transmigrasi cowok bad boy BL [ Nouva ] END

BAB 6

Sampai di depan mansion aksara, akel langsung turun dari mobil nya meninggalkan green di belakang nya. Green segera mengejar akel karena dia tidak begitu ingat tata letak Mension itu, bagaiman jika dia tersesat di rumah nya sendiri. Tidak, green salah itu bukan rumah nya sama sekali.

" silahkan duduk tuan Simon " ucap Bryan mempersilahkan tamu nya duduk

" maaf kami terlambat "

" tidak apa apa silahkan duduk " pintu Bryan dengan suara lembutnya tapi matanya tidak, pria itu menatap tajam ke dua putranya bergantian.

" Anda beruntung tuan Bryan memiliki putra seperti akel. Dia sangat sangat luar biasa " puji Simon

" hahaha...yah saya juga beruntung sekali karena memiliki putra seperti akel "

Kenapa akel tampak tak bahagia di puji, biasanya putra pada umum nya kalau di puji merasa bahagia apalagi di puji orang tua nya, tapi akel tidak pria itu hanya memasang wajah datar seakan dia tidak peduli sama sekali dengan kata itu.

Kalau di pikir pikir green tidak pernah melihat akel senyum, pria itu hanya membalas nya dengan tatapan penekanan kalau tidak selalu memasang wajah datar nya. Bahkan green merasa bahwa akel tidak tau cara nya tersenyum, apakah akel juga di kekang?, Apakah kakak nya itu jauh dari kata baik baik saja selama ini?.

Bryan itu adalah tipe manusia yang selalu memaksakan kehendaknya, dia akan melakukan apapun untuk dapat apa yang dia inginkan.

Ingatan green belum sepenuhnya kembali seakan green asli sengaja ingin melupakan nya, green harus tau alasan kakak nya itu sering melarangnya datang ke rumah. Dia juga ingin tau alasan di balik sikap kakak nya itu.

Jika tebakan green benar bahwa kakak nya itu juga di kekang maka green yakin bahwa Bryan itu bukan manusia tapi iblis.

" bagaimana sekolah anak bungsu mu tuan Bryan? " tanya Simon entah kenapa kepo urusan green yang bahkan terkenal di dunia usaha menjadi anak tidak berguna.

Bryan menatap tajam ke arah green yang sejak datang hanya diam tanpa sepatah kata pun.

" emang nya apa yang anda harapkan dari bocah SMA tuan Simon " angkat bicara akel.

Green melirik akel, apakah ini harus di sebut melindungi dari harga diri yang hampir jatuh?, Atau memang akel ngomong seadanya?, Entah tapi green merasa bahwa itu memang untuk melindungi nya.

Tuan Simon tertawa renyah bersama Bryan, mereka pikir itu lolucon.

Setelah Simon pergi Bryan langsung ingin memberi pelajaran pada green, baru saja mau mengangkat tangan nya akel sudah menatap tajam ayah nya.

Bryan menurunkan niat nya, dan itu di lihat oleh green, ada apa sebenarnya ini?, Kenapa green merasa bahwa ia baru saja melihat ayah nya takut sama kakak nya.

Akel buru buru menarik green keluar dari rumah " sakit kak " ringis green pura pura.

Dia ngak rasa sakit hanya saja ia ingin lihat reaksi akel, ternyata tebakan green benar. Akel langsung melepas cengkraman nya dan menatap tangan green sendu.

Akel menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan nya lagi " ini untuk yang terakhir kalinya kamu datang ke rumah ini, mulai sekarang dan selamanya apapun yang terjadi kamu tidak di izinkan datang ke rumah ini "

" kenapa?, Ini rumah ku kamu kakak ku "

" jangan bermimpi, kamu tidak punya keluarga! " ucap akel lalu masuk ke dalam mobil nya.

Green ikut masuk, selama ini walau sikap akel kasar padanya akel tidak pernah main tangan. Kadang kalau green mengeluh dan meminta bantuan akel, akel membantunya walau tidak terang terangan ini yang meyakinkan green bahwa kakak nya itu berpura pura kejam pada nya.