dua puluh satu

24.8K 2K 57
                                    



Meja makan besar itu terisi begitu banyak makanan dan tampak ramai akibat celotehan Hale yang kadar semangatnya seolah tidak pernah surut. Sejak tadi, pria manis yang tengah hamil itu terus bercerita ini itu dan sang dominan hanya bisa diam mendengarkan, begitu juga dengan yang dilakukan Gabriel.

"Kaili, kau harus mencoba ini!" Baru saja Kaili selesai mengunyah suapan terakhirnya, Hale langsung menyodorkan sebuah daging asap yang dari aromanya tampak sangat menggiurkan. Menciumnya saja membuat Kaili kembali lapar dan mengangguk semangat seraya meraih pisau dan garpu.

Kaili memakan sepotong kecil daging dan mengangguk pelan-seolah begitu menikmati makanannya. "Ini enakk."

Hale lalu menuang minuman di gelas sebelum menyodorkan ke Kaili.

Kedua dominan yang melihat interaksi itu hanya bisa menghela napas. Baik Noah ataupun Gabriel, tidak ada yang membuka suara sedikit pun. Mereka juga belum menyentuh makanan sampai detik ini. Melihat gaya makan Kaili dan Hale, membuat keduanya-terutama Gabriel, tiba-tiba merasa kenyang. Gabriel menatap Kaili yang sedang makan dengan tatapan sedikit ngeri.

"Apa kau tidak pernah memberinya makan?"

Gabriel sontak menoleh pada Noah yang kini mulai memakan makanannya setelah dipelototi Hale.

"Nafsu makannya memang seperti itu," balas Gabriel tak kalah berbisik.

Noah sontak bergidik. "Bahkan mengalahkan Hale-ku yang sedang mengandung." Noah lalu memakan daging panggang yang terlihat menggiurkan. "Lebih baik ajak dia ke poli kandungan, mungkin saja ia hamil. Karena nafsu makannya melebihi manusia normal mirip seperti Hale saat trimester pertama."

Gerakan Gabriel yang akan meraih segelas anggur sontak terhenti. Ia langsung mengalihkan tatapan sepenuhnya pada Noah yang terlihat begitu santai. "Tidak mungkin dia hamil."

"Nothing is impossible."

Baik Hale dan Kaili langsung mengalihkan tatapan ke arah Noah.

"Apa?" Hale bertanya dengan kening mengerut.

Noah mendongak dan tersenyum kecil seraya menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Makanlah!" Noah mengelus rambut Hale sebelum melanjutkan makannya.

Hale pun kembali fokus pada piringnya, begitu juga dengan Kaili. Berbanding terbalik dengan Gabriel yang kini begitu fokus menatap pasangannya yang masih bergulat pada daging asap di piring. Ucapan Noah kembali terngiang yang membuat kepalanya mendadak sakit. Namun, beberapa detik setelahnya pria dominan itu menyeringai kecil.

"Jika benar, itu bagus. Artinya, dia akan terikat selamanya denganku." Gabriel membatin seraya memainkan korek api di bawah meja makan, sebelum bangkit dari kursi.

"Kau ingin ke mana? Kaili belum selesai makan." Hale langsung bertanya ketika berpikir jika Gabriel akan mengajak Kaili pulang.

"Merokok." Gabriel berjalan memutari meja dan berhenti di belakang Kaili. "Habiskan makananmu dan buat ini semakin berisi!" Dominan itu mencubit pelan pipi Kaili yang memang semakin membulat.

Kunyahan Kaili mendadak terhenti dengan posisi pipi menggembung sebelah akibat makanannya yang belum tertelan. Ia menatap Gabriel yang melangkah keluar mansion. Tanpa sadar, bibir plumpy-nya tertarik satu centi.

Ya, hanya 1 cm.

•~•

"Saat Hale mengandung, aku juga mengalami keram kaki." Noah menjawab seraya menghembuskan asap rokok ke udara. Tak lama setelah Gabriel keluar, Noah ikut menyusul.

Crazy Obsession [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang