesal kala tiba-tiba dilontarkan kata-kata yang tak pantas.

Nenek tua itu menunjuknya. "K-kau! Kisahmu suram sekali! Semuanya gelap!"

"Menyedihkan sekali nasibmu ..!" Manik ungunya membelalakkan terkejut, tak terima.

"A-apa?!" tanyanya dengan nada tinggi. Dirinya speechless dengan omongan nenek yang seolah-olah pembicara masa depan.

"Malang ... Sungguh malang."

⸙ 𝐅𝐔𝐑𝐓𝐈𝐕𝐄 ⊰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang