"Nau, lo gak kangen gue?"
"Enggak."
"Masa sih? Gue aja kangen lo." Kai menyenggol-nyenggol bahu Naura.
"Kak Kai!"
KAI tertawa setelah melihat Naura yang salah tingkah karenanya. Entahlah, lega rasanya bisa bertemu Naura lagi setelah apa yang sudah Kai lakukan sebelumnya membuat ia sempat berpikir Naura tidak mau bertemu dengannya lagi.
Naura menunduk setelah sadar kalau dirinya sudah memberikan respon baik pada Kai, kemudian tertawa canggung lalu berhenti. Kai pun ikut malu, dengan matanya yang menatap Naura lalu di alihkan ke arah lain dan menatap Naura lagi.
"Kenapa gak bales chat gue?" tanya Kai hati-hati.
Sempat tidak ada jawaban beberapa detik setelahnya, namun akhirnya Naura menjawab, "Ah-aku hp aku gak aktif, jadi gak tau." Ia terkekeh canggung setelah menjawab dengan asal.
"Kakak ngechat ya?"
"Iya, gue selalu nunggu jawaban lo."
Naura diam sekilas lalu membuang napas gusar, "Sorry kak, aku masih--" Perkataannya menggantung karena ragu.
"Gue ngerti. Harusnya gue malu nunjukin muka di hadapan lo setelah apa yang terjadi," ucap Kai akhirnya.
"Tapi gue tetep mau kenal lo. Jadi, jangan menjauh ya?" ujar dan pinta Kai mengharap jawaban baik dari Naura.
Naura hanya mengangguk tanpa menjawab dengan suara membuat Kai bernapas lega.
"Yuk?" ajak Kai.
Merekapun kembali melangkahkan kakinya untuk mencapai ke tempat yang mereka tuju sekarang.
Saat Kai dan Naura sampai di depan UKS. "Aku harus bilang apa ke dokter jaga? Kan gak beneran sakit," tanya Naura sambil mengintip ke dalam UKS yang di tiru oleh Kai.
"Nih." Kai menunjuk luka di betis Naura. "Ayo masuk, gue tau harus ngomong apa," ucap Kai lalu mendorong pelan Naura untuk masuk.
Kai sungguh menjadikan luka Naura sebagai alasan kepada dokter jaga agar gadis itu bisa berdiam diri di UKS. Yang semulanya ia berpikir kalau ini hanya sebuah alasan, namun dipatahkan oleh reaksi dokter yang justru terlihat marah.
"Kenapa baru kesini sekarang?! Sekeliling perbannya membiru semua kamu gak liat?" marah si dokter membuat Kai dan Naura terdiam.
Kai langsung melihat luka tersebut lalu menoleh ke Naura, "Nau, parah ya?" tanya Kai yang memang tidak tahu luka Naura separah apa. Ia berpikir luka Naura hanya sebatas bekas luka di tempat camping yang kembali tergores, di tambah tingkah laku Naura yang sama sekali tidak menunjukkan kalau ia kenapa-kenapa membuat Kai berpikir demikian.
Naura menggeleng pelan sambil menatap takut pertanda ia juga tidak tau.
Dokter tersebut berjalan ke arah brankar, "Sini," panggilnya. Kai langsung memegangi tubuh Naura setelah tau kalau luka Naura bukan luka sepele.
Naura di arahkan untuk duduk di brankar tersebut, Kai pun membantu Naura agar lebih mudah duduk di atasnya sementara dokter jaga menyiapkan beberapa peralatan medisnya.
"Kak, aku aja," ucap Naura saat Kai berusaha melepas sepatu Naura namun Kai dengan cepat menolak tangan Naura dan meletakannya di bahunya agar tidak ikut-ikutan, "Lo diem aja, nanti diomelin dokter mau?" kata Kai menakut-nakuti.
Naura menggeleng sempurna, "Galak banget kak mukanya," bisik Naura dengan mata yang melirik ke dokter tersebut.
"Makanya, sssstttttt," sahut Kai ikut mengecilkan suaranya sembari membuka sepatu Naura. Gadis itu mengangguk menuruti perkataan Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wrong Feeling {GxG}
Fiksi Remaja(on going) "Suka sama kamu, salah ya?" Ini tentang cewek biasa yang jatuh cinta dengan kakak kelasnya yang tomboy. Yang awalnya ia masih bertanya-tanya tentang perasaannya, seiring berjalannya waktu ia pun yakin kalau dirinya telah jatuh cinta. "I...