부분 9 [flashback]

56 13 0
                                    

Lima tahun yang lalu, tepat saat Yoongi baru saja terbangun setelah demam tinggi yang membuatnya tidak sadarkan diri selama dua hari. Cahaya matahari yang masuk dari sela-sela tirai membuat matanya sedikit menyipit. Ia merasakan sesuatu yang aneh—selimutnya terlipat rapi, keningnya terasa dingin seperti habis dikompres, dan secangkir teh hangat ada di meja samping ranjangnya.

Dengan alis terangkat, Yoongi berusaha mengingat siapa yang merawatnya, tapi pikirannya kosong. Ketika pintu kamar terbuka, Nyonya Besar Min masuk dengan langkah lembut.

"Eomma, siapa yang merawat ku? Tidak mungkin itu Eomma karena aku ingat dia seorang laki-laki." ucap Yoongi.

"Dia sudah pergi pagi-pagi tadi." Nyonya Min berhenti sejenak, menatap putranya dengan ragu.

"Dia, siapa? Aku tidak ingat namun aku tahu dia seorang laki-laki, Eomma."

“Itu wajar,” ucap ibunya sambil duduk di tepi ranjang. “Kau tidak sadarkan diri hampir sepanjang waktu.”

"Jadi, dia siapa Eomma?" Yoongi menatap ibunya dengan intens.

"Namanya Jimin, dia adalah istrimu." Yoongi terkejut mendengar perkataan ibunya itu.

"Istri? Kapan aku menikah? Aku tidak ingat."

"Kalian menikah beberapa bulan lalu. Pernikahan itu diatur oleh keluarga kita, tapi kami merahasiakannya agar tidak menarik perhatian pihak lain. mengingat kau adalah penerus dunia bawah tanah yang sedang ayah mu kerjakan saat ini."

"Kenapa kalian tidak memberitahukan ini kepadaku?"

“Karena kau masih terlalu muda waktu itu,” jawab ibunya lembut. “Dan Jimin... dia sendiri masih sulit menerima situasinya. Dia tidak tinggal di sini setelah pernikahan kalian, tapi ketika mendengar kau sakit, dia bersikeras datang untuk merawat mu.”

Yoongi menatap ibunya dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasa bingung karena tidak tahu apa-apa tentang pernikahan ini. Namun di sisi lain, ada rasa hangat yang muncul di dadanya saat membayangkan seseorang yang asing tapi ternyata begitu peduli padanya.

"Lalu sekarang dia kemana Eomma? Kenapa dia pergi?"

"Kan sudah Eomma bilang, dia masih belum bisa menerima semua ini. jadi dia pergi ke rumah orangtuanya."

Yoongi tidak menjawab, hanya menatap keluar jendela dengan pikiran yang berkecamuk.

Hari itu, untuk pertama kalinya, Yoongi merasakan kehadiran seseorang yang entah bagaimana terasa begitu jauh namun sekaligus begitu dekat di hatinya.

Saat malam hari setelah makan malam dan mendengar penjelasan ibunya, Yoongi tidak bisa tidur. Pikirannya terus-menerus memikirkan sosok yang bernama Jimin. Meski belum pernah bertemu langsung, ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Bagaimana pria itu? Apakah ia benar-benar senang dengan pernikahan ini, atau justru merasa terpaksa?

Paginya, Yoongi memutuskan untuk meminta bertemu dengan Jimin. Nyonya Min tersenyum kecil melihat putranya yang akhirnya menunjukkan sedikit rasa peduli. Tanpa menunggu lama, ia segera menghubungi keluarga Park dan mengatur pertemuan.

"Eomma, kapan dia bisa datang?" ucap Yoongi ketika sedang sarapan.

"Kau semangat sekali, Yoon." ucap Tuan Min.

"Tentu saja! Appa, aku penasaran apakah dia terlihat manis seperti yang aku bayangkan."

"Lihatlah anakmu itu, astaga. Dia akan datang sore nanti, Yoon." ucap Nyonya Min, Yoongi hanya mengangguk. Ia tak sabar melihat istrinya itu.

Di sisi lain, Jimin yang sedang dalam perjalanan menuju mansion keluarga Min merasa hatinya berdebar. Ia masih mengingat malam sebelumnya, bagaimana ia duduk di samping Yoongi yang tengah sakit. Meski belum pernah ada percakapan berarti di antara mereka, ada sesuatu dari Yoongi yang membuatnya merasa nyaman, bahkan saat pria itu tertidur.

Namun takdir memiliki rencana lain. Di jalan menuju mansion Min, mobil yang ditumpangi Jimin bersama keluarganya melaju di jalanan yang licin akibat hujan deras yang baru saja reda.

"Appa, Hati-hati," ucap Jimin, matanya menatap ke arah jendela dengan perasaan was was. Jalanan tampak gelap, dan mobil-mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghindari derasnya hujan.

"“Kau tenang saja, Jimin-ah,” jawab Tuan Park, meski ada sedikit ketegangan di suaranya.

Hanya dalam hitungan detik, tragedi terjadi. Sebuah truk besar yang melaju dari arah berlawanan tiba-tiba tergelincir dan meluncur ke jalur mereka. Tuan Park berusaha membelokkan kemudi, namun semuanya terjadi terlalu cepat.

Benturan keras mengguncang seluruh mobil, dan dalam sekejap segalanya menjadi gelap.

🐱🐣

Di mansion keluarga Min, Yoongi menunggu di ruang tamu. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore dan Yoongi harus flight malam ini ke Italia. Namun, tak ada tanda-tanda kedatangan Jimin.

Saat itulah telepon rumah berdering. Nyonya Min mengangkatnya, dan wajahnya seketika pucat.

"Yoongi..." Nyonya Min memanggil putranya dengan suara gemetar.

"Ada apa, Eomma?" tanya Yoongi.

"Jimin, dia mengalami kecelakaan dan dia dinyatakan koma," jawab sang ibu.

Dunia Yoongi terasa runtuh saat itu juga. Meski ia belum sepenuhnya mengenal Jimin, ada rasa kehilangan yang begitu kuat menghantam dadanya. Ia ingin sekali pergi ke rumah sakit namun Ayah nya meminta dirinya pergi ke Italia, untuk berlatih menjadi Mafia.

"Kamu tenang saja nak, kami akan mengabarkan kondisi Jimin."

"Tolong yah Appa." Tuan Min mengangguk, lalu mengantarkan putranya itu ke bandara.

Tahun demi tahun berlalu dengan cepat, namun bagi Yoongi, waktu seolah berjalan sangat lambat. Latihan keras, misi rahasia, dan intrik dunia bawah tanah di Italia menjadi rutinitasnya. Tapi meski disibukkan dengan tugas-tugas itu, pikirannya tidak pernah lepas dari Jimin.

Di sisi lain, keluarga Min dan Park menjaga kondisi Jimin dengan hati-hati. Meskipun fisiknya perlahan pulih, ingatannya masih belum sepenuhnya kembali. Baekhyun, ibu Jimin, selalu berhati-hati untuk tidak menyebutkan pernikahan anaknya dengan Yoongi, karena takut hal itu akan membuat Jimin semakin bingung.

Namun, satu hal yang selalu membuat Jimin merasa tenang adalah kalung liontin yang tergantung di lehernya. Kalung itu hadiah dari Yoongi, diberikan diam-diam oleh Nyonya Min sebelum Jimin pergi dari rumah keluarga Min bertahun-tahun yang lalu.

Jimin memutuskan untuk pergi dari rumah nya, ia berniat untuk mencari dirinya yang hilang. Saat dirinya koma, dia sempat dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit. karena sudah satu bulan tak sadarkan diri, tentu saja itu membuat kedua keluarga sedih. Yoongi tahu jika istrinya itu meninggal, buktinya selama satu bulan dia tidak bisa fokus dengan latihannya.

Namun saat Nyonya Park masuk dan memegang tangan Jimin, jarinya bergerak. Suara detak jantung nya yang ada di monitor kembali menyala. Nyonya Min hendak memberitahukan ini kepada Yoongi, namun di cegah oleh suaminya. Setelah Jimin sadar, Jimin dinyatakan hilang ingatan sementara.

"Aku akan pergi mencari pekerjaan saja, siapa tahu sedang ada yang membutuhkan orang." Jimin pun pergi mencari pekerjaan, dan dia bertemu dengan Seokjin dan Jungkook yang ternyata adalah sahabat Jimin di dunia bawah tanah. Mereka berdua tidak memberitahukan keberadaan Jimin kepada Yoongi karena itu adalah suruhan dari ayah Yoongi.

Setelah lima tahun berada di italia, Yoongi kembali pulang ke tempat kelahirannya, Korea. Dirinya di tunjuk untuk langsung terjun ke dunia bawah tanah, Yoongi juga di suruh untuk menjadi CEO di perusahaan Ayah nya. Saat Yoongi pulang, Baekhyun pergi menemui Yoongi dan mengatakan jika Jimin masih hidup. Yoongi tak percaya jika dirinya tidak melihat istrinya itu di depan matanya.


































Tbc✓

dah yah, gw pusing.

-awaa

Mafia? [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang