tiga puluh enam

22.6K 1.8K 136
                                    

tembusin ratusan komen baru up chapter terbaru, xixi













Dan saat yang ditunggu pun tiba di mana Paman Johnny datang tanpa mengabari siapapun, terutama Gabriel. Gabriel yang akan berangkat bekerja sontak mematung di teras ketika melihat pamannya keluar dari taksi, begitupun dengan si supir taksi yang membantu mengeluarkan koper dari dalam bagasi.

Kaili yang juga berdiri teras langsung memasang raut heran saat melihat pria tua asing di halaman mansion. Dia lalu berjalan mendekati Gabriel dan menarik-narik ujung jas dominan itu seraya berbisik, "Itu siapa? Kau mengenalnya?"

Gabriel menoleh dan memaksakan senyuman. "Paman Johnny."

Kaili sontak membulatkan bibir dan saat Paman Johnny berdiri di hadapan mereka, Kaili langsung membungkuk hormat. Ternyata pria tua itu adalah orang yang merawat Gabriel saat kecil.

"Sudah-sudah!" Paman Johnny menggeleng, seolah tidak menyukai sikap Kaili barusan. "Tegakkan kepalamu!"

Kaili langsung menegapkan badannya dan perlahan mundur untuk bersembunyi di balik punggung tegap Gabriel. Jujur, dia merasa agak takut saat melihat Paman Johnny yang wajahnya tampak antagonis.

"Ayo masuk, Paman." Gabriel bergeser yang membuat Kaili ikut bergeser juga—mempersilahkan Paman Johnny untuk masuk terlebih dahulu.

Pria 58 tahun itu lantas berjalan dan ketika melewati Kaili, dia melirik sekilas lalu mengernyitkan kening ketika menyadari sesuatu yang aneh di tubuh lelaki itu. Dan Gabriel yang menyadari raut wajah pamannya sontak menghela napas pelan dan bersiap untuk mengirim pesan pada Abigail bahwa hari ini dirinya absen bekerja.


****



Kaili duduk tegang di sofa, sedangkan Gabriel yang duduk di sebelahnya sejak tadi terus berbincang dengan Paman Johnny—membahas urusan pekerjaan. Dari yang Kaili dengar ternyata perusahaan Gabriel sedang ada masalah. Salah satu dewan direksi sudah menyabotase laporan keuangan untuk kepentingan pribadi. Dominan itu pun terlihat sangat marah ketika menjelaskan fakta ini pada Paman Johnny.

"Jadi?"

Gabriel meletakkan ipad ke meja. "Aku akan mengurusnya sendiri."

"Ini negara hukum, Gab. Kau bisa membiarkan pihak kepolisian mengurus masalah ini."

"Buang-buang waktu. Aku bisa menyelesaikannya kurang dari 24 jam, Paman."

Mendengar itu, Paman Johnny menghela napas pelan. Ia memilih mengalah setelahnya toh perusahaan itu memang milik Gabriel yang diwarisi dari Thomas, ayahnya. Setelah pembicaraan alot ini berakhir, tatapan Paman Johnny beralih pada Kaili yang sejak tadi diam tak bersuara sedikit pun. Perlahan, mata tajam pria tua itu menyorot turun hingga terpaku pada perut Kaili yang lebih menonjol jika dibandingkan di teras tadi.

Gabriel yang sadar arah pandang Paman Johnny memilih untuk mengakui semuanya. Karena menurutnya itu bukan sebuah kesalahan dan dia sangat bahagia dengan bayi yang tengah dikandung Kaili.

"Dia sedang hamil."

Baik Kaili ataupun Paman Johnny tampak terkejut dengan pengakuan tiba-tiba Gabriel barusan. Kaili mengalihkan pandangan menatap Paman Johnny dan tanpa sadar tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin saat menyadari raut wajah pria itu perlahan berubah.

"Apa benar?" tanya Paman Johnny pada Kaili.

Kaili sontak menoleh pada Gabriel dan kembali mencengkeram jas dominan itu. Gabriel hanya tersenyum kecil seraya mengangguk pelan. "Tidak apa-apa."

Crazy Obsession [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang