Disclaimir Masashi Kishimoto Sensei, saya hanya meminjam karakternya saja.
Pairing : Uchiha Sasuke x Hyuuga Hinata
World : semi canonWarning: Typo bertebaran, OOC, Gaje dan efek lainnya yang mungkin membuat mual-mual. Maka dari itu jika tidak berkenan dengan cerita ini. Silahkan klik tombol Back dan biarkan saya berkarya dengan terhormat.
Terima kasih.
.
.
.
.Sasuke menatap tajam pada Naruto, dinginnya angin disore hari mulai terasa menyelimuti Konoha. Wajah Sasuke terlihat serius, seolah menyimpan beban yang begitu berat. Naruto, dengan pandanganmya masih menunjukkan ekspresi kekecewaan dan kemarahan.
"Naruto, apa kau tidak mengerti. Aku tidak pernah menyukai Sakura. Itu hanya kesalahpahaman. Kesalahpahaman Sakura sendiri, yang menyimpulkan perasaan orang lain."
"Kesalahpahaman? Bahwa kau menyukainya tapi ternyata kau menyukai Hinata? Dan ternyata kalian saling menyukai?"
Sasuke menatap Naruto dengan mata dinginnya, lalu mengangguk pelan, mencoba menyampaikan kebenaran yang sebenarnya.
"Aku tidak bermaksud menyakitinya, Naruto. Sakura hanya salah paham. Aku tidak pernah memiliki perasaan khusus untuknya."
"Tapi tetap saja, kau yang membuatnya menangis? Kau pikir itu lucu atau bagaimana?"
Naruto masih saja emosi, matanya mencari kebenaran dalam kata-kata Sasuke. Namun, kekesalannya masih terpancar jelas."Hinata? Kau serius? Mengapa tidak memberi tahu Sakura sejak awal? Ini membuat semuanya kacau!" Naruto kini beralih pada Hinata. Gadis yang dia pikir selalu datang untuknya karena menyukainya.
Ya sebenarnya Naruto sudah tahu itu sejak lama, namun dirinya tidak memiliki perasaan khusus pada Hinata dan hanya mengganggap gadis itu adalah teman nya. Toh semua orang juga tahu kalau Naruto sangat menyukai Sakura, tapi Sakura sendiri menyukai Sasuke.
Dan ini merupakan cinta segitiga yang rumit, sebenarnya Naruto akan mengalah kepada Sasuke, jika memang Sasuke menyukai Sakura. Tapi jika seperti ini jadinya Naruto mungkin tidak akan bisa menyerahkan Sakura pada Sasuke.Hinata mengangguk mengiyakan ucapan Naruto.
"Sejak kapan kalian saling menyukai?" Tanya Naruto."Apakah hanya hal itu yang bisa kau tanyakan padaku Naruto!?" Sasuke mulai kehilangan kesabarannya, tapi Hinata berusaha untuk mencegah Sasuke dengan memegangi ujung jubahnya.
"Naruto, aku mencintai Hinata. Itu yang sebenarnya. Aku mencoba menjelaskan padanya, tapi dia tidak mau mendengar. Aku tidak ingin merusak persahabatan kita karena kesalahpahaman ini." Jelas Sasuke
Naruto mengepalkan tangannya dan berusaha untuk berpikir jernih. "Baiklah, Sasuke. Tapi tolong, komunikasikan perasaanmu dengan orang lain. Jangan biarkan hal seperti ini terjadi lagi."
Sasuke mengangguk, setidaknya dia merasa sedikit lega. Selanjutnya Naruto kemudian pergi meninggalkan dua orang itu tanpa mengatakan apapun lagi.
"Apa benar ini tidak akan jadi masalah?" Tanya Hinata dengan suara yang agak lemah. Perasaan khawatir menyusup masuk hatinya, berharap kedepannya tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sasuke mengulurkan tangannya,menyentuh pipi Hinata yang agak merah hampir biru karena pukulan Naruto tadi.
"Kita harus kerumah sakit, ini akan parah jika tidak diobati."
Sasuke terlihat seolah mengalihkan pembicaraan."Ta-tapi.."
Belum sempat Hinata melanjutkan kata-katanya, Sasuke dengan cepat langsung meraih tubuh Hinata dan menggendongnya ala bridal style. Kemudian melompat dan melesat menuju ke rumah sakit Konoha.
.
.
.
.
.
.Beberapa Minggu kemudian, berita mengenai hubungan Sasuke dan Hinata mulai tersebar dan terdengar di desa Konoha. Membuat beberapa teman-teman mereka tampak terkejut dengan berita itu.
"Hinata.. apa itu benar ?" Tanya Ino yang sangat penasaran.
"A-apa? Maksudnya?"
"Sebaiknya kau jangan pura-pura bodoh Hinata.. yang ku maksudkan tentu saja hubunganmu dengan Sasuke Apa itu benar!?"
"Ba-bagaimana kau tau? "
Wajah Hinata mulai memerah.Melihat reaksi Hinata seperti itu, sudah pasti itu bukan kabar bohong apalagi hoax. Tapi, bagaimana dengan Sakura? Dengan Naruto juga?
Ini tampak berpikir sejenak, namun kemudian dia menepuk pundak Hinata sembari tersenyum."Aku turut senang dan mengucapkan selamat. " ujarnya.
"E-eh.."
"Jika ada hal dapat kubantu, katakan saja.. aku ahli dalam masalah cinta.." Ino terdengar sangat percaya diri.
"Terima kasih Ino.." ujar Hinata tulus.
"Dan aku harap tidak akan ada pertengkaran ataupun salah paham ya.." nada suara Ino terdengar sedikit khawatir.
Hinata paham dengan maksud dari ucapan Ino tersebut, kemudian mengangguk pelan.
Hari ini karena tidak ada misi Hinata memang berniat untuk berbelanja saja. Dan sempat mampir ke tempat Ino untuk membeli beberapa buket bunga yang mungkin akan dia berikan di makam Neji. Rasanya sepertinya sudah cukup lama dia tidak ke makam Neji.
Sesampainya di makam Neji, Hinata berlutut dan meletakkan bunga-bunga itu dengan hati-hati. Ia menundukkan kepala, mengucapkan beberapa doa dalam hati, berharap agar Neji tenang di alam sana. Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Hinata menoleh dan melihat Sakura berdiri tidak jauh darinya, membawa buket bunga yang serupa.
"Hinata," sapa Sakura dengan suara datar.
"Sakura," balas Hinata, berusaha tersenyum meski hatinya merasakan ketegangan yang jelas.
Sakura melangkah mendekat, meletakkan bunga-bunga di samping makam Neji. Suasana di antara mereka terasa berat dan canggung. Meskipun Hinata telah berusaha menjaga hubungan baik dengan semua orang, ia tahu bahwa Sakura masih menyimpan perasaan marah dan kecewa.
"Neji adalah pahlawan bagi kita semua," kata Sakura pelan, mengisi keheningan. "Aku ingin memberikan penghormatan padanya."
Hinata mengangguk, "Dia selalu berjuang untuk melindungi kita. Aku sangat merindukannya."
Sakura menatap Hinata dengan mata yang berkabut, "Hinata, aku harus mengakui sesuatu. Sulit bagiku untuk melihatmu tanpa merasa cemburu dan marah. Aku tahu ini tidak adil, tapi aku... aku merasa kau telah mengambil Sasuke dariku."
Hinata terkejut mendengar kata-kata itu. Ia tahu perasaan Sakura, tapi mendengarnya langsung dari mulut Sakura terasa sangat berat. "Sakura, aku tidak pernah bermaksud untuk menyakitimu. Sasuke dan aku... itu terjadi begitu saja. Tapi aku sangat menghormati perasaanmu."
"Aku tahu," jawab Sakura, matanya mulai basah. "Aku hanya butuh waktu untuk menerima semuanya. Melihatmu di sini, berdoa untuk Neji, mengingatkan aku bahwa kita semua kehilangan sesuatu atau seseorang yang kita cintai."
Hinata menundukkan kepalanya,Sakura menghela napas panjang dan mengangguk. "Kau benar. Maafkan aku, Hinata. Mungkin aku butuh waktu, tapi aku akan mencoba untuk mengerti."
Hinata sedikit terkejut, namun kemudian tersenyum lembut, "Terima kasih, Sakura. Aku berharap kita bisa memperbaiki hubungan kita dan menjadi teman baik."
Mereka berdua berdiri dalam keheningan, merenungkan kata-kata.
"Baiklah.. Sepertinya aku harus pergi.. " Ujar Sakura yang kemudian pergi.Ada sedikit kelegaan di hati Hinata. Sakura sungguh merupakan wanita yang pengertian dan lembut, meski pun terlihat kasar dan garang.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/133145899-288-k894271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (SLOW UPDATE)
FanficMereka bagai bumi dan langit. Akankah mereka dapat bersatu dalam sebuah ikatan bernama 'Cinta' ? SasuHina fanfiction..