satu

92.7K 3.5K 90
                                    

ok, skusky kembali dengan cerita baru

cerita lama next time bakal kuselesain, sksksksk

ke sawah nyari bekicot
pake outfit warna janda
yodah gausah banyak bacot
cuss~ langsung baca

•~•

"Sialan!" Kaili mengumpat ketika menyadari jika dirinya hampir kesiangan. Lelaki 20 tahun itu segera beranjak dari ranjang dan berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia bersiap secepat mungkin agar dirinya tidak terlambat karena hari ini, kampusnya akan mengadakan seminar dan pematerinya adalah pemilik universitas itu sendiri. Oleh karenanya, Kaili tidak berhenti mengumpati diri sendiri karena memang tidak biasanya dia akan terlambat seperti ini.

Kaili Longwei, lelaki Asia tulen yang juga seorang yatim piatu. Kedua orangtuanya meninggal karena insiden kebakaran sepuluh tahun silam. Karena keluarga dari pihak ibunya tidak ada yang menginginkan kehadirannya, membuat lelaki yang ketika itu masih berusia sepuluh tahun, berakhir tinggal di panti asuhan. Meskipun begitu, Kaili kecil tidak ambil pusing dengan penolakan yang ia dapatkan. Toh, dirinya juga bahagia ketika tinggal di panti karena para pengurus dan juga anak-anak yang lain begitu merangkul kedatangannya.

Untuk perihal pendidikan, Kaili bekerja part time di sebuah minimarket untuk membiayai sekolahnya selama di senior high school. Kaili juga termasuk murid pintar yang beberapa kali pernah memenangkan perlombaan di bidang akademik. Karena itulah, ketika lulus dirinya mendapatkan beasiswa di Williams University yang masuk dalam jajaran perguruan tinggi top. Beasiswa yang ditawarkan tidak hanya mencakup kebutuhan selama kuliah, melainkan biaya hidupnya juga. Melihat penawaran berlian di depan mata tentu saja Kaili tidak menolaknya.

Dan di sinilah lelaki itu sekarang. Berdiri di depan meja makan untuk mengambil dua lembar roti tawar. Tanpa menambahkan selai, dia menggigit roti itu seraya berlari untuk memakai sepatu dan segera pergi ke kampus. Belum lagi ponselnya sejak tadi bergetar yang Kaili sendiri sudah tahu siapa peneleponnya.

Tentu saja Sophia—satu-satunya teman yang Kaili miliki.

Tanpa menjawab panggilan itu, Kaili berlari menuju lift ketika sudah mengunci pintu apartemennya. Untungnya, jarak kampus dan apartemen ini tidak terlalu jauh. Dalam hati, tanpa henti Kaili berdoa agar pemateri hari ini datang terlambat. Ia berharap jika ban mobil yang dikendarai pemilik universitas itu bocor dan lain sebagainya.

•~•


"KAILI!"

Kaili mengerutkan dahi ketika teriakan Sophia mampu menembus suasana aula yang hari ini luar biasa ramai. Ia menoleh ke kiri dan terlihat seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Tanpa pikir panjang, dia melangkahkan kaki ke sana.

"Astaga, kupikir kau absen seminar hari ini."

Kaili menghela napas dan mendaratkan bokongnya ke kursi di sebelah Sophia. "Aku di sini mengandalkan beasiswa dan bagaimana bisa aku melewatkan seminar mengingat kau pernah bilang jika pemateri hari ini adalah si pemilik universitas." Lelaki itu menatap Sophia dengan raut ngeri ketika menyadari wajah temannya itu yang terlihat berbinar senang.

"Apa confess-mu ke Lloyd mendapat sambutan baik?"

Mendengar nama lelaki pujaannya, mendadak membuat Sophia sedikit melunturkan senyuman. "Ah, aku belum bicara tentang perasaanku ke dia."

"Lalu, apa yang membuatmu sebahagia ini?"

Raut kecut Sophia berubah antusias kembali. Gadis itu lalu merangkul lengan Kaili, sebelum menggoyangkannya dengan perasaan gemas. "Tentu saja karena aku akan melihat Tuan Gabriel."

Crazy Obsession [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang