Karena patah hati, Laluna memutuskan untuk kabur ke Inggris agar bisa melupakan mantan kekasihnya yang telah menikah, Azka Pramudya. Kekecewaannya pada Azka begitu dalam hingga membuat Luna tidak ingin mengenal pria lagi.
Luna akhirnya memutuskan u...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
William menegang seketika, pusat dirinya menegang seolah-olah ingin menyatukan diri dengan perempuan di hadapannya ini. Astaga... apa yang sudah terjadi dengannya?
Sedikit demi sedikit, William mulai menundukkan kepalanya. Lagi-lagi, dia tidak sadar telah melakukan hal itu. Tubuhnya seolah-olah bergerak dengan sendirinya. Semakin dekat, semakin dekat, hingga hampir saja bibir William menyentuh permukaan bibir Luna. Pada saat itu, Luna membuka matanya, membuat William mematung seketika.
Luna membulatkan matanya saat mendapati William yang begitu dekat dengannya. Apa yang terjadi? Apa yang sedang dilakukan pria ini? Apa yang diinginkan oleh pria ini? Tiba-tiba saja, berbagai macam pemikiran buruk menari dalam benak Luna, membuatnya membeku tak bisa menggerakkan tubuhnya karena rasa takut yang berlebihan. Ya Tuhan! Apa yang harus Luna lakukan selanjutnya?
**********************
Bab 13 – Merasa Dejavu
Cukup lama, Luna dan William saling mematung karena keterkejutan masing-masing akibat kedekatan mereka yang amat sangat dekat. Kemudian, William yang lebih dulu bisa mengendalikan dirinya. Dia segera bangkit, dan bersikap seolah-olah tak terjadi apapun diantara mereka, seolah-olah dia tidak ingin melakukan apapun pada diri Luna tadi.
"Makan malam sudah siap. Kutunggu di meja makan," ucapnya sesekali berdehem karena entah kenapa suaranya tiba-tiba saja menjadi serak.
William membalikkan tubuhnya, pergi begitu saja meninggalkan kamar Luna. Sedangkan Luna masih mematung mencerna apa yang baru saja terjadi.
William tadi benar-benar sangat dekat dengannya, bukan? Apa yang akan dilakukan pria itu tadi? kenapa William bersikap seolah-olah tak terjadi apapun diantara mereka? Apa yang diinginkan pria itu?
Luna tidak berhenti bertanya-tanya dalam hati. Dia masih tidak menyangka bahwa dirinya mengalami hal ini. Ada sebuah rasa takut di dalam dirinya, namun di sisi lain, Luna juga merasa penasaran. Sebenarnya, apa yang diinginkan oleh William? Seperti apakah sosok William yang sesungguhnya?
Di lain tempat, William segera melepaskan dua kancing kemeja bagian atasnya. Rasa panas menjalari dirinya. Membuatnya gerah dan ingin melepaskan pakaiannya lalu mengurung diri di dalam kamar mandi. Sungguh gila! Apa yang sudah dia lakukan tadi? apa dia akan mencium Luna? Sialan! Kenapa dia melakukan hal itu?
William juga tak berhenti merutuki dirinya sendiri karena sudah menegang seutuhnya saat ini. Dia menginginkan sebuah pelepasan, dan dia ingin Lunalah yang memuaskannya. Apa yang sudah dia pikirkan? Kenapa bisa dirinya menginginkan Luna hingga seperti ini?
Sungguh gila! Ini benar-benar gila!
*****
Luna dan Wiliam berakhir makan malam bersama dalam keadaan hening dan canggung. Tak ada yang bersuara sejak tadi, hanya suara sendok dan piring yang saling beradu menggema di dalam ruangan. Luna bahkan tak berani untuk sekedar mengangkat wajahnya dan menatap ke arah William. Sedangkan William sendiri, pria itu seolah-olah tak bisa menahan dirinya untuk tak memperhatikan Luna, seolah-olah Luna sudah menjadi pusat perhatiannya tanpa bisa dia abaikan sedetikpun.