tujuh belas

27.7K 2K 62
                                    






Katherine Gaspara Jimenéz merupakan anak tunggal dari salah satu penguasa di dunia kriminal. Oleh karena itu, ayahnya menyembunyikan identitasnya cukup rapat agar tidak diendus oleh para musuh. Tahun demi tahun berlalu dan semakin ke sini, semakin terlihat jika wajah Katherine begitu menjiplak wajah ayahnya. Sang ayah yang tahu lantas memaksa Katherine untuk melakukan tindakan operasi plastik tepat ketika usianya menginjak 17 tahun. Alasan utama ayahnya menyuruhnya melakukan hal itu adalah karena keselamatan. Jika tidak, para musuh akan mengendus keanehan di wajah Katherine dan tak butuh waktu lama untuk mereka tahu jika gadis muda itu adalah anak tunggal dari Antonio Jimenéz.

Katherine selama itu hanya bisa diam dan menurut. Ia tidak sampai hati jika menolak keinginan sang ayah yang sudah merawatnya sedari bayi. Ibu Katherine meninggal sesaat setelah melahirkannya karena komplikasi persalinan.

Namun, ketika semakin bertambah dewasa, Katherine mulai memberontak. Tepatnya, ketika ia tidak sengaja mencuri dengar jika dirinya akan dinikahkan dengan salah satu anak dari rekan ayahnya. Katherine yang tidak tahan langsung menyuarakan ketidaksetujuannya yang berakibat sang ayah murka dan tanpa sengaja memukulnya hingga tulang hidungnya retak.

"Mengerikan sekali."

Kaili bergidik di sela mulutnya terus mengunyah puding susu. Hingga, mata sipit itu semakin menyipit ketika menyadari pergerakan manusia di hadapannya.

"Sudut bibir——" Ucapan Gabriel terhenti, begitupun dengan gerakan tangannya yang akan meraih selembar tisu, ketika matanya menangkap lidah Kaili terjulur dan menyapu sudut bibir yang terdapat noda bekas puding. Dominan itu menghela napas dan kembali duduk di sofa.

"Lalu, bagaimana dengan Keenan?"

Helaan napas kembali terdengar dari bibir Gabriel. Dominan itu menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya ke udara. "Bisakah kau jangan memikirkan hal itu. Mereka sudah dewasa dan berhenti mencampuri urusan keduanya."

"Aku tidak ikut campur!" Kaili meletakkan piring berisi puding dengan sentakan cukup kuat. Sorot matanya mulai berubah nyalang. "Katherine meneleponku dan menangis tersedu-sedu. Apa aku harus diam saja?!"

"Kau menganggap Katherine seolah wanita itu seorang pahlawan di hidupmu." Gabriel bangkit dan berjalan mendekati Kaili, lalu menunduk. "Perlu kau ingat jika kedatanganmu ke sini, salah satunya karena bantuan dia." Pria itu berjalan pergi meninggalkan Kaili yang terdiam.

Aku hanya bertanya sedikit dan dia bersikap seperti itu? Kaili membatin seraya menatap punggung Gabriel yang kini menghilang di balik pintu kamar.

•~•


Selesai makan malam, Kaili kembali ke kamar dengan langkah lesu. Sejak sore tadi, ia merasa badannya agak lemas begitupun dengan kondisi emosionalnya yang sering berubah-ubah. Buktinya, hanya dengan melihat seekor ayam panggang membuatnya mati-matian menahan tangis karena tiba-tiba mengingat kesakitan ketika ayam itu hendak disembelih.

Kening Kaili berkerut ketika merasa lidahnya mendadak pahit dan lelaki itu langsung ke kamar mandi untuk meludah serta berkumur. Ia menatap pantulan di cermin dan baru menyadari jika wajahnya sedikit pucat. Hingga, ingatannya tertuju pada kejadian beberapa hari yang lalu di mana Gabriel memakainya tanpa henti. Itu membuatnya langsung menyimpulkan jika ketidaknyamanan yang ia rasakan sekarang akibat kejadian itu.

Setelah mencuci wajah, Kaili kembali ke ranjang dan bersiap untuk tidur lebih awal. Dalam hati, ia berdecak ketika melihat keberadaan Gabriel yang entah sejak kapan sudah berada di atas ranjang dengan laptop di pangkuannya. Kaili memilih abai dan langsung menarik selimut lalu berbaring membelakangi Gabriel.

Crazy Obsession [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang